BAB 42

2180 Words

"Kenapa kamu jadi gugup begini Elia? Bukankah ini yang kamu mau?" tanya Aditya. "Eh, emm, aku ... aku, ngg—nggak gugup sama sekali, kok." "Oh ya?" Seolah mendapatkan lampu hijau dari Aditya, Elia kembali pada obsesinya untuk mendapatkan pria itu seutuhnya. Ia pun menepis segala kegugupannya dan tersenyum pada Aditya. Kembali mengalungkan tangannya ke leher kakak iparnya. "Kalau memang Mas Adit enggak seperti yang aku bicarakan. Seharusnya kita sampai mana sekarang?" tanya Elia yang kini justru mengusap lembut tengkuk pria di atasnya. Adit tersenyum tipis, wajah itu memang mirip dengan mendiang istrinya tapi satu hal yang tidak bisa disamakan. Tingkah laku. Tingkah laku Elia benar-benar memuakkan dirinya. Sepertinya pengaruh bekerja di rumah bordir belum menghilang sepenuhnya. "K

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD