Akhirnya Lola dan Vava sampai juga di mess pukul 23.00 malam. Tanpa berlama-lama lagi, Lola dan Vava langsung menyusuri sekitar depan gerbang mess untuk mencari kotaknya yang hilang. Rupanya aksi mereka diketahui oleh satpam wanita yang biasa berjaga-jaga di mess tersebut.
“Ngapain kalian malam-malam kesini? Kalian mau maling ya!” ucap satpam itu menuduh Lola dan Vava.
“Enak aja, jangan asal nuduh ya mbak. Lihat tuh saya kesini bawa mobil bagus jadi gak mungkinlah saya mau maling. Saya tuh dari keluarga kaya mbak jangan sembarangan kalau ngomong!” ucap Lola.
Vava meminta Lola sabar menghadapi satpam itu “Sabar La, Sabar.”
“Habisnya aku kesel Va. Dari sekian banyak satpam yang aku temui cuma dia nih yang paling ngeselin,” ucap Lola pada Vava.
“Kalau emang gak ada niat buruk terus kenapa malam-malam kesini? Ini udah jam 10 malam ya!” ucap satpam itu.
“Saya kesini mau cari barang saya yang hilang,” ucap Lola.
“Barang apa?” tanya satpam.
“Mbak gak perlu tahu barangnya apa yang jelas tak ternilai harganya,” ucap Lola.
“Ya sudah silahkan saya kalau mau mencari yang penting tidak mengganggu kenyamanan dan keamanan penghuni mess ini,” ucap satpam itu.
Vava dan Lola mencari kotak berisi boneka itu di depan gerbang mess, di selokan, dan beberapa wilayah di sekitar mess. Sayangnya, mereka masih belum menemukannya. Vava sudah sangat mengantuk tetapi Lola tidak mau diajak pulang. Lola masih mau mencari kotak itu sampai ketemu.
“La, pulang yuk. Udah mau jam 12 malem nih,” ucap Vava.
“Kita gak akan pulang sebelum kotak kadoku itu ketemu,” ucap Lola.
“Kita cari besok aja deh La. Sekarang kita pulang dulu aku udah ngantuk banget nih,” ucap Vava.
“Kalau aku bilang enggak ya enggak! Pokoknya kita harus cari kotak itu sampai ketemu,” ucap Lola.
“Emang kenapa sih kalau cari besok?” tanya Vava.
Lola berkata “Semakin lama kita mengundur pencarian kotak itu, semakin besar potensi kotak itu akan hilang dan diambil orang.”
“Lagian siapa juga sih La yang mau ngambil kotak yang isinya cuma boneka kecil kayak gitu? Dijual gak laku, disimpan juga gak berguna,” ucap Vava.
Lola meminta Vava kembali mencari dengan berpencar “Gak usah banyak omong lagi deh. Mendingan kamu bantuin aku supaya apa yang aku cari cepet ketemu. Kamu cari kekanan, aku cari kekiri.”
Vava pun mengikuti instruksi dari Lola. Vava mencari kekanan, sedangkan dia mencari kekiri. Lola menyusuri sepanjang jalan tetapi langkahnya terhenti karena ada yang menimpuknya dengan batu kecil. Kebetulan, Lola duduk tepat dibawah lampu jalan yang begitu terang.
“Aduh! Siapa sih malem-malem iseng nimpuk aku,” ucap Lola kemudian duduk di tepi jalan sambil mengusap belakang kepalanya.
Ketika sedang duduk, Lola melihat ada seorang wanita cantik mengenakan seragam pramugari dan mendorong koper. Wanita itu berjalan ke arahnya dengan tatapan mata kosong dan wajahnya sangat pucat. Namun, Lola merasa ada sesuatu yang tak asing baginya dibawa oleh wanita itu.
Tangan kanan wanita itu mendorong koper, sedangkan tangan kirinya membawa kotak yang Lola cari sedari tadi. Lola tak memikirkan apapun selain melihat barang yang dia cari sudah ditemukan. Ketika wanita itu sudah dekat dengan Lola, ia langsung memberikan kotak itu pada Lola tanpa berbicara sepatah kata apapun.
“Akhirnya yang aku cari ketemu juga,” ucap Lola sambil membuka kotak itu dan ternyata isinya masih utuh. Di dalam kotak tersebut masih ada boneka kecil serta tanda. Itu artinya, kotak berisi boneka kecil itu benar-benar milik Lola.
Setelah mengetahui namanya melalui name text diseragamnya, Lola pun mengucapkan terima kasih pada wanita yang diketahui sebagai pramugari itu.
“Makasih ya Mbak Anggun udah nemuin kotak ini. Aku gak tahu lagi deh kalau sampai kotak ini gak ketemu malam ini juga, mungkin aku gak akan pulang sampai besok. Sekali lagi makasih ya mbak,” ucap Lola dan wanita itu hanya mengangguk, kemudian melanjutkan jalanya.
“Lola!” teriak Vava dari kejauhan kemudian menghampirinya.
“Va, kotak yang aku cari udah ketemu Va! Ya ampun aku seneng banget,” ucap Lola pada Vava.
Lola berkata, “Tadi ada pramugari lewat terus ngasih ini ke aku. Kayaknya dia tahu deh kalau aku emang lagi cari kotak ini. Makannya pas dia lewat, dia langsung ngasih kotak ini sama aku.”
“Terus orangnya mana sekarang?” tanya Vava.
“Udah pergi lah. Mungkin dia mau ke bandara,” ucap Lola.
“Kamu yakin dia beneran orang?” tanya Vava.
“Kamu nih ngomong apa sih Va, jelas dia orang lah. Aku lihat dengan mata kepala aku sendiri kalau dia tuh pramugari. Dia pakai seragam pramugari lengkap, rambutnya disanggul rapi, bawa koper, terus wangi banget. Aku juga masih inget kok namanya,” ucap Lola.
“Kamu kenalan juga sama dia?” tanya Vava.
“Ya enggak sih tapi aku baca name textnya di seragamnya. Jadi aku tahu namanya,” ucap Lola.
Ketika mereka sedang berbicara, Evan datang menghampiri mereka. Evan datang untuk menjemput Lola karena Lola tak kunjung pulang. Lola berjanji akan pulang jam 10 malam tetapi kenyataan jam 12 malam dia belum sampai rumah juga. Oleh sebab itu, Evan langsung menyusul Lola ke mess.
“Katanya nyari barangnya di depan gerbang mess kok malah sampai sini?” tanya Evan pada Lola.
“Nyari di depan mess gak ada, berarti aku harus nyari di tempat lain dong kak. Lagian ini kan juga masih disekitar mess cuma agak jauhan dikit sih,” ucap Lola.
“Kamu inget gak tadi kamu janji pulang jam berapa?” tanya Evan.
“Gimana aku mau pulang jam 10 kalau aku sama Vava aja baru sampai di mess ini jam 10,” ucap Lola.
“Tadi kamu kan berangkat dari rumah jam 8, masa baru sampai mess jam 10. Emang mampir kemana dulu?” tanya Evan.
“Aku nungguin Vava di rumahnya kak. Soalnya Vava gak ada di rumah. Dia bilang 20 menit sampai rumah tapi ternyata 2 jam kemudian baru pulang. Otomatis kita kesini kan jadi jam 10 malam,” ucap Lola.
“Maaf ya kak Evan, tadi aku nganterin Papah Mamah dulu ke bandara. Lagian Lola gak bilang-bilang dulu sih kalau mau ke rumah aku. Kalau dia bilang dari awal kan dia gak bakal nunggu lama,” ucap Vava.
“Udah-udah. Kalian kan perempuan, bahaya kalau malam-malam masih di jalan. Sekarang kita pulang ya,” ucap Evan.
“Va, kamu mau nginep dirumahku atau aku anterin pulang?” tanya Lola.
“Anterin aku pulang aja deh La. Soalnya dirumahku gak ada orang dan sebenarnya orang tuaku nyuruh aku jaga rumah,” ucap Vava.
“Ya udah deh. Berhubung aku bawa mobil sendiri, kak Evan ikuti aku dari belakang ya. Biar aku sama Vava merasa lebih aman,” ucap Lola.
“Iya,” ucap Evan.
Sebelum pulang, Evan memberikan uang sebesar Rp 1 juta pada Vava karena dia sudah membantu menemani Lola dan menemukan barang yang Lola cari.
“Oh ya, Va. Ini buat kamu,” ucap Evan memberikan uang sebesar satu juta rupiah.
“Uang apa ini kak?” tanya Vava.
“Ini uang beneran kok bukan uang palsu,” ucap Evan.
“Kak Evan nih masih suka bercanda aja. Maksud aku kenapa kakak kasih uang ke aku?” tanya Vava.
“Ini uang sebagai bentuk terima kasih aku ke kamu karena kamu udah nemenin Lola dan bantu nemuin barangnya yang hilang,” ucap Evan.
“Gak usah kak. Aku ikhlas kok bantu Lola dan yang nemuin barang nya Lola kan bukan aku,”ucap Vava.
“Va, udah ambil aja ya. Mau kamu yang temuin atau gak ketemuin barang Lola itu gak penting, yang penting kamu ambil uang dari aku. Lumayan kan bisa buat jajan kamu,” ucap Evan.
“Udah ambil aja Va. Kalau dapat rejeki jangan ditolak,” ucap Lola.
Akhirnya Vava menerima uang itu, “Makasih ya kak Evan.”
“Nah gitu dong. Sama-sama ya,” ucap Evan.