Hari Bersamanya

1329 Words
Hari ini Evan nongkrong bersama kedua sahabatnya, Andre dan Haykal. Mereka sudah bersahabat sejak lama, sehingga Evan juga menjadikan kedua sahabatnya itu sebagai rekan kerja. Andre bekerja sebagai manager di restoran Evan, sedangkan Haykal bekerja sebagai manajer marketing di perusahaan Evan. “Kenapa lo kal?” tanya Evan pada Haykal. “Biasalah si Haykal lagi galau,” jawab Andre. “Galau kenapa lo? Habis diputusin sama cewek lo?” tanya Evan dan Haykal mengangguk. “Yaelah kal-kal diputusin cewek aja galaunya sampai segitunya. Kalau putus ya cari cewek lagi lah,” ucap Evan. “Lo pikir cari cewek gampang? Gue gak setampan dan semapan elo, jadi dapetin ceweknya juga gak secepet elo. Lagian gue juga belum bisa move on dari mantan gue,” ucap Haykal. “Gimana lo mau dapat pacar lagi kalau lo belum move on dari cewek lo? Kalau lo pengen punya pacar lagi ya usaha dong bro! Lo tuh gak usah mikirin soal tampang jaman sekarang masih banyak kok cewek yang gak mandang fisik,” ucap Evan. “Kal, apa yang Evan omongin itu bener. Masih banyak cewek yang gak mandang fisik, buktinya banyak kok cewek-cewek cakep tapi pasangannya biasa aja. Peluang lo masih ada men,” ucap Andre. Haykal berkata pada Evan dan Andre, “Lo berdua ngomong doang mah gampang tapi kenyataannya gak semanis apa yang lo berdua omongin. Kalau cewek gak mandang fisik berarti dia mandang finansial. Kalau lo lihat cewek cantik tapi cowoknya biasa aja, bisa jadi cowok itu kaya raya makannya dia mau.”  “Jangan insecure gitu lah bro. Gak semua cewek kok lihat fisik dan finansial. Lagian menurut kita, lo ganteng kok dan lo juga hidup udah berkecukupan. Gaji lo perbulan udah banyak men masa lo masih ngerasa gak cukup secara finansial. Harusnya lo bersyukur dapat pekerjaan yang baik dan gaji yang besar di perusahaan Evan,” ucap Andre. “Udah-udah daripada lo galau terus. Mending lo happy-happy aja nanti gue sama Andre bakal bantu lo cari pacar,” ucap Evan pada Haykal. “Muka gua gak secakep lo berdua. Gue ngerasa susah buat nyari cewek bahkan sekalinya gue dapat cewek malah ditinggalin,” ucap Haykal. “Haykal emang kebanyakan negative thinking. Belum apa-apa kok udah bilang susah, makannya usaha Kal. Gue sama Evan juga pasti bantu elo kok,” ucap Andre. Ketika sedang mengobrol dengan Haykal dan Andre, Sela menelpon Evan dan mengajak nya jalan. Sela ingin mengajak Evan pergi ke pantai untuk menikmati sunset di hari minggu. “Kal, Ndre. Gue duluan ya,” ucap Evan. “Mau kemana sih Van? Baru juga jam segini. Ntaran aja pulangnya,” ucap Andre. “Gue lagi ada urusan. Ya udah gue duluan ya,” ucap Evan kemudian bergegas untuk pergi. Di Pantai Sebelum pergi ke pantai, Evan menelpon Dinda untuk mengetahui dimana posisinya sekarang. Evan khawatir jika ternyata Dinda ada di pantai, bisa-bisa ia akan bertemu dengannya dan Sela. Oleh sebab itu, Evan ingin memastikan bahwa Dinda tidak pergi ke pantai. Akhirnya, Evan tahu bahwa ternyata Dinda sedang ada di rumah sakit karena ada pasien yang harus ia tangani saat itu juga. Setelah merasa aman, barulah Evan pergi ke pantai bersama Sela. Selama di Pantai, mereka membicarakan banyak hal termasuk saat Sela berada di Bali kemarin. “Aku seneng banget hari ini bisa ke pantai sama kamu,” ucap Sela. “Kalau kamu seneng aku pasti lebih seneng lagi,” ucap Evan sambil tersenyum. “Yanggg (panggilan sayang dari Sela pada Evan), kemarin pas aku ke Bali aku ketemu Lola lho. Sayang banget ya kamu gak ikut sih kalau kamu ikut kan kita pasti bisa liburan bareng,” ucap Sela. “Kemarin  aku lagi banyak kerjaan jadi gak ikut Lola ke Bali. Lagian Lola kan liburan sama temennya aku gak enak kalau ikut,” ucap Evan. “Temen apa sepupu? Waktu itu Lola bilang kalau dia ke Bali sama sepupunya,” ucap Sela. “Aduh.. bikin repot aja jawabnya” batin Evan. “Oh iya-iya. Maksud aku Lola pergi bareng sepupunya tapi udah dianggap kayak temen gitu,” ucap Evan. “Bisa gitu ya. Dimana-mana temen dianggap keluarga kok ini keluarga dianggap temen,” ucap Sela. “Udah-udah gak usah mikirin sesuatu yang gak penting. Mendingan kita nikmatin aja pemandangan indah ini,” ucap Evan mengajak Sela melihat keindahan matahari terbenam. Sela bersandar di bahu Evan sembari memainkan ponselnya. Sela membuka akun i********: Evan dan melihat ada beberapa komentar di postingannya. Karena penasaran, Sela membuka komentar dalam postingan di instagramnya serta mencari tahu siapa orang-orang yang berkomentar itu. Mengetahui ternyata yang berkomentar adalah wanita-wanita cantik, Sela kesal pada Evan. Sela tak suka jika ada wanita yang genit atau cari perhatian pada kekasihnya itu. “Kamu kenapa sih Yanggg? Cemberut aja,” ucap Evan. “Aku kesel sama kamu,” jawabnya. “Kesel sama aku? Emang aku salah apa sama kamu?” tanya Sela. Sela mengarahkan ponselnya pada Evan, “Kamu lihat aja sendiri” “Ada apa sih? Aku rasa gak ada yang aneh,” ucap Evan. “Kamu lihat dong yangg… Banyak cewek-cewek genit dan caper sama kamu,” ucap Sela. “Mereka yang genit kok aku yang jadi sasaran kamu,” ucap Evan. “Aku kesel aja kenapa sih mereka suka komen di postingan kamu,” ucap Sela. “Mereka itu temen-temen aku dan mereka juga gak serius kok komen kayak gitu. Mereka komen juga cuma bercanda aja. Tuh kamu lihat aja aku bales komen mereka juga bercanda kok gak serius,” ucap Evan. “Jadi ini semua temen-temen kamu? Kok temen-temen kamu cantik-cantik sih,” ucap Sela merasa tersaingi. “Yangg.. Mereka cuma temen biasa kok gak lebih. Secantik-cantiknya mereka tetap kamu yang paling cantik dimataku. Pokoknya gak ada yang lebih cantik dari kamu deh,” ucap Evan membujuk Sela agar tidak marah tetapi Sela tetap saja masih kesal. Evan kemudian pergi mencari sesuatu untuk Sela. Evan membeli es krim kemudian diberikan kepada Sela agar dia tidak marah lagi. “Biar kamu gak marah lagi. Nih aku beliin es krim biar hati kamu dingin,” ucap Evan memberikan es krim itu. Tak lagi marah, Sela tersenyum dan mengambil es krim itu “Makasih ya yangg.. Kamu tahu aja apa yang aku mau.” “Sama-sama tapi gak boleh ngambek lagi ya,” ucap Evan dan Sela menganggukkan kepala. Sela hendak meminjam ponsel Evan untuk berfoto tetapi Evan langsung mengambilnya karena takut Sela mengetahui foto-foto Evan bersama Dinda. “Yangg.. pinjem hape dong buat foto,” ucap Sela hendak mengambil ponsel Evan di meja. “Hapeku lowbat,” ucap Evan langsung mengambil ponselnya. “Yahhh.. Padahal aku mau pinjem hape kamu bentar doang kok,” ucap Sela. “Baterai hapeku tinggal 10% jadi gak kuat kalau dibuat foto. Pakai hape kamu aja ya fotonya,” ucap Evan. “Hape kamu kan mahal. Foto pakai hape mahal pasti hasilnya bagus,” ucap Sela. “Sayang… Kamu mau foto pakai hape aja juga tetep cantik kok,” ucap Evan. “Ya udah foto yuk,” ucap Sela mengarahkan kamera ponselnya ke wajahnya dan wajah Evan. “Cisss,” “Bagus juga ya hasilnya,” ucap Sela. “Tuh kan aku bilang apa. Orang cantik kayak kamu mau foto pakai hape apa aja pasti hasilnya tetep cantik dan bagus,” ucap Evan. “Aku upload ke i********: ya. Nanti aku tag deh akun i********: kamu,” ucap Sela. “Ehhh jangan-jangan,” ucap Evan. “Kenapa sih yangg? Aku kan mau orang-orang tahu kalau kita pacaran. Biar temen-temen cewek kamu gak  kegenitan lagi sama kamu,” ucap Sela. “Yangg.. Aku kan udah pernah bilang sama kamu kalau aku mau kita backstreet aja. Menurutku, backstreet adalah cara yang tepat supaya gak ada orang yang ganggu hubungan kita. Kalau kamu masih mau hubungan kita berjalan dengan baik kamu turuti permintaan aku ya,” ucap Evan. “Terus kapan dong aku boleh upload foto sama kamu?” tanya Sela. “Nanti kalau kita udah menikah. Untuk sekarang kamu sabar-sabar dulu ya,” ucap Evan. “Ya udah deh iya,” ucap Sela.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD