Bab 16. Kebebasan atau kepahitan

1165 Words
"Bapak! Bapak mau apa? Lepasin!" Sasya terus mengoceh saat pria yang dihadangnya malah menarik dan membawanya masuk ke dalam mobil. "Bapak! Bapak ini siapa sebenarnya?" Terus mendengar gadis itu mengoceh, Aron menjadi pusing. "Bapak, Bapak! Saya bukan bapakmu!" sentak Aron langsung membuat sasya diam. "Lagipupa ngapain kamu hadang saya tadi. Katamu mau bantu bebasin kakakmu." Mentap tajam kemudian kembali fokus mengemudi, "Ini saya mau ajak kamu bebasin kakakmu. Kalau mau ikut saya, kalau tidak mau yasudah. Saya turunkan kamu di sini!" kata Aron membuat Sasya mengangguk faham. Perjalanan menuju kantor membuat hati Aron ketar-ketir. Pasalnya, ucapan gadis di sampingnya membuat ia tak tenang. "Katamu kakakmu menikah dengan pria kejam yang ada di rumah itu?" tanya Aron memperjelas. Masalahnya, Aron masih ingat betul jika Samudra mengatakan Kyara hanyalah babunya, bukan istrinya. Mendengar pertaanyaan Aron Sasya langsung menoleh, "Benar, Kak!" "Apa kau yakin?" "Tentu saja! Memangnya ada apa?" Aron mencengkram kemudi kuat, kemudian menggeleng kepala untuk menetralisir kemarahannya. Namun, tak lama mobil tiba-tiba mobil berhenti. "Eh, eh kenapa berhenti di sini, Pak?" Sasya melihat mereka berhenti di sebuah rest area. "Saya mau ke kamar mandi dulu!" jawab Aron langsung melenggang pergi. Sedang Sasya membulatkan mulut mengerti, kemudian menjatuhkan punggungnya ke kursi seraya menghembuskan nafas lelah. Tidak tenang karena terus dihantui rasa kasihan pada kakaknya, Sasya memutuskan keluar hanya untuk menghirup udara yang lebih segar. Namun, bukan menghirup udara segar. Sasya malah menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi di depan matanya. "Astaga! Kasian sekali orang yang tertabrak itu." Tapi di detik kemudian Sasya juga melihat kakaknya di sebrang jalan, langsung lari seraya berteriak. "Tunggu, mungkinkah mobil yang ditabrak itu mobil Pak Samudra?" Ikut lari guna mendekat, tapi banyaknya orang yang ingin melihat. Sasya berinisiatif untuk menghadang orang-orang yang hendak mendekat. Namun syukurlah, Pak tua yang Sasya hadang juga membantunya. Menghalangi orang-orang yang hanya kepo tanpa peduli seraya berteriak. "Mobil ambulance! Panggil mobil Ambulaance cepat!" katanya membuat Sasya menatapnya kagum. *** Setelah mengevakuasi Samudra dan menunggu pria itu di rumah sakit, Kyara terus menangis meratapi keadaan suaminya yang terbaring lemah. Dokter mengatakan, Samudra mengalami luka berat di kepalanya. Terlepas dari Samudra yang kasar, selalu menyiksananya dan tidak juga menganggapnya sebagai seorang istri, yang jelas Kyara tidak ingin kehilangan suaminya. Tak lama Lita, Arya dan istrinya datang. Lita mencengkram rambut Kyara kemudian menariknya. "Apa yang kamu lakukan, hah! Dasar pembunuh. Ngga cukup kamu merusak hidup cucuku! Sekarang kamu mau mencoba membunuhnya! Dasar pembunuh! j*****m!" "Oma, Oma! Sabar!" Arya mencoba menghentikan. Tapi Lita yang sudah di kelilingi amarah dan benci semakin menarik rambut Kyara lebih kuat. "Ngga, Oma mau buat pelajaran pada pembunuh ini! Dia sudah menghancurkan keluarga kita, keharmonisan keluarga kita!" Memang benar, semenjak kepergian Indah semuanya menjadi kacau. Samudra lebih sering melamun, kerja gila tak beraturan dan tidak memperdulikan orang-orang rumah lagi. Tapi Kyara bisa apa? Sekali lagi. ini bukanlah keinginannya. Dan kejadian hari inipun Kyara tidak tahu. Jika ia tahu, tidak akan ia meminta samundra mengantarnya ke rest area, akan ia tahan pipisnya sampai mereka tiba di kantor. "Pembunuh! Wanita jahat! Aku tidak akan pernah memaafkanmu!" Kembali menarik rambut Kyara sambil menggoyang-goyangkannya. Tak lama sebuah tangan kekar menahannya. "Oma, lepaskan! Oma salah faham. Ini bukanlah kesalahan Kyara. Rem mobil blong itulah yang membuat Samudra sampai seperti ini," Aron yang baru tiba bersama Sasya mencoba menjelaskan. Memang benar, setelah mengantar Samudra dan memastikan pria itu di tangani. Aron dan Sasya mengusut sopir dan para tersangsa lain untuk pertanggung jawaban. Dan hasilnya sesuai yang Aron ucapkan tadi. kecelakaan itu murni atas kelalaian sopir. Mendengar penjelasan Aron, Lita baru melepaskan cengkraman. "Huh! Dasar pembawa sial!" makinya masih tak mau kalah. Sedang Sasya sudah menitikan air mata. Bukan cinta Kak Kyara dan Pak Samudra yang perlu di selidiki, tapi kepercayaan, belas kasih dan maaf keluarga samudra lah yang perlu di perjuangkan. "Minum dulu, kak!" Sasya mencoba menghiburnya. Namun, Kyara hanya menggeleng. Mata dan seluruh tubuhnya hanya fokus pada Samudra. Benar kata Oma, dia memang pembawa sial. Buktinya, sahabatnya meninggal karenanya. Dan sekarang suaminya harus mengalami kecelakaan juga karenanya. Sementara Aron yang melihat keluarga Samudra pergi mendekati gadis itu dan menggem tangannya. "Kya...." Tidak ada jawaban, gadis dengan tatapam kosong itu hanya menatap Aron sebentar. "Turut berduka cita, ya. Gue harap Sam bisa cepet sembuh." Kyara hanya mengangguk lemah. "Apa lo mau ngeliat ke dalam?" Aron mencoba menghibur, dan benar saja. Suara sendu gadis itu baru saja keluar. "Apa boleh?" "Tentu saja!" Aron membawa Kyara dan Sasya masuk. Tak lupa mereka memakai baju kunjungam sebelum melihatnya. Tepat di atas brangkar, seorang pria yang tadinya selalu gagah kini terbaring lemah dihadapannya. Kyara menangis tersedu-sedu. Tak lupa ia juga cium tangan itu. "Tuan, kumohon bangun!" Aron dan Sasya yang melihat itu malah ikut menangis. Terharu dengan Kyara yang masih menangisi orang yang jelas-jelas telah menyiksanya. Ya, Sasya tahu karena dialah saksi hidup Kyara. Sejak Samudra memblaklist jaringan pekerjaan kakaknya, juga menuntutnya di pengadilan. Sedang Aron, ia tahu sejak tinggal di rumah itu. "Kya...." Aron kembali memanggil. "Maukah kamu ikut dengan saya?" Terdengar lebih dewasa dan formal. Aron mencoba memberi pengertian. Dan benar saja, Kyara manatap Aron tak faham, "Maksudmu?" "Aku tahu kamu bukanlah babu temanku melainkan istrinya," ucap Aron dengan berat. Rasanya sakit sekali jika ada di posisi Kyara. Sedang gadis itu hanya tertunduk. "Saya tidak tega melihat mereka terus menghina dan menyiksamu. Entah apa yang membuat mereka sampai memperlakanmu seperti itu tapi yang jelas perlakuan mereka sudah sangat keterlaluan." Kyara berbalik tidak ingin mendengarkan. Karena itu hanya menambah luka di hatinya. "Maafkan saya, tapi ini memang perlu di luruskan, Kya." Menatap Kyara lekat, "Saya bisa membebaskanmu asal kamu mau ikut dengan saya!" Kyara menatap balik pria itu. "Untuk apa? Menjadikanku babu selanjutnya?" Kyara tersenyum miris. Ya, dia sangat ingat kalau Samudra akan menjualnya kepada temannya. "Kya...." "Tidak, Tuan. Aku sudah menikmati menjadi sosok babuku!" Aron menelan saliva kuat. Entah mengapa, rasanya sakit dan sesak sekali mendengar kata-kata itu. Buru-buru Aron tarik tubuh mungil itu dan memeluknya. "Saya mencintaimu, Kya. Saya tidak ingin melihat mereka terus menyiksamu!" kata Aron membuat Kyara maupun Sasya terkejut. Pria yang baru beberapa hari bertemu dengannya ini mencintainya? Bagaimana bisa? Tapi jujur, Kyara nyaman berada di pelukan ini. Bisakah Kyara menikmatinya sebentar? "Peluklah saya, Kya! Saya tidak akan melepaskanmu dan memperlakukanmu seperti mereka," tutur Aron ketika Kyara tanpa sadar memeluknya lebih erat. Tak lama suara tak asing menggelegar mengisi seluruh ruangan. "APA YANG KALIAN LAKUKAN?" teriaknya membuat ketiga manusia yang ada di dalam terlonjak kaget. Kyara segera melepaskan pelukan, khilaf. "Astagfirullah, Oma?" kata Kyara yang langsung di tutur dengan tamparan keras di pipinya. Aron yang juga kaget tak sempat menghadang. Dan lagi, harus menyaksikan gadis yang dicintainya di perlakukan semena-mena. "Dasar pembunuh!" Hendak kembali menampar tapi segera ditahan oleh Aron. Lita menatap cucu dari sahabatnya itu murka. "APA YANG KAMU LAKUKAN?" teriaknya masih dengan posisi di tahan. Aron bahkan mencengkram tangannya. Kurang ajar! "Mulai saat ini, Kyara akan ikut bersama saya dan tidak akan saya biarkan kalian memperlakukan Kyara dengan semena-mena lagi," ujar Aron seraya menatap sosok gadisnya yang hanya tentunduk itu sendu. "Kan, Kya?" tanya Aron membuat semua orang menatapnya. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD