"Naka." Lelaki yang disebut namanya itu langsung mendekat dan meraih tangan Pak Joyo untuk diciumnya seperti dulu setiap kali mereka bertemu saat Naka mengunjungi mereka di rumah sederhana yang Naka datangi tadi pagi dan sudah berubah fungsi menjadi sebuah garmen, tempat produksi beraneka kemeja dan celana kerja. Dari para pekerja di rumah produksi dua lantai itulah Naka mendapatkan alamat kediaman baru keluarga Pak Joyo dan Bu Fatma, Naka memang sudah berniat untuk mendatangi mereka tidak peduli larangan yang Hening berikan waktu itu. "Pak, Bu. Apa kabar?" tanya Naka begitu selesai mencium punggung tangan sepasang suami istri itu. "Kami baik, seperti yang kamu lihat," jawab Bu Fatma. "Silakan duduk." Wanita itu menunjuk kursi rotan yang ada di teras samping. "Iya, Bu. Terima kas