7. Kecelakaan

2080 Words
"Pagi Lucia!" "Pagi! Akhirnya Anda datang juga. Sepertinya Anda sekarang sedang senang. Bagaimana liburan Anda dengan Marife?" "Dari mana kamu tahu itu?" "Saya tahu kalau Anda yang telah menculik Marife, karena Anda tidak rela Marife menikah dengan pria lain." "Kamu memang sekretaris hebat." Lucia pergi dari ruangan Zachary setelah memberikan secangkir kopi padanya. Di luar, Marife telah berada di depan gedung dan para wartawan langsung menyerbunya. Mereka terus mengajukan banyak pertanyaan seputar penculikannya. Ia kewalahan untuk menjawab semua pertanyaan wartawan. "Pak Zachary, saya baru mendapat telepon dari petugas keamanan. Marife telah diserbu oleh para wartawan. Sebaiknya Anda segera ke sana untuk menyelamatkannya dari mereka." Zachary langsung meninggalkan kantornya dan segera menuju ke bawah. Ia keluar dari lift dan segera mendekati Marife. Para wartawan pun akhirnya mendekati Zachary. Ia meraih tangan Marife dan berusaha untuk membawanya pergi dari sana. Para wartawan terus memfoto mereka dan sinar blitznya membuat mata Marife silau. Akhirnya mereka terbebas dari para wartawan dan masuk ke dalam lift. Zachary sibuk memeriksa keadaan Marife. "Sayang, apa mereka menyakitimu?" "Aku tidak apa-apa. Sungguh." Zachary menarik Marife ke dalam dekapannya. Pintu lift terbuka dan ia membawa Marife masuk ke dalam kantor. Penampilannya berantakan. Lucia membantu Marife merapikan diri dan menyiapkan minuman untuknya. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Zachary menyerahkan koran yang kusut pada Marife, kemudian Marife membacanya. Ia tampak sangat terkejut. "Kenapa bisa ada berita seperti ini?" "Aku juga tidak tahu." Zachary mengelus pipi Marife dengan punggung jari tangannya. "Maaf sudah menempatkanmu dalam situasi yang tidak mengenakan ini." Marife meraih tangan Zachary. "Tidak perlu minta maaf padaku. Kamu tidak salah." "Marife, aku akan segera menyelesaikan masalah ini. Aku akan mengakui semuanya pada mereka tentang hubungan kita. Aku akan mengatakan kalau kamu adalah kekasihku dan calon istriku." "Zach." Marife kemudian memeluk Zachary dan lelaki itu membalas pelukan Marife lebih erat lagi. "Kamu sudah bertemu dengan Luca?" "Aku sudah bertemu dengannya?" "Lalu?" "Dia sangat kecewa dan juga sedih. Aku sudah mengatakan semuanya tentang hubungan kita dan aku sudah meminta maaf padanya, tapi...." "Tapi apa?" "Luca berusaha untuk menciumku dengan paksa." Zachary tidak suka mendengarnya. "Apa dia berhasil melakukannya?" Zachary menatap Marife dengan pandangan khawatir. "Tidak. Dia tidak berhasil melakukannya." "Benarkah?" Marife menganggukkan kepalanya. Zachary memeluknya kembali dengan perasaan lega. "Syukurlah." Zachary melepaskan pelukannya dan mendekat pada wajah Marife. Sebuah kecupan ringan mendarat di bibi gadis itu. "Aku harus kembali latihan. Aku sudah bolos selama beberapa hari." "Iya kamu benar. Sebaiknya untuk sementara kita rahasiakan dulu hubungan kita." "Baiklah." Marife meninggalkan kantor Zachary dan pergi ketempat latihan. Di sana ia diserbu oleh berbagai pertanyaan dari orang-orang yang terlibat dalam pementasan Les Miserables. Mereka menanyakan masalah hubungannya dengan Luca dan juga mengenai Zachary. Marife hanya diam tidak menjawab pertanyaan mereka. Ia hanya bilang maaf kepada mereka. Marife berkonsentrasi dalam latihan dan ingin membuat pertunjukannya sukses. Setiap hari ia serius menjalani latihan dan sedikit melupakan gosip-gosip yang beredar mengenai dirinya, Luca, Zachary, dan Marcelina. Gosip-gosip itu juga sedikit lebih mereda dan perlahan-lahan mulai terlupakan. Zachary senang akhirnya gosip mengenai dirinya dan Marife mulai berhenti dan mereka tidak ada lagi yang membicarakan itu lagi. Untuk sementara waktu Marife dan Zachary merasa lebih tenang, tapi ketenangan mereka tidak bertahan lama, karena satu Minggu kemudian Luca mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pembatalan pernikahannya dengan Marife. Para wartawan menjadi ribut. Luca telah membuat berita besar. Meskipun wartawan menanyakan alasannya, Luca tetap diam. Akhirnya mereka mengejar-ngejar Marife lagi dan juga Luca. Zachary dan Marife tidak pernah menyangka sama sekali kalau Luca akan mengadakan konferensi pers dan mengumumkan pembatalan pernikahannya. Akhirnya mereka berdua merasa tenang setelah selama sebulan mereka menjadi pembicaraan banyak orang dan selama itu wartawan terus mengejar mereka berdua. *** Setelah 3 bulan Marife melakukan latihan dengan keras akhirnya pertunjukan Les miserables akan dipentaskan hari ini. Ia dan para pemain lainnya sudah bersiap-siap di belakang panggung. Kursi penonton sudah dipenuhi oleh banyak orang dan ia melihat Zachary dan ayahnya sudah duduk di bangku terbaik.Tidak lama kemudian tirai dibuka. Setelah beberapa adegan akhirnya Marife masuk ke panggung. Aktingnya sebagai Cosette sangat memukau penonton. Suasana di gedung pertunjukan sangat hening. Marife sudah benar-benar membawa penonton dalam suasana tegang pertunjukan. Ketika tirai telah ditutup para penonton masih diam dan salah satu penonton di depan berdiri dan bertepuk tangan dan diikuti oleh penonton lainnya. Marife sudah berhasil membuat para penonton terkagum-kagum. Sekali lagi tirai dibuka para pemain memberi hormat pada para penonton. Marife melihat Zachary tersenyum lembut padanya. Di belakang panggung banyak orang yang memberikan selamat kepadanya. Marife menuju ke ruang ganti dan di sana sudah ada satu buket mawar merah. Wajahnya tersenyum dan mengambil bunga itu. Dicium dan dipeluknya bunga itu. Ia keluar dari ruang ganti dan melihat Zachary datang. Pria itu tersenyum dan mempercepat langkahnya, tapi tiba-tiba kepala Marife merasa pusing dan pandangan di depannya menjadi gelap, lalu terjatuh ke lantai. Semua orang yang berada disekitarnya terkejut. "MARIFEEE." Zachary langsung mendekati Marife dan langsung memeluknya tidak mempedulikan tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia panik dan berusaha menyadarkan Marife, kemudian tanpa sadar Zachary mencium bibir Marife dihadapan semua orang. Orang-orang di sana terkejut dan menatap Zachary dengan terheran-heran, lalu Ia menggendong Marife dan membawanya masuk ke ruang ganti dan membaringkannya di sofa. Zachary berusaha menyadarkan Marife dab akhirnya Marife sadar. "Apa yang terjadi?" "Kamu pingsan. Apa kamu sakit?" "Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja kepalaku pusing dan pandanganku jadi gelap." Zachary menatap Marife dengan wajah khawatir. "Sebaiknya kita pergi ke dokter sekarang." "Tidak perlu. Aku sudah tidak apa-apa." Marife berdiri dan mulai berjalan. Tiba-tiba Marife hampir terjatuh. Zachary menahannya dengan kedua tangannya. Ia memaksa Marife pergi ke rumah sakit. Akhirnya Marife menyetujuinya. Zachary mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan tidak kurang dari setengah jam mereka sudah sampai di rumah sakit. Marife diperiksa dokter dan Zachary menunggu dengan cemas di luar. Dokter keluar dan mengatakan Marife tidak apa-apa hanya kelelahan dan makan tidak teratur. Zachary bernapas dengan lega kemudian menghampiri Marife dan langsung membawanya pulang ke apartemennya. Ia meninggalkan Maya di apartemennya bersama Susan yang sudah dihubungi Zachary untuk cepat pulang. Zachary kembali ke kantornya dan orang-orang mulai berbisik-bisik dan bergosip mengenai kejadian di gedung pertunjukan. *** Keesokan harinya disemua koran dan majalah ada foto Zachary mencium Marife di depan ruang ganti. Berita itu dalam sekejap menjadi berita besar. Zachary membaca koran itu yang berjudul ZACHARY ADHIPRAMANA DAN MARISSA FERNANDA TERLIBAT HUBUNGAN ASMARA. Dengan adanya berita ini mereka mengaitkannya dengan pembatalan pernikahan Marife dan Luca. Mereka menyimpulkan Marife dan Zachary sama-sama selingkuh dari pasangannya masing-masing. Zachary meremas koran itu, membantingnya ke lantai dengan kesal. Ia tidak mengira perbuatannya waktu itu akan menjadi seperti itu. Saat itu nalurinya telah mengambil alih dirinya. Ia dikagetkan oleh suara telepon. "Zach, aku sudah baca koran hari ini. Kamu sudah membuat berita besar. Sekarang semua orang tahu hubunganmu dengan Marife. Sekarang apa yang akan kamu lakukan?" "Aku akan mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan semua ini." "Sebaiknya kamu segera melakukan itu sebelum muncul berita-berita yang tidak benar mengenai kamu dan Marife." "Baik Ayah." Zachary menutup teleponnya dan kepalanya jadi pusing karena masalah berita ini. Ia memanggil Lucia. "Persiapkan konferensi pers untuk besok!" "Baik Pak." Zachary bersandar pada kursinya dan memejamkan matanya. Keesokan harinya, Zachary mengadakan konferensi pers untuk memberitahukan soal hubungan dan pernikahannya dengan Marife. Semua orang yang hadir di sana terkejut dan mulai ribut. Zachary meninggalkan ruangan itu setelah mengumumkan hubungan dan pernikahannya dengan Marife. Para wartawan berdatangan ke apartemen Marife. Baik Marife atau pun Susan tidak bisa keluar. Marcelina yang sedang menonton televisi sangat marah. Dia meremas majalah yang ada di tangannya. Ia juga menerima undangan pernikahan Marife dan Zachary dan merobek-robek undangan itu dan membuangnya ke tempat sampah. "Aku tidak akan pernah membiarkan Marife menikah dengan Zachary. Aku harus segera melakukan sesuatu. Aku tidak bisa mendapatkan Zachary, dia juga tidak akan mendapatkannya." Marcelina mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan kan? Segera laksanakan perintahku." Marcelina menutup ponselnya dan tersenyum licik. *** Marife menjadi perbincangan banyak orang di lokasi syuting setelah Zachary mengumumkan pernikahannya dengannya. Beberapa fans Luca yang tidak bisa menerima idolanya dikhianati oleh Marife mulai memusuhi Marife. Ada yang melemparinya dengan terigu, tomat busuk, dan juga ada yang mencaci makinya. Luca yang melihat perbuatan fansnya segera meminta maaf kepada Marife. Semenjak kejadian itu hubungan Luca dengan Marife agak merenggang. Setelah Marife selesai syuting film, ia pergi menemui Zachary, tapi dalam perjalanan menuju ke sana ada sebuah mobil yang melaju kencang dan akan menabrak Marife. "MARIFEEEE, AAAAWWWAAASSSS DI BELAKANGMU!" Marife menoleh ke belakang dan kaget melihat mobil yang melaju dengan kencang kearahnya. Bruk!! Marife terguling di tanah dan kepalanya membentur tembok tanaman dan keluar darah segar dari kepalanya. Mobil itu langsung melarikan diri. Susan cepat-cepat mendekati Marife untuk memeriksa keadaannya dan orang-orang yang berada sekitar tempat kejadian mulai mendekati Marife. Ia dalam keadaan setengah tidak sadar. "Marife bertahanlah, ambulan akan segera datang." Marife akhirnya jatuh pingsan. "Marife...Marife,"panggil Susan panik. Setelah sampai di rumah sakit, Susan menghubungi Zachary. "Halo Pak Zachary, ini aku, Susan." "Ada apa? Kenapa kamu menangis?" "Sebaiknya Anda segera pergi ke rumah sakit. Marife mengalami kecelakaan." "APAAA?!" Zachary langsung berdiri. Jantungnya seakan berhenti berdetak. "Bagaimana keadaannya?" "Aku tidak tahu. Sekarang dokter sedang memeriksanya." "Baiklah. Aku akan segera pergi ke sana." Zachary jatuh terduduk dengan lemas dan pandangannya kosong. "Pak Zachary, ada apa?" "Oh ternyata kamu." "Aku sudah mengetuk pintu berkali-kali, tapi tidak ada jawaban dari Anda." "Marife mengalami kecelakaan." "Apa?! Tapi bagaimana bisa?" "Aku juga tidak tahu. Tolong suruh orang untuk menyiapkan mobil! Aku akan pergi ke sana." "Baik." Zachary mengambil jasnya dan segera pergi dari kantornya dengan wajah khawatir. *** Zachary melihat susan sedang berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi dan Zachary berlari ke arahnya. "Susan, di mana Marife sekarang? Dan bagaimana keadaannya?" "Marife ada di dalam. Aku belum tahu keadaanya." Zachary melihat ke arah pintu ruang operasi dengan wajah sedih dan pilu. "Marife,"gumamnya lirih. Zachary dan Susan duduk dengan gelisah. Zachary menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya, sedangkan Susan hanya duduk dan sekali-kali melihat pintu ruang operasi berharap pintu itu segera terbuka.Tidak lama kemudian pintu terbuka dan mereka langsung menghampiri dokter. "Bagaimana keadaan Marife?"tanya Zachary. "Luka di kepalanya tidak terlalu parah dan hanya mengalami gegar otak ringan." "Benarkah dia tidak apa-apa?"kata Zachary. "Dia tidak apa-apa dan akan segera sembuh." Susan dan Zachary terlihat senang dan senyuman telah menghiasi wajah mereka berdua dan mereka sekarang bisa bernafas lega. Marife dibawa ke ruang perawatan. Zachary membuka pintu kamar. Di sana Marife sedang berbaring tidak sadarkan diri. Ia duduk di samping tempat tidur, membelai rambut Marife, menggenggam tangannya, dan menciumnya. Zachary meneteskan air matanya dan membasahi tangannya. Ia mengecup bibir Marife dengan lembut dan keluar dari kamar. "Susan, katakan apa yang sebenarnya terjadi?" "Ada mobil yang melaju kencang ke arah Marife sepertinya mobil itu berusaha menabraknya, tapi untung Marife berhasil menghindar meskipun pada akhirnya terbentur tembok dan harus mengalami luka di kepala." "Apa kamu melihat pengemudi mobil itu?" "Sayangnya tidak." "Apa kamu juga melihat nomor mobil itu?" "Maaf. Aku juga tidak melihatnya, tapi mobil itu berwarna merah menyala." "Sudah tidak apa-apa. Aku akan menyuruh orang untuk menyelidiki masalah ini." Zachary menjauh dari Susan dan mengeluarkan ponselnya. "Alba, ini aku. Marife ditabrak orang.Tolong selidiki masalah ini." "Baik Pak Zachary." Zachary menutup ponselnya dan kembali mendekati Susan. "Aku akan kembali ke kantor. Tolong jaga Marife jangan sampai dia sendirian. Sebentar lagi aky akan datang lagi ke sini. Kalau ada apa-apa cepat hubungi aku." "Baik Pak Zachary." *** "APA KATAMU? Kamu gagal membunuh Marife." Marcelina langsung menutup teleponnya dan membantingnya ke lantai. "Marife, kali ini kamu selamat, tapi lain kali kamu tidak akan selamat,"kata Marcelina dengan penuh kemarahan. Berita kecelakaan Marife sudah tersebar luas. Para wartawan segera mendatangi rumah sakit. Ketika Zachary kembali ke rumah sakit para wartawan mencegatnya dan mengajukan berbagai pertanyaan. Ia tidak mempedulikannya. Para wartawan mencoba masuk, tapi para petugas keamanan melarang para wartawan itu masuk. "Susan sebaiknya kamu pulang saja. Biar aku yang menjaga Marife malam ini." "Baik." "Sebaiknya kamu keluar lewat pintu belakang, karena di depan banyak wartawan." Susan mengambil barang-barangnya dan pergi dari kamar. Zachary melepas jasnya dan duduk di samping Marife dan memperhatikannya yang masih belum sadarkan diri. "Cepat sembuh sayang!" Zachary mengecup bibirnya berkali-kali. Marife menggerakkan bola matanya dan perlahan-lahan membuka matanya. "Zach." "Marife, akhirnya kamu sadar juga. Sebentar aku panggil dokter dulu." Dokter memeriksa keadaan Marife dan dokter mengatakan kalau Marife baik-baik saja dan akan segera sembuh. Zachary tersenyum senang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD