Di Mess
Setelah Lola membeli make up dan Evan membeli bunga, keduanya langsung menuju ke mess untuk menjemput Sela. Beberapa saat kemudian, Sela keluar dari mess dengan penampilan menarik. Wajahnya dirias natural tetapi tetap cantik serta rambutnya yang panjang dan diurai.
“Sela mana sih katanya udah siap tapi kok gak keluar-keluar,” ucap Evan.
“Namanya juga cewek kak pasti dandan dulu lah,” ucap Lola.
Akhirnya Sela keluar dari Mess, “Haiii.. Maaf ya udah buat kamu nunggu.”
“Gak apa-apa kok. Aku siap nunggu kamu bahkan sampai seribu tahun pun aku juga mau,” ucap Evan.
“Preeet,” ucap Lola.
Tak menghiraukan sindiran Lola, Evan langsung memberikan bunga yang tadi ia beli “Oh iya. Ini aku bawain bunga buat kamu.”
“Makasih ya.. Kamu tuh kebiasaan deh bawain bunga pas jemput aku,” ucap Sela.
“Kamu suka gak kalau aku bawain bunga?” tanya Evan.
“Suka dong. Tapi kalau kamu gak bawain bunga juga gak apa-apa sih. Aku gak mau ngerepotin kamu,” ucap Lola.
“Syukur deh kalau kamu suka,” ucap Evan.
Lola berdehem untuk memberi kode “Eheeemmm!”
“Ya ampun sampai lupa kalau ada Lola juga. Kamu mau ikut aku sama Evan pergi La?” tanya Sela.
“Gak kok kaksel. Aku cuma nebeng kesini aja soalnya aku mau ketemu temen kakak,” ucap Lola.
“Temenku? Siapa? Monica?” tanya Sela.
“Bukan-bukan tapi temen kakak yang lain. Jadi tadi malam aku lagi nyari barangku yang hilang di sekitar mess ini tapi gak ketemu. Terus dia nemuin barangku dan langsung ngasih ke aku. Nah, maksud dan tujuan kedatanganku kesini adalah aku mau ngasih sesuatu buat dia sebagai tanda terimakasih. Soalnya barangku yang dia temuin itu sangat berharga buat aku kak. Makannya pas ada yang nemuin dan balikin ke aku, aku seneng banget. Dan ku juga mau balas kebaikan dia meskipun gak seberapa sih yang bisa aku berikan,” ucap Lola.
“Tolong panggilin kedalam dong kak dan suruh ketemu aku disini. Soalnya kalau aku yang kedalam kan gak boleh,” imbuhnya.
“Namanya siapa? Kalau misal aku kenal nanti coba aku panggilin,” ucap Sela.
Lola menjawab, “Sebenarnya aku gak tau siapa nama aslinya tapi menurut yang aku lihat dari name text di seragamnya, kalau gak salah namanya Anggun.”
“Anggun siapa La? Beberapa orang yang aku kenal namanya Anggun,” ucap Sela.
Lola mengingat-ingat kembali nama lengkap pramugari yang ia temui tadi malam. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Lola ingat nama lengkap dari pramugari tersebut.
“Anggun siapa ya, coba aku inget-inget lagi. Oh iya aku inget namanya Anggun Anggun Agunan,” ucap Lola.
“Tunggu-tunggu kok kayak ada yang aneh ya sama nama itu,” ucap Sela.
“Aneh kenapa kak?” tanya Lola.
Sela mengambil ponselnya di tas kemudian membuka akun media sosial nama yang disebut itu. Sela menunjukkan foto wanita itu kepada Lola untuk menanyakan apakah benar-benar wanita itu yang dimaksud.
“Yang ini bukan orangnya?” tanya Sela.
“Nah iya bener kak ini dia orangnya. Syukur deh kalau kaksel kenal sama dia kan jadi gak perlu susah-susah nyari dia lagi,” ucap Lola.
“Kamu serius La ini orangnya?” tanya Sela.
“Iya serius dong kak. Meskipun ketemunya cuma sebentar tapi aku masih inget jelas mukanya kok,” ucap Lola.
“Kalau emang bener dia yang kamu cari berarti aku gak bisa bantu manggilin dia,” ucap Sela.
“Lho kok gitu. Emangnya kenapa kak?” tanya Lola.
“Karena dia udah lebih dulu Dipanggil Yang Maha Kuasa,” ucap Sela.
“Jangan bercanda deh kak. Aku serius nih,” ucap Lola.
“Aku juga serius La,” ucap Sela.
“Meninggalnya kapan dan kenapa Sel?” tanya Evan pada Sela.
“Meninggalnya seminggu yang lalu karena kecelakaan tepat di deket lampu jalan itu,” ucap Sela sambil menunjuk ke arah yang dia maksud.
“La, terus siapa yang semalam ngasih barang ke kamu?” tanya Evan.
“Aku juga gak tahu kak. Udah ah aku gak mau mikirin itu nanti malah jadi pikiran buat aku dan bikin aku takut-takut sendiri. Kalau emang orangnya udah gak ada ya udah, semoga tenang di alam sana. Nanti aku hadiahkan Surat Al-Fatihah saja buat dia,” ucap Lola.
“Hayoloh La. Jangan-jangan yang nolongin kamu hantu,” ucap Evan.
“Kak Evan apaan sih. Kakak kan tahu aku orangnya penakut, jangan makin nakutin aku dong. Udah ah pokoknya aku gak mau bahas itu lagi,” ucap Lola.
Karena orang yang dia cari tidak ada, jadi Lola memberikan make up yang dia beli itu kepada Sela “Berhubung orang yang aku cari gak ada jadi ini buat kaksel aja deh.”
“Apa ini La?” tanya Sela menerima sesuatu yang berada di dalam plastik itu.
“Itu make up kak. Tadinya mau aku kasih sama pramugari yang namanya Anggun itu tapi berhubung orangnya gak ada, jadi aku kasih buat kakak aja deh. Terserah mau kakak apain juga yang penting gak mubazir,” ucap Lola.
“Emang gak kamu pakai sendiri?” tanya Sela.
“Gak kak. Make up ku dirumah masih banyak,” ucap Lola.
“Makasih ya La,” ucap Sela.
“Sama-sama kak. Semoga bermanfaat buat kakak,” ucap Lola.
Setelah urusannya disana selesai, Lola pun izin untuk pergi. “Karena urusan aku disini udah kelar, aku izin pergi ya kak.”
“Lho.. Kamu gak ikut aku sama Evan sekalian?” tanya Sela.
“Gak usah kak. Aku gak mau ganggu waktu kakak sama kak Evan. Lagian aku juga mau ke rumah temen aku,” ucap Lola.
“Kamu bisa berangkat ke rumah teman kamu sendiri apa perlu kakak antar?” tanya Evan.
“Aku bisa sendiri kak. Kakak pergi aja sama kak Sela,” ucap Lola.
“Ya udah hati-hati ya. Kalau main ingat waktu ya jangan pulang malem-malem,” ucap Evan.
“Iya-iya kak. Tenang aja palingan nanti sore juga aku udah pulang,” ucap Lola.
Lola pergi ke rumah temannya, sedangkan Evan pergi bersama dengan Sela. Hari ini Evan mengikuti kemana Sela ingin pergi. Ternyata Sela mengajak Evan pergi ke pantai yang sama seperti waktu itu.
Di Pantai
Sebenarnya, Evan tidak terlalu suka ke tempat yang satu ini. Hal ini karena beberapa waktu yang lalu Sela sudah mengajaknya ke pantai. Namun, mungkin karena Sela suka dengan pantai, maka Evan tetap menurutinya.
Sela menggandeng Evan dan mengajaknya duduk di salah satu tempat yang ada disana “Sayang, kita duduk disini aja yuk.”
“Pantai lagi pantai lagi,” ucap Evan.
“Kenapa kamu gak suka ya?” tanya Sela.
“Suka.. suka kok.. Apa yang kamu suka pasti aku suka,” ucap Evan.
“Terus kenapa tadi ngomongnya kayak gitu?” tanya Sela.
“Gak apa-apa aku cuma heran aja kenapa kamu suka banget ke pantai,” ucap Evan.
“Namanya juga suka mana bisa dipertanyakan,” ucap Sela.
Mereka duduk dan membicarakan banyak hal sampai suatu ketika saat Sela mempertanyakan apa alasan Evan mencintainya. Namun, Evan lebih memilih untuk menjawab pertanyaan Sela dengan santai.
“Yanggg, kadang aku mikir deh. Kira-kira apa sih yang bikin kamu suka sama aku? Padahal cewek yang lebih cantik dari aku kan banyak,” ucap Sela.
“Namanya juga suka mana bisa dipertanyakan,” ucap Evan mengikuti nada bicara seperti yang Sela ucapkan tadi.
“Ihhh.. Kok gitu sih jawabannya,” ucap Sela.
“Ya udah deh aku jawab yang jujur ya. Aku suka sama kamu karena aku cinta sama kamu,” ucap Evan.
“Apaan sih yangg, gak jelas banget jawabannya. Jawaban kamu itu bukan alasan tapi penegasan,” ucap Sela.
Evan berkata, “Nah itu kamu tahu. Berarti kamu gak perlu tanya lagi dong alasan aku cinta sama kamu karena ya emang gak ada alasannya. Aku gak punya alasan kenapa aku cinta sama kamu, yang jelas aku bahagia saat bersama kamu.”
“Bohong. Gak mungkin kamu cinta sama aku tanpa alasan. Pasti ada alasannya,” ucap Sela.
“Ya udah deh kalau gitu aku suka sama kamu karena kamu cantik,” ucap Evan.
“Berarti kamu suka sama aku cuma karena fisik doang? Nanti kalau aku jelek kamu bakal ninggalin dong,” ucap Sela.
“Duh.. kok jadi gini sih. Aku cinta sama kamu tanpa alasan tapi kamu gak terima jawabanku. Giliran aku kasih alasan kenapa aku suka sama kamu juga gak kamu terima. Jadi serba salah deh,” ucap Evan.
“Habisnya kamu alasan kamu gak suka sih,” ucap Sela.
“Ya udah aku ganti deh alasannya. Aku suka sama kamu karena kamu baik hati, lemah lembut, dan gak suka marah.” ucap Evan.
“Tuh kan kamu nyindir aku ya?” tanya Sela.
“Nyindir? Nyindir darimana sih?” tanya Evan.
“Tadi kamu bilang aku gak suka marah pasti kamu nyindir aku kan karena sekarang aku lagi marah sama kamu,” ucap Sela.
“Yaa ampun salah lagi aku,” ucap Evan.
“Habisnya jawaban kamu gak ada yang aku suka,” ucap Sela.
“Ya udah sekarang mau kamu apa biar kamu gak marah lagi sama aku?” tanya Evan.
“Pas malam tahun baru kita jalan ya,” ucap Sela.
“Jadi ini alasan sebenarnya dia marah sama aku. Ternyata cuma karena pengen diajak tahun barunan,” batin Evan.
Evan berkata, “Lihat nanti ya. Kalau aku gak sibuk, kita jalan deh.”
“Tuh kan pasti jawabannya itu,” ucap Sela.
“Kalau aku tahun barunan sama Sela, terus Dinda gimana ya? Dinda kan pasti ngajak jalan juga,” batin Evan.
“Bengong aja,” ucap Sela membuyarkan lamunan Evan.
Sela berkata, “Kamu tenang aja. Kalau aku gak sibuk, kita pasti jalan.”
“Sayang, masa pas malam tahun baru kamu masih kerja sih? Luangin waktu buat aku dong. Sekali aja,” ucap Sela.
“Selama ini apa waktu yang aku kasih ke kamu kurang?” tanya Evan.
“Gak kurang tapi gak lebih juga. Aku kan pengen menikmati malam tahun baru sama orang yang aku sayang. Masa kamu gak ngerti juga sih,” ucap Sela.
“Iya aku usahakan ya,” ucap Evan.
“Bener ya? Awas kalau bohong,” ucap Sela.
“Iya sayang. Aku janji tapi kamu jangan ngambek lagi dong,” ucap Evan.
Mendengar itu, Sela tersenyum “Yeay! Akhirnya. Makasih ya sayang. Malam tahun barunan aku nanti jadi gak sepi deh.”