Bukan Pacar Kok Cemburu?

1466 Words
Keesokan harinya, Lola berangkat ke kampus seperti biasa. Sebelum pulang, Vava mengajak Lola makan di kantin kampus terlebih dahulu. Vava ingin sekali makan bakso mercon, bakso super pedas yang menjadi menu baru di kantin kampusnya. Sebagai pecinta pedas, Vava ingin menjadi yang pertama mencicipi menu baru di kantin kampusnya itu. “Silahkan mbak. Baksonya,” ucap ibu kantin mengantarkan dua mangkok bakso. “Beuhhh…  Mantap,” ucap Vava. “Bakso mercon level berapa tuh yang kamu makan? Bau cabe nya sampai masuk ke hidung aku,” ucap Lola. “Bakso mercon level 30. Kata bu kantin, ini menu baru bakso super pedas. Sebagai pecinta pedas, aku wajib coba ini. Lihat nih di dalam baksonya ada banyak cabenya,” ucap Vava memperlihatkan bakso yang ia belah. “Banyak amat cabainya. Aku gak bisa bayangin pedesnya kayak apa,” ucap Lola. “Buat aku mah pedesnya biasa aja. Kamu sendiri pesen apa?” tanya Vava. “Aku bakso biasa juga udah cukup. Aku gak suka sama makanan pedes,” ucap Lola. “Kenapa? Enak lho La. Kamu harus coba,” ucap Vava sambil makan baksonya. “Nggak deh Va. Makasih,” ucap Lola. Beberapa saat kemudian, Zen datang menghampiri mereka. Ketika Zen datang, Vava malah sakit perut karena terlalu berlebihan makan bakso pedas tersebut. Vava memang pecinta pedas tetapi perutnya seringkali tidak kuat jika makan-makanan yang terlalu pedas apalagi dalam jumlah banyak. “Wah.. Makan apa nih,” ucap Zen datang sok akrab seolah-olah lupa dengan kejadian kemarin. “Duh..duh.. Perutku sakit. Aku ke toilet dulu ya, ” ucap Vava bergegas ke toilet. “Lho.. Vava.. Jangan tinggalin aku dong,” ucap Lola. Setelah Vava pergi, Zen kemudian duduk disamping Lola. Namun, Lola tampaknya masih marah dengan Zen karena masalah kemarin. Lola kesal dan marah jika harus berbicara dengan Zen. “Jangan temui gue kalau lo cuma minta surat keterangan sakit dari dokter lagi. Gue males banget kalau bahas itu,” ucap Lola. “Siapa juga yang mau bahas itu,” ucap Zen. “Terserah deh. Mau lo bahas itu atau bahas yang lainnya gue gak peduli dan gak mau denger. Mendingan lo pergi sana,” ucap Lola. “Lo masih marah sama gue?” tanya Zen. “Menurut lo?” tanya Lola kesal. “La, gue kan sahabat lo. Masa lo tega sih musuhin gue cuma karena masalah sepele,” ucap Zen. “Udah tahu masalah sepele terus kenapa kemarin lo bikin ribet? Kita sahabatan tapi dulu, sekarang udah enggak. Satu-satunya sahabat gue sekarang cuma Vava,” ucap Lola. “Segitunya banget sih La sama gue. Masa gara-gara itu aja lo sampai memutus persahabatan kita,” ucap Zen. “Gue males berurusan lagi sama orang ribet kayak lo,” ucap Lola. “Sebenarnya kemarin gak akan jadi masalah kalau lo jujur. Coba aja lo terus terang sama gue pasti gak akan jadi masalah,” ucap Zen. “Tuh kan lo bahas itu lagi. Udah mendingan lo pergi sekarang!” ucap Lola. “Jangan emosi gitu dong La. Ya udah iya gue minta maaf. Meskipun kemarin bukan sepenuhnya salah gue tapi gue tetep berbesar hati untuk minta maaf sama lo,” ucap Zen. “Kalau gak ikhlas minta maaf sekalian aja gak usah bilang maaf,” ucap Lola. “Gue nemuin lo baik-baik dan gue juga minta maaf sama lo baik-baik. Lo ngertiin gue dong La,” ucap Zen. Setelah perutnya lega, Vava kembali ke kantin. Vava menemui Lola dan Zen yang tampaknya sedang bertengkar. “Kalian berdua kok masih aja berantem. Aku kira masalah kemarin udah clear,” ucap Vava. “Gimana mau masalah selesai kalau Lolanya aja gak mau maafin gue,” ucap Zen. “Gimana gue bisa maafin lo kalau lo-nya aja minta maaf gak ikhlas,” ucap Lola. “Maafin aja sih La. Bagaimanapun, Zen ini juga sahabat baik kamu. Jangan karena masalah kemarin bikin kamu melupakan semua kebaikan Zen sama kamu. Selama ini kan Zen udah banyak bantuin kamu dan selalu ada buat kamu. Menurutku, dia udah jadi sahabat yang baik buat kamu. Masa kamu tega sih jauhin Zen cuma karena masalah kemarin,” ucap Vava. “Kok kamu malah bela Zen sih Va? Harusnya kamu dukung aku dong,” ucap Lola “Aku gak dukung siapa-siapa La. Aku cuma ngasih saran aja. Jangan rusak persahabatan kamu sama Zen cuma karena masalah sepele,” ucap Vava. Lola pun berpikir kembali dan ternyata memang benar selama ini, Zen sudah baik kepadanya. Akhirnya, Lola pun memaafkan Zen dan menganggap permasalahan kemarin sudah selesai. “Oke. Gue maafin lo,” ucap Lola pada Zen. “Serius? Makasih ya La. Gue seneng banget dengernya,” ucap Zen memeluk Lola tetapi Lola langsung melepaskannya. “Zen, kita cuma balikan jadi sahabat ya. Jadi ekspresi lo jangan berlebihan,” ucap Lola. “Iya gue tahu tapi gak ada salahnya kan kalau gue meluk sahabat gue sendiri,” ucap Zen. “Salah lah. Lo gak boleh meluk gue karena kita belum muhrim,” ucap Lola. “Hahaha Gaya lo La, La. Eh tapi ada benernya juga deng.  Sorry ya tadi gue reflek karena sangking senengnya,” ucap Zen. Tiba-tiba ponsel Lola berbunyi, ternyata itu dari Viko, pria yang ia kenal secara tidak sengaja kemarin. Lola girang bukan main begitu mendengar Viko mengajaknya jalan bahkan Viko mau menjemput Lola. “Halo,” ucap Lola melalui sambungan telepon melalui sambungan telepon. “Halo Lola. Nanti kamu sekarang ada dimana nih?” tanya Viko. “Aku lagi di kampus tapi bentar lagi pulang sih,” ucap Lola. “Nanti kamu ada waktu gak? Aku mau ngajak kamu jalan. Tenang aja aku siap jemput kok,” ucap Viko. “Gak perlu-gak perlu. Aku bisa dateng sendiri. Kamu bilang aja ketemu dimana nanti aku kesana,” ucap Lola. “Ya udah oke. Nanti aku WA ya,” ucap Viko kemudian menutup ponselnya. Lola sangat senang ketika Viko mengajaknya jalan. Ternyata pertemuan kemarin tak berhenti begitu saja, komunikasi mereka tetap berjalan. “Va, kamu tau gak? Viko ngajak aku  jalan. Ya ampun aku seneng banget,” ucap Lola. “Viko cowok yang kemarin itu?” tanya Vava. “Iya cowok cakep yang gak sengaja aku tabrak kemarin,” ucap Lola. “Terus kamu mau diajak jalan?” tanya Vava. “Ya maulah. Siapa coba cewek yang gak mau diajak jalan cowok secakep dia,” ucap Lola. “Viko siapa sih?” tanya Zen. “Bukan urusan lo dan lo gak perlu tahu!” ucap Lola. “Urusan lo, urusan gue juga lah. Gue kan sahabat lo,” ucap Zen. “Cuma sahabat kan gak lebih? Jadi lo gak berhak ikut campur urusan pribadi gue!” ucap Lola. Lola kemudian berkata pada Vava, “Va, aku duluan ya soalnya gue mau ketemuan sama Viko. Kamu pulang aja sama Zen,” ucap Lola. “Gak deh aku pulang sendiri aja daripada harus sama Zen,” ucap Vava. “Ya udah terserah kamu aja. Aku duluan ya,” ucap Lola segera pergi. Sementara itu, Zen bertanya pada Vava mengenai siapa lelaki yang mengajak Lola pergi tersebut. Zen memang bukan pacar Lola tetapi Zen merasa cemburu jika ada laki-laki lain yang dekat dengan Lola. Sepertinya, Zen memang menaruh rasa pada Lola tetapi hanya dipendam dalam hati. “Va, cowok yang mau ketemu sama Lola itu siapa?” tanya Zen. “Namanya Viko. Lola kenal sama Viko gara-gara Lola gak sengaja nabrak mobil Viko kemarin,” ucap Vava. “Baru kenal kemarin kok udah ngajak jalan? Dan Vava kok mau aja sih diajak jalan sama cowok yang baru dia kenal,” ucap Zen. “Namanya juga jatuh cinta pada pandangan pertama. Pasti Lola mau lah kalau diajak jalan sama cowok yang dia suka sekalipun baru kenal,” ucap Vava. “Lola naksir sama cowok itu?” tanya Zen. “Kayaknya sih gitu. Soalnya kemarin dia bilang sendiri kalau dia jatuh cinta pada pandang pertama sama Viko,” ucap Vava. “Emang apa sih kelebihan Viko sampai bisa langsung bikin Lola jatuh cinta?” tanya Zen. “Viki orangnya tinggi, putih, ganteng, dan dewasa. Meskipun umurnya udah 30 tahunan keatas tapi mukanya masih kayak umur 20-an. Cakep banget deh pokoknya,” ucap Vava. “Kenapa sih Lola bisa kenal sama cowok itu,” ucap Zen. “Gara-gara kamu lah,” ucap Vava. “Gara-gara aku? Kok bisa? Aku kan gak kenal sama cowok itu,” ucap Zen. “Gara-gara kamu bikin Lola kesal dan marah, kemarin Lola jadi ugal-ugalan di jalan. Karena naik mobil dengan kecepatan tinggi dan kebetulan lampu merah, otomatis Lola mau gak mau harus berhenti. Pas ngerem mendadak, Lola gak sengaja nabrak mobil Viko yang ada di depannya. Dari situlah ketemulah dia sama si Viko,” ucap Vava. “Jadi secara gak langsung kamu yang jadi penyebab Lola ketemu Viko. Coba aja kemarin kamu gak bikin Lola kesel mungkin Lola gak bakal kenal sama yang namanya Viko,” imbuhnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD