"Kenapa kamu tidak cepat tidur? Tidur kamu di sini. Aku tidur di tempat tidur kamu suka-suka aku. Aku hanya mengawasi kamu karena aku tidak mau kamu kabur. Aku rugi ke luar uang 20 miliar untuk kamu," suruh Roger karena dia melihat Gisella hanya mematung berdiri di dekat ranjang tempat tidurnya.
"Baik, kamu itu kenapa aneh?" jawabnya.
"Aneh apa? Pel4cur Kecil kamu diam. Besok kamu harus melayani aku karena seperti biasanya kamu pel4curku jadi harus memuaskan aku." Roger saat itu memejamkan mata dan rasa khawatirnya kalau Gisella akan kabur darinya lenyap ketika wanita itu tidur di samping dirinya.
Roger tidur lebih dulu tapi Gisella belum bisa tidur. Dia memeluk Roger karena dia ingat dulu hanya pria ini yang paling dia cintai tapi sekarang dia hanya sebatas pel4cur baginya.
'Apa aku hanya pel4cur di mata kamu. Aku dulu sangat mencintai kamu Roger dan aku tidak tahu apapun yang menimpa Ibumu. Sakit kamu siksa dan kamu hukum padahal ini bukan salahku tapi kenapa rasa ini masih ada untuk kamu' Gisella memeluk Roger sambil memejamkan matanya agar dia bisa tidur meskipun dia tahu dia tidur dengan pria yang dingin dan kejam tapi dia bisa tidur malam itu.
Mereka tidur sampai terbangun jam 8 pagi, tapi Roger yang membuka kedua matanya lebih dulu. Semalam dia tidur tidak memeluk wanita ini tapi sekarang dia bangun memeluk wanita ini dan mereka tidur berhadapan.
"Kamu masihlah gadis paling cantik dan pintar di kota ini. Andai saja orang tua kamu tak membunuh ibuku pastinya kamu akan aku nikahi." Roger saat itu menyentuh pipi Gisella yang tidur.
Saat itu Gisella sedang mengigau dan menyebut nama Roger.
"Roger, aku cinta kamu. Jangan pergi dariku, kamu ada dimana? Aku mencari kamu selama ini?" Gisella memimpikan dirinya yang dulu dia mencari pria ini selama enam tahun.
"Bangunlah! Kamu mimpi apa heh?" Roger saat ini dia menarik rambut Gisella agar tidak memimpikan dirinya.
"Ah... sakit! Kenapa menarik rambutku?" tanya Gisella yang saat itu dia membuka kedua matanya dan melihat pria yang ada di hadapannya.
"Kamu mandi sekarang, siapkan aku sarapan pagi cepat. Lalu siapkan aku air hangat dan bantu aku mandi. Kalau kamu basah ya nanti mandi lagi saat membantuku mandi," suruhnya.
"Ya, Tuan Muda." Gisella saat ini dia tidak boleh membuat Roger marah dan dia harus menuruti semua keinginan Roger agar dia tidak dicambuk lagi.
Gisella segera turun dari kamarnya dan dia mandi hanya sebentar ganti baju lalu masak. Setelah masaka dia menyiapakan sarapan pagi dan setelah itu dia menyiapkan air hanya untuk Roger mandi. Tentunya dia pergi ke kamar mandi di kamar Roger.
"Apa air hangatku sudah siap?" tanya Roger yang saat itu baru masuk ke kamar mandi.
"Sudah, saya akan pergi ke luar dulu ambilkan handuk Anda," kata Gisella tapi itu hanya alasan handuk sudah ada di gantungan dekat bathu kamar mandi.
"Eistt, tunggu dulu. Kamu itu pel4cur kecilku dan harus memuaskan aku." Roger menarik tangan Gisella dan mendorong wanita ini ke bathup kamar mandi yang berisi air hangat untuk dirinya mandi.
"Apa mau kamu? Aku basah semua?"
"Sayang, layani aku. Kalau kamu tidak mau bercinta di bathup ini, maka aku akan cambuk kamu lagi," ancamnya.
"Apa? Gimana bisa?"
"Bisa, kamu hanya perlu duduk di pahaku dan aku yang akan bergerak." Roger saat itu merobek baju Gisella yang basah lalu segera membuanya ke lantai kamar mandi.
Air di bathup kamar mandi nampak tumpah karena ada dua orang yang tanpa mengenakan sehelai benangpun di dalamnya. Roger menghadapkan wajahnya ke wajah Gisella dan memangku wanita ini di pahanya. Lalu dia segera mencari lubang kenikmatan wanita ini, sesuatu yang tegang di bawah sana sudah langsung memaksa masuk ke milik wanita ini.
"Jangan lakukan di sini. Ah... Ah... Roger hentikan," teriaknya ketika pusaka milik pria ini sudah masuk ke dalam miliknya.
"Pel4cur kecil, aku heran kenapa kamu mengatakan tidak tapi malah desahan kamu semakin keras. Rasakan ini! Aku akan menghancurkan kamu dengan mengotori semua tubuh kamu." Roger terus menggerakkan pinggulnya dan dia mulai mencium sambil meremas dua bukit kembar yang mengantung di tubuh wanita ini.
Lalu beberapa saat kemudian dia sudah mengeluarkan cairan kenikmatan. Setelah itu dia menarik tubuh Gisella agar dia mandi di shower.
"Cepat ke luar dari bathup ini, aku akan mandi sendiri. Kamu mandi di shower dan aku akan menyusul kamu," suruhnya.
"Badanku sangat sakit. Kenapa kamu memperlakukan aku seperti pel4cur mengajak aku bercinta dimana saja? Kenapa kamu seperti ini sekarang?" Gisella saat ini dia ke luar dari bathup kamar mandi dan memunguti bajunya dengan keadaan dirinya masih tanpa sehelai benangpun.
"Aku senang menghancurkan harga diri Tuan Putri yang jatuh miskin. Pergi kamu sekarang! Muak aku! Bisanya hanya menangis." Roger sangat benci dengan wanita lemah.
Gisella saat itu langsung mandidsn dia ke luar dari kamar mandi dengan cara memakai handuk Roger. Setelah itu dia mengambilkan hancur Roger lagi yang ada di lemari karena handuknya dia pakai. Dia masuk ke kamar mandi dan memberikannya pada Roger yang baru saja selesai mandi.
"Ini handuknya?" dia memberikan handuknya pada pria kejam ini.
"Sekarang kamu lebih cocok jadi pel4cur. Tuan Putri yang sombong dulu itu dimana? Kenapa sekarang kamu melayani aku yang dulu anak pembantu kamu?" Roger sengaja menghina Gisella lagi.