OTW

1013 Words
Waktu menunjukkan pukul 07.30 pagi, dimana Lola akan pergi ke kampus dan Evan akan pergi bekerja. Evan memperhatikan Lola yang sedari tadi senyam senyum sendiri tanpa sebab. “La, kamu masih waras kan?” tanya Evan. “Yaelah kak. Emang aku gila apa,” ucap Lola. “Habisnya dari tadi kakak perhatiin kamu senyam senyum sendiri kayak orang aneh. Emang apa sih yang bikin kamu seneng pagi-pagi gini?” tanya Evan. “Aku tuh seneng karena kotak yang aku cari udah ketemu kak dan bonekanya juga masih ada didalamnya. Bagi kakak mungkin boneka kecil itu gak ada nilainya tapi bagiku, itu sangat berharga. Sangking berharganya gak bisa dibeli pakai uang,” ucap Lola. “Iya deh iya. Kalau kamu seneng kakak juga ikut seneng,” ucap Evan. “Makasih ya kak,” ucap Lola. “Terus bonekanya sekarang dimana?” tanya Evan. “Aku simpan di kamar dan gak bakal aku keluarin lagi biar tetep aman di dalam rumah,” ucap Lola. “Nanti kalau kamu udah jadian sama cowok yang ngasih boneka itu ke kamu, jangan lupa kenalin sama kakak ya. Kakak mau lihat apa sih kelebihan dia sampai bikin adik kakak satu-satunya ini tergila-gila sama dia,” ucap Evan. “Tenang aja kak. Nanti kalau aku beneran bakal jadi sama dia, aku kenalin deh sama kakak. Kalau sekarang sih aku masih pedekate sama dia,” ucap Lola. “Jadi kotak yang berisi boneka kecil itu bentuk pedekate dia sama kamu?” tanya Evan. “Gak tahu juga deh kak. Selain boneka, aku juga dikasih gelang ini (menunjukkan gelang di tangan kirinya). Dia bilang kalau dia ngasih ini sebagai bentuk pertemanan bukan pedekate,” ucap Lola. “Lola, Lola, itu artinya sebenarnya dia lagi pedekate sama kamu. Harusnya kamu lebih peka dong,” ucap Evan. “Aku paham kok kak apa maksudnya tapi aku diem aja. Soalnya aku mau jaga image,” ucap Lola. “Huuu.. Gak usah jaim-jaim segala deh hahaha,” ucap Evan. Ketika sedang sarapan, Lola mendapat kabar bahwa dosen yang mengajar di kelasnya hari ini tidak bisa masuk, sehingga kuliah diliburkan. “Halo. Iya, kenapa Va? Bentar lagi aku berangkat ke kampus nih,” ucap Lola pada Vava melalui sambungan telepon. “Gak usah berangkat La. Dosen gak masuk,” ucap Vava pada Lola melalui sambungan telepon. “Kamu serius?” tanya Lola. “Hari ini kan jamnya Pak Bandi tapi dia gak masuk karena ada seminar,” ucap Vava. “Tau dari mana kamu?” tanya Lola. “Masa kamu lupa sih La? Pak Bandi kan tetanggaan sama aku, jadi aku tahu kalau dia gak masuk. Tadi Pak Bandi ngasih tahu aku dan minta aku ngabarin ke temen-temen yang lainnya kalau hari ini kuliah libur dan diganti besok,” ucap Vava. “Besok? Yang bener aja La. Besok kan hari Sabtu dan itu waktu untuk istirahat,” ucap Lola. “Ya mau gimana lagi La, orang Pak Bandi maunya besok. Kalau kamu mau protes silahkan protes sendiri sama beliau,” ucap Vava. “Nggak deh enggak. Pak Bandi kan orangnya kayak gitu mana bisa protes,” ucap Lola kemudian menutup telponnya. Setelah menutup ponselnya, Evan bertanya ada apa dan mengapa itu sampai membuat Lola kesal. “Kenapa La?” tanya Evan pada Lola. Lola berkata, “Hari ini dosen gak masuk kak, jadi kuliah diliburkan deh.”  “Tumben kamu kesel? Biasanya kamu seneng tuh kalau kuliah libur,” ucap Evan. “Gimana aku gak kesel? Masa jadwal kuliah yang seharusnya hari ini diganti besok. Besok kan hari Sabtu kak,” ucap Lola. “Emangnya kenapa kalau hari Sabtu?” tanya Lola. “Aku males banget ah kalau dosen seenaknya ganti jadwal kuliah apalagi kalau jadwalnya diganti Sabtu. Kalau weekend aku pengennya istirahat, liburan, atau jalan ke Mall gitu, bukan malah kuliah. Otakku tuh gak bisa diajak mikir pas hari Sabtu dan Minggu,” ucap Lola. Karena hari ini tidak ada jadwal kuliah, Lola pun ingin pergi ke mess untuk bertemu pramugari yang sudah berhasil menemukan barang yang Lola cari serta mengembalikannya pada Lola tadi malam. Meskipun tadi malam sudah mengucapkan terima kasih, tetapi Lola masih merasa itu tidak cukup. “Hari ini kakak kerja gak?” tanya Lola pada Evan. “Gak ah, males. Lagian di kantor dan restoran kakak juga udah ada yang handle,” ucap Evan. “Kalau gak ke kantor terus kakak mau kemana? Kok rapi amat,” ucap Lola. “Hari ini kakak mau ketemu Sela,” ucap Evan. “Ketemu kak Sela? Kebetulan nih. Aku ikut ya kak,” ucap Lola. “Mau ngapain?” tanya Evan. “Aku mau tanya ke kak Sela, siapa tahu dia kenal sama pramugari yang aku temui tadi malam. Aku mau ketemu dia lagi dan mau ngucapin terima kasih karena dia udah nemuin barang yang aku cari,” ucap Lola. “Tunggu-tunggu, jadi yang nemuin barang kamu itu pramugari?” tanya  Evan. “Ya ampun, aku belum cerita sama kakak ya?” tanya Lola. Evan berkata, “Belum. Kalau kamu udah cerita, kakak gak mungkin nanya kayak gini.” “Tadi malam ada pramugari nyamperin aku kak dan ngasih barang yang aku cari. Belum sempat kita ngobrol, dia udah pergi. Mungkin dia buru-buru mau ke bandara kali ya. Soalnya dia pakai seragam pramugari dan bawa koper,” ucap Lola. “Kok dia bisa tahu ya kalau barang yang dia pegang itu punya kamu?” tanya Evan. Lola berkata, “Mungkin dia lihat aku mondar mandir nyari sesuatu gak ketemu. Jadi pas dia nemuin kotak itu, dia langsung ngasih ke aku karena dia tahu kalau barang yang dia temuin itu punyaku.” “Oh gitu. Ya udah yuk kita berangkat ke messnya si Sela sekarang,” ucap Evan. “Sebelum kita berangkat ke Messnya kak Sela, kita mampir toko kosmetik dulu ya kak. Aku mau beli make up buat pramugari yang aku temui semalam. Ini sebagai bentuk terima kasihku sama dia,” ucap Lola. “Iya,” jawabnya. “Kakak mau beliin kak Sela make up juga gak?” tanya Lola pada Evan. “Gak deh. Kakak mau ngasih bunga aja buat Sela,” ucap Evan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD