Beberapa jam berlalu, mata kuliah yang dilalui Liona telah berakhir. Ia menghela napas dengan kasar karena memang mata kuliah hari ini cukup menguras otaknya. Dia yang merupakan pindahan harus berusaha mengejar apa saja yang tertinggal dan menurutnya itu adalah hal yang sangat memusingkan. Belum lagi kejadian tadi dengan sang ayah, bisa-bisa kepalanya pecah memikirkan semuanya. "Kenapa?" Liona sontak terkejut mendapati Aga tiba-tiba bersuara di sebelahnya. "Bisa nggak sih nggak ngagetin gitu!" "Kenapa sih? Kamu yang terlalu tegang Liona. Rileks dong ...." "Ah iya kali ya. Aku terlalu pusing sama mata kuliahnya Pak Robert," ujar Liona yang masih saja menatap catatannya. "Kalau gitu ayo ke kantin. Kita makan atau minum di sana. Lagi pula mata kuliah berikutnya masih agak lama bukan?"