Penghargaan

2158 Words
Linda dan Han Min turun dari mobil Han Min di Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Han Min turun duluan dari Mobil Camry hitamnya dan berdiri di samping pintu untuk menunggu Linda yang turun kemudian. Mereka berdua disambut oleh perwakilan dari Kementrian hukum dan direktur dari perusahaan yang merek nya berhasil Linda menangkan di pengadilan international,  mereka  dibawa menuju aula tempat acara akan berlangsung. Budi yang memakai seragam lengkap tampak sudah menunggu Han Min di depan pintu aula. Linda yang melihatnya langsung tertunduk , tidak mau menatap Budi secara langsung. Linda pura-pura sibuk dengan handphonenya. Han Min ingin sekali mengenggam tangan Linda untuk memberinya dukungan. Tapi Han Min tahu dia belum pantas melakukan itu karena pasti Linda akan mengerut ketakutan dan kembali merasa tidak nyaman. Han Min belum berhasil menyelidiki apa yang menyebabkan Linda trauma dengan orang-orang berseragam. Han Min tadi menghentikan pertanyaan-pertanyaan menyelidiknya  ketika  dia tahu Linda belum menikah ,  Han Min lupa untuk menayangkan pertanyaan lainnya karena kesenangan. Tidak apa, masih ada kesempatan untuk mengenal Linda lebih jauh sepanjang dia belum menikah. Han Min ada no pribadi Linda, kalau Linda sudah kembali ke Sydney besok. Han Min bisa menghubunginya via w******p chat dan mengajaknya berbincang agar bisa lebih akrab. Han Min sedang  menyusun rencana untuk mendekati Linda dalam otaknya. Linda yang sekarang duduk di kursi pada bagaian  tengah,  terpisah lima kursi dari tempat Han Min dipersilahkan duduk. Budi duduk di belakang Han Min dan menepuk bahu bossnya. “ Boss gimana PDKT nya?” Bisik Budi pelan. Han Min tidak mau menjawabnya. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Mata Han Min sebentar-sebentar melihat ke arah tempat duduk Linda yang tampak tenang sedang mengetik pada handphonenya. Beberapa saat kemudian , Ibu Mentri Hukum  Indonesia hadir bersama dengan Wakil Mentrinya . Han Min tidak mengetahui pasti ceremony  tentang apa hari ini. Karena undangan yang diterimanya dari bossnya tidak menuliskan tentang materi acaranya. Dia hanya membaca bahwa acara di kementrian Hukum dan Ham yang perlu perwakilan dari Kepolisian dengan Pengacara International Linda Wijaya  Smith.  Membaca nama Linda saja sudah membuat Han Min senang. Jadi Han Min tidak peduli lagi dengan materi acara. Linda terlihat berdiri dan berjabat tangan dengan para pejabat Kementrian. Baju blazer merah menyalanya membuat Linda tampak menyolok di antara ibu Mentri yang memakai baju batik dan wakil mentri yang memakai jas hitam. Pembawa acara membuka acara,  lalu selanjutnya Ibu Mentri Hukum dan HAM Repuplik Indonesia memberi kata sambutan dan membuka secara resmi symposium dengan pembicara Linda Wijaya  Smith yang berhasil memenangkan kasus hak merek Indonesia melawan perusahaan Italia dengan kompensasi terbesar sepanjang sejarah. Konsentrasi Han Min tetap pada Linda yang duduk tenang mendengarkan kata demi kata yang diucapkan oleh Ibu Mentri. “ Dengan ini Kami atas nama pemerintah Indonesia memberikan penghargaan yang tertinggi untuk Firma hukum Smith & Associates yang telah berhasil memenangkan gugatan atas merek asli Indonesia yang di claim menjadi milik perusahaan di Italia. Symposium ini kami selenggarakan agar para pelaku usaha dan pemegang merek Indonesia juga seluruh aparat hukum bisa mendapatkan ilmu dari pembicaraan bersama pengacara International Linda Wijaya Smith tentang pengalamannya dalam berperkara di kasus perlindungan kekayaan intelektual. Semoga symposium ini bermanfaat untuk kita semua agar bisa melindungi merek-merek asli Indonesia agar tidak dilanggar dan diclaim oleh negara lain lagi di kemudian hari” Kata terakhir Ibu Mentri membuat Han Min semakin kagum pada Linda yang ternyata merupakan pengacara tangguh dan bisa memenangkan kasus hak merek untuk perusahaan Indonesia dengan kompensasi milyaran dollar . Linda maju ke depan untuk menerima surat penghargaannya dan plakat tanda terima kasih dari perusahaan yang diwakilinya. . Menjabat tangan Ibu Mentri dengan kencang bahkan Linda memeluk Ibu Mentri. Kedua wanita itu tampak sangat senang dengan keberhasilan ini. Keberhasilan Linda memenangkan kasus claim Hak Merek yang biasanya sangat susah dimenangkan apabila lawannya adalah merek-merek luar negri apalagi dari eropah. Karena orang akan selalu beranggapan kalau merek aslinya pasti berasal dari luar negri, padahal itu adalah merek asli Indonesia yang sudah ada dari dulu dan diwariskan turun temurun. Han Min berpikir, Linda pasti akan mengucapkan pidatonya dalam bahasa Inggris dan ternyata Han Min salah.  Linda benar-benar wanita yang tidak bisa diprediksi. Linda memberikan pidatonya dalam Bahasa Indonesia. “ Selamat Siang. Nama saya Linda Wijaya  Smith. Saya adalah pengacara International dari Smith and Associates yang berpusat di Sydney Australia. Law firm  kami  mewakili pemegang merek Indonesia menuntut perusahaan dari Italia  di Pengadilan Arbitrase International tentang Hak Merek yang berhasil kami menangkan dan mendapatkan kompensasi terbesar dalam sejarah gugatan hak merek.  Saya sangat berterimakasih atas sambutan dan penghargaan untuk law firm kami dari pemerintah Indonesia dan tentu saja terimakasih untuk perusahaan yang memberi kepercayaan kepada kami untuk mewakilinya di pengadilan arbitrase internasional. Kemenangan ini adalah kemenangan bagi kita semua. Saya berharap semoga dengan terselenggaranya symposium ini, kita bisa saling berbagi ilmu dan kedepannya lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang bisa mempertahankan hak mereknya apabila di klaim oleh negara lain. ” Linda tampak tersenyum dan tetap menundukkan kepalanya, tidak berani sedikitpun dia angkat untuk menatap hadirin, karena dari kejauhan lewat sudut matanya, Linda melihat ada dua orang polisi yang berjaga di pintu depan aula. Jadi lebih baik dia tidak menatap mereka. Han Min yang melihat Linda menunduk gelisah, berdoa dalam hati, supaya Linda jangan pingsan . Terlihat di panggung Linda menghela nafasnya dan memegang erat mic nya. Dia tampak ragu untuk melanjutkan. Lalu Linda mengangkat kepalanya dan matanya bertemu dengan Han Min yang menatapnya memberi dukungan. Linda menghela nafas kembali lalu melanjutkan “ Sekali lagi terimakasih atas penghargaan dan sambutan yang diberikan kepada kami. Saya sangat senang bisa bertukar pendapat dengan Bapak/ Ibu sekalian dalam symposium ini. Semoga kita bisa saling berbagi pengalaman agar kedepannya bisa lebih baik lagi dalam melindungi kekayaan intelektual di Indonesia”. Han Min sesuai protokoler harus maju dan menjabat tangan Linda dan Ibu Mentri yang berdiri di depan panggung untuk menerima jabatan tangan dari seluruh perwakilan yang di undang.  Ketika giliran Han Min. Linda menjabat tangannya erat, tidak lagi sekilas seperti saat di pesawat dan di kantor imigrasi. Sepertinya dia sudah lebih tenang. Saat sessi foto bersama, bertepatan Han Min berdiri di samping Linda. Budi langsung memfoto bossnya yang tampak gagah berdiri di samping Linda yang sangat menonjol dengan blazer merah menyalanya .   Symposium berjalan lancar selama dua jam. Linda berhasil menjelaskan dengan sangat rinci proses yang terjadi di pengadilan arbitrase Internasional itu. Kalau berbicara masalah hukum, Linda sangat fasih, Hanya kalau dia melihat ada aparat berseragam dia akan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Han Min menyuruh Budi, untuk menutup pintu dan menyuruh aparat berseragam kepolisian itu berdiri di luar selama Linda berbicara di panggung. Dan tidak berdiri di depan pintu. Kedua aparat itu mengerti lalu menghilang berdiri di balik pintu. Dengan mata indahnya,  Linda menberi kode tanda dia  berterima kasih kepada Han Min. Selesai acara symposium, seluruh undangan kemudian dipersilahkan untuk ke ruang makan dan menikmati makanan yang telah disediakan.    Han Min berjalan di belakang Linda dan Ibu Mentri. Dia mendengar Ibu Mentri berbicara pada Linda. “ Bahasa Indonesia anda masih sangat bagus, setelah puluhan tahun tidak kembali ke Indonesia” . “ Iya. Saya sering mengambil kasus pro bono untuk pekerja-pekerja gelap Indonesia yang berada di Sydney, jadi otomatis saya masih memakai bahasa Indonesia ”Kata Linda,  “  Bagus sekali ibu Linda tetap membantu TKI-TKI yang berada di Sydney, padahal ibu sudah pengacara terkenal dan sudah bukan WNI lagi. Terimakasih ya Bu.  Oh ya, Bu Linda , nanti  ada sessi konferensi pers setelah acara makan siang. Apakah Bu Linda bisa ikut?” Tanya Bu Mentri. “ Konferensi pers nya,  apakah tentang materi kasus atau tentang hal apa? Saya tidak bisa menjawab kalau itu menyangkut masalah pribadi saya. Lebih baik ibu saja yang berbicara dan saya akan mendampingi tapi saya tidak akan menjawab pertanyaan para wartawan, karena undangan yang saya terima hanya untuk menjadi pembicara dari symposium ini, tidak untuk konferensi pers”. Kata Linda tegas. Han Min sangat suka dengan ketegasan Linda. Dia pasti sudah memiliki jam terbang yang sangat tinggi sebagai seorang pengacara Internasional. Tidak ada sedikitpun keraguan dalam nada bicaranya meskipun dia berbicara dengan orang  setingkat mentri. “ Baik, Saya saja yang akan menjawab semua pertanyaan dan Ibu Linda hanya mendampingi”Kata Ibu Mentri sambil tersenyum. Konferensi pers diadakan di ruangan lain. Ibu Mentri didampingi Linda dan salah satu petinggi dari perusahaan yang diwakili Linda, duduk di atas panggung. Para wartawan duduk tertib di bawah panggung. Sebenarnya tugas Han Min sudah selesai. Tapi dia ingin mengikuti konferensi pers tersebut dan ingin menunggu sampai acara selesai. Tidak sopan rasanya kalau dia pergi tanpa bertanya kepada Linda dengan siapa dia akan pulang ke hotel karena tadi Linda berangkat bareng Han Min. Akhirnya Han Min berdiri di tepi panggung bersama Budi yang bersunggut-sunggut kesal karena tidak bisa pulang. Ibu Mentri Hukum dan Ham adalah orang yang sangat pintar dan efisien. . Dia menjelaskan dengan rinci acara hari ini. Lalu hanya memberi kesempatan kepada lima orang wartawan untuk bertanya. Dua wartawan dari televisi nasional dan tiga wartawan dari koran nasional. Pertanyaan wartawan lebih kepada proses terjadinya tuntutan dan  itu semuanya di jawab dengan baik oleh ibu Mentri. Linda yang duduk di sampingnya hanya mengangguk. Lalu seorang wartawan dari Televisi Nasional bertanya pada Linda. “ Ibu Linda, saat anda pidato pada upacara penyerahan penghargaan , Anda berbicara bahasa Indonesia dengan sangat lancar. Dan juga dari nama anda sudah terbaca kalau anda adalah orang Indonesia yang pindah kewarganegaraan Australia. Maaf kalau saya lancang. Apakah anda pindah kewarganegaraan karena menikah ? Ibu Mentri menatap Linda. Linda menggelengkan kepalanya tanda dia tidak mau menjawab. “ Maaf pertanyaan ini tidak bisa dijawab karena ini menyangkut hal pribadi dari Ibu Linda” Kata Ibu Mentri langsung mengakhiri sessi konferensi pers ini dan langsung mengajak Linda keluar dari pintu samping tempat Han Min berdiri. Ibu Mentri dan Linda berpisah di pintu samping. Linda mengucapkan terimakasih dan langsung berpaling ke Han Min. “ Bu Linda apakah mau saya antar kembali ke hotel?” Tanya Han Min “ Apakah tidak merepotkan anda?” “ Tidak sama sekali. Ayok ikut saya” Kata Han Min. Di sepanjang perjalanan menuju aula lobby depan tempat mobil Han Min menunggu. Mereka dikejar-kejar wartawan yang tampak tidak puas karena Linda tidak mau menjawab mereka. Salah satu wartawan menyorongkan mic dan hampir mengenai wajah Linda. Han Min langsung menepisnya dan menatap wartawan itu marah. Budi langsung maju ke depan untuk membuka jalan bagi Han Min dan Linda dari kerumunan wartawan yang mengepung mereka. “ Ibu Linda,  mengapa anda memilih menjadi warga negara Australia? Sejak kapan anda pindah kewarganegaraan? Apakah ada kejadian yang menyebabkan anda meninggalkan Indonesia? Apakah anda hanya mementingkan uang dan nama tenar untuk firma hukum anda sehingga anda mengambil kasus ini padahal selama puluhan tahun, anda tidak pernah kembali ke Indonesia sebagai tempat lahir anda”.  Tanya salah satu wartawan dengan suara menggelegar.Lalu dibalas wartawan lain “ Mohon di jawab Bu! Mohon Jawab!” Linda semakin merapatkan badannya ke Han Min. Matanya berputar-putar. Linda meremas erat blazernya seakan ingin mengambil kekuatan dari blazer merahnya. Badan Linda semakin gemetar. Han Min yang menjawab “ Tidak ada wawancara, Maaf”. Lalu satu suara wartawan terdengar sangat dekat ke mereka. Karena wartawan itu memakai mic dan merupakan wartawan televisi yang sedang melakukan siaran langsung atau live report. Linda dan Han Min terpaksa berhenti karena jalan mereka terhalang oleh beberapa  wartawan yang membawa kamera. Budi juga tidak bisa bergerak. “ Ibu Linda mohon izinkan kami wawancara, biar semua jelas. Kalau tidak kami bisa berasumsi kalau ibu Linda adalah pengacara yang hanya mementingkan uang dan ketenaran. Ibu hanya  pengacara yang mengambil kesempatan sebagai orang Indonesia yang pindah ke Australia untuk  mendapatkan kasus ini    agar firma hukum ibu semakin terkenal dan pundi-pundi keuangan ibu semakin tebal karena kompensasinya bermilyar dollar” Wartawan itu bertanya tajam bagai pedang . Han Min melihat mata indah Linda, berkilat marah. Lalu Linda menghela nafas dan menjawab dalam bahasa inggris “ Anda dari televisi apa? Sekretaris saya akan menghubungi anda bila ingin mengadakan wawancara. Harap lebih sopan dalam berkata-kata. Tidak semua yang kelihatan baik di luar sama dengan di dalam. Saya tidak akan menjawab sedikitpun pertanyaan tendensius anda yang menjelek-jelekan saya dan firma hukum saya . Pertanyaan itu tidak perlu saya jawab dan tidak ada urusannya kewarganegaraan saya dengan kasus ini. Pertanyaan  kalian tidak ada sopan santunnya . Sekarang kalian minggir dan memberi saya jalan atau kalian semua akan saya somasi” Kata Linda dengan suara bergetar menahan emosi. Han Min melihat badan Linda gemetarnya semakin menjadi-jadi.  Tangannya kembali meremas ujung blazernya. Seluruh wartawan diam dan segera memberi jalan. Linda kelihatan mulai panik kembali. Budi yang bisa membaca situasi, langsung berlari ke belakang Han Min agar Linda tidak melihatnya. Han Min berdiri tegap di samping Linda.Dan ketika mobil Han Min tepat berada di depan mereka. Linda terkulai lemas lagi dan jatuh ke pelukan Han Min yang sigap menahan tubuhnya. Budi juga dengan sigap membuka pintu belakang mobil . Han Min langsung memopong tubuh Linda dan masuk ke mobilnya “ Segera Jalan Pak!” Perintah Han Min pada supir. Dan Mobil Camry hitam itu segera berlalu meninggalkan semua wartawan yang terpaku kebingungan. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD