Berharap Mimpi Buruk

1061 Words
Selena memukul d**a Calvin yang mendorong dirinya masuk ke dalam kamar di rumah mereka. Selena masih mengira kalau semua yang dilihat oleh dirinya siang tadi sebuah mimpi. Tapi melihat kelakuan suaminya sekarang yang begitu kasar pada dirinya. Semuanya bukanlah mimpi tapi sebuah kenyataan yang harus diterima oleh dirinya. Kenyataan pahit membuat hatinya sangat sakit sekali. Suaminya ini begitu mencintai dirinya. Dan bersikap lembut padanya. Kenapa semuanya berubah semenjak kedatangan wanita itu di dalam rumah tangga mereka! Wanita yang mengaku sebagai teman masa kecil Calvin namun ternyata menjadi benalu di dalam rumah tangga Selena dan Calvin. “Mas, coba bilang sama aku kalau semuanya bohong. Kamu nggak bakalan nikah sama dia, ‘kan Mas? Kamu cinta sama aku, Mas! Kamu dulu bilang sama aku, kalau kamu akan setia sama aku sampai maut memisahkan kita berdua,” ucap Selena, masih berharap kalau semua ini hanyalah sebuah candaan belakang saja. Suaminya akan memeluk dirinya lalu berbisik pada dirinya. Kalau kejadian tadi siang itu tidaklah benar dan hanya mau mengerjai Selena. Selena akan senang hati untuk memaafkan suaminya, dan menjauh dari Maya. “Mas! Jawab! Kalau ini cuman candaan yang kamu buat. Kamu nggak mungkin khianatin janji pernikahan kita Mas. Kamu setia sama aku. Kamu udah bilang seperti itu, saat kamu mengajakku menikah dulunya. Kamu bilang nggak akan pernah nyakitin aku, ayo, bilang Mas. Hiks! Kita akan hidup bahagia dengan calon anak kita,” ucap Selena, menarik tangan Calvin dan meletakkan tangan Calvin dia atas perutnya. Calvin menatap datar pada tangannya yang berada di atas perut Selena. Dia dengan cepat menarik tangannya. Matanya bertemu dengan mata Selena yang menatapnya penuh harapan kalau dia akan mengatakan pada wanita itu kalau semua ini hanyalah sebuah candaan. “Ini bukan candaan Selena. Aku akan menikah dengan Maya. Aku tidak perlu persetujuan darimu. Lagian ini hidupku, aku berhak untuk melakukan apa saja. Kau itu hanya istriku, yang tidak berhak untuk mengatur diriku. Ibuku saja sangat setuju dengan keputusanku akan menikah dengan Maya,” ucap Calvin datar. Selena meremas rambutnya kasar dan kembali menangis. “MAS! YANG KAMU PIKIRKAN AKU! CALON ANAK KITA! IBU KAMU ITU WANITA YANG TIDAK MEMIKIRKAN PERASAANKU! DIA WANITA GILA!” teriak Selena dan setelahnya. Plak! Tamparan itu dilayangkan oleh Calvin pada Selena membuat Selena memegang pipinya, dan menatap pada suaminya dengan tatapan penuh terlukanya. Selama ini Calvin tidak pernah menampar dirinya. Sekarang Calvin menamparnya. Dengan apa yang dikatakan oleh dirinya adalah sebuah kebenaran. “Mas, kamu nampar aku hiks? Kamu tampar aku Mas!” Selena memegang tangan Calvin yang menampar dirinya tadi. Calvin menarik tangannya kasar. Tatapan mata Calvin yang dulunya penuh kelembutan dan penuh cinta untuk Selena kini telah berubah. Calvin menatap Selena dengan tatapan tajamnya, dan tidak ada yang namanya cinta di dalam tatapan itu lagi untuk dirinya. “Kamu sudah bilang ibuku gila. Kamu yang gila Selena. Kamu menangis seperti ini, dan menyuruhku untuk mengatakan kalau semuanya hanya candaan. Tidak ada yang namanya candaan. Kamu jangan pernah bilang ibuku wanita gila lagi, atau kamu yang aku masukkan ke rumah sakit jiwa! Kamu akan mendekam di sana. Agar orang-orang mengatakan kamu gila.” Kata Calvin mengancam Selena. Selena memukul dadanya yang sesak, menghapus air matanya kasar. “Mas, aku mengatakan ibu kamu itu gila. Karena wanita mana yang mendukung yang namanya perselingkuhan! Dan menyuruh putranya untuk segera menikahi wanita yang menjadi selingkuhan putranya! Ibu kamu ibu yang tak memiliki hati!” ucap Selena, dia masih membela dirinya sendiri. Ya. Hanya dia yang membela dirinya sendiri, tidak ada yang membela dirinya. Bahkan suaminya terlihat sangat membenci dirinya sekarang. Entah apa yang dikatakan oleh Maya pada suaminya ini. Mas Calvin yang dulu sangat mencintainya, sekarang berubah membenci dirinya dan mau menikah dengan wanita jalang itu. “Jaga ucapan kamu Selena! Ibuku adalah ibu terbaik di dunia ini. Pantas saja Mama dulu tidak merestui aku dengan kamu untuk menikah. Karena Mama sudah melihat bagaimana tabiat buruk kamu. Kamu di rumah ini hanya sampai anak itu lahir! Ketika anak itu sudah lahir dan terbukti itu bukan anakku maka pergi kamu dari rumah ini!” ucap Calvin menunjuk pada perut Selena. Selena memeluk perutnya. “Ini anak kamu. Hanya kamu yang menyentuh aku, Mas. Kamu yang pertama. Kamu tahu semua itu Mas. Kamu lihat dulu saat pertama kali kita melakukannya setelah dua hari pernikahan, kamu lihat darah perawanku bukan? Sekarang kamu meragukan tentang anak ini! DIMANA OTAK KAMU MAS?” tanya Selena berteriak di depan Calvin. Calvin mencengkam rahang Selena. “Berani kamu berteriak di depanku? Aku tidak peduli dengan darah perawan segala macam Selena! Yang jelas kamu itu jalang! Aku masih tidak percaya dengan anak dalam kandungan kamu itu adalah anak aku,” ucap Calvin menempeleng kepala Selena setelahnya. Selena memegang kepalanya. Meluruhkan tubuhnya, dan meremas dadanya yang sangat sakit sekali. “Yang jalang itu Maya. Bukan aku. Aku yang tersakiti di sini! Bagaimana kamu bisa mengatakan kalau aku jalang?!” tanya Selena. Calvin mengeram. “Jangan sampai wajahmu itu menjadi lebam hanya karena aku terus ingin menampar dan memukul dirimu Selena. Jangan pernah kamu bilang Maya itu jalang. Kamu itu yang jalang. Maya adalah wanita baik-baik, aku tidak mau calon istriku dihina oleh kamu.” Kata Calvin. Membuat Selena tertawa mendengarnya. Calon istri katanya. Di sini ada istri sahnya. Apakah dia tidak ingat dua tahun lalu, bagaimana Calvin mengejar Selena, dan meminta Selena untuk menikah dengan pria itu. “Baru calon istri Mas. Dan aku adalah istri sah kamu, yang pernah kamu berikan seribu kata janji untuk membuatku bahagia. Bukan kebahagiaan ternyata yang kamu janjikan Mas, tapi sebuah kesakitan dan pengkhianatan yang aku terima hari ini.” Selena menatap penuh terluka pada Calvin. “Janji itu hanya sebuah ucapan Selena. Kau jangan membahas kata janji-janji yang hanya menjadi masa laluku. Yang menjadi masa depanku sekarang adalah Maya. Masih untung kau belum aku ceraikan, dan masih membiarkanmu di sini untuk membuktikan anak itu sungguh anakku atau bukan.” Ucap Calvin, yang akan berjalan keluar dari dalam kamar, namun kakinya dipegang oleh Selena. “Mas, kamu mau kemana? Kamu mau nemuin wanita jalang itu lagi?” “Minggir! Aku akan mengginap di tempat Maya. Kalau aku masih di sini, maka aku akan pusing mendengar tangisan dari suaramu yang nyaring itu sialan!” ucap Calvin dan menyentak tangan Selena terlepas dari kakinya, lalu benar-benar pergi dari dalam rumah. Selena yang ditinggal sendirian menangis berusaha memejamkan matanya. Berharap semua yang terjadi padanya hari ini hanyalah sebuah mimpi buruk untuk dirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD