Alena membawa Naya ke sebuah cafe yang kebetulan tidak jauh dari Rumah Sakit tempat bapak Naya di rawat.
Di Cafe
Kini mereka bertiga sudah duduk di sebuah tempat yang berada di pojok, dengan sengaja Alena memilih tempat itu supaya lebih leluasa dalam mengobrol.
"Ini bacalah kontrak pernikahan nya!" Alena mengeluarkan Sebuah Dokumen dari tas nya, dan menyodorkan nya kepada Naya.
Naya mengambil nya dan mulai membuka map tersebut. Terdapat kertas dengan tulisan isi perjanjian kontrak di sana.
Naya mulai membaca tiap poin yang ada di dalam perjanjian tersebut.
1. Pihak pertama adalah saya Alena Zaskia dan pihak kedua adalah Naya Kharisma.
2. Pihak kedua akan menikah dengan suami pihak pertama yang bernama Zio Atmaja, dan akan melahirkan anak nya.
Setelah anak nya berusia 2 tahun, maka Naya harus bercerai dengan suami pihak pertama, dan anaknya akan menjadi milik pihak pertama dan suaminya, Zio Atmaja.
3. Selama terikat kontrak pihak kedua harus patuh pada perintah Pihak pertama dan Zio Atmaja.
4.Jika sebelum dua tahun ingin membatalkan Kontrak, maka pihak kedua harus mengganti biaya yang telah dibayarkan pihak pertama sebanyak tiga kali lipat.
5. Sebagai bayaran nya Pihak pertama akan membayarkan seluruh biaya pengobatan ayah pihak kedua sampai sembuh total, ditambah biaya bulanan untuk kebutuhan keluarga pihak kedua selama dua tahun kedepan.
Demikian surat perjanjian ini dibuat tanpa adanya suatu paksaan.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Alena
Pihak ke 1
Naya
Pihak kedua.
Itulah isi perjanjian yang ada di dalam dokumen tersebut.
"Setidaknya ayah bisa mendapatkan pengobatan sampai sembuh, dan selama ayah sakit ada uang masuk untuk kebutuhan ibu. Tak apalah aku sedikit berkorban. " Gumam Naya dalam hatinya.
"Bagaimana? Cepatlah tanda tangani aku harus segera ke bandara sore ini! " Ujar Alena dengan ketus nya, dia sudah gak sabaran.
"Iya baiklah, saya setuju." Jawab Naya, dengan segera dia membubuhkan tanda tangannya di atas materai.
" Bagus. " Alena tersenyum licik. Dengan cepat dia membawa surat perjanjian itu kembali.
" Din, tolong kamu antar dia malam ini untuk bertemu dengan Zio dan juga mertua ku. Soal nya habis dari sini aku akan segera pergi ke bandara, aku harus terbang luar negeri ada projects penting. " Ujar Alena pada Dina.
"Oke, akan aku urus semua nya kamu tenang saja." Jawab Dina dengan senyuman yang terpaksa.
"Huuh, bisa-bisa nya dia membiarkan suaminya menikah lagi demi ego nya." Bisik Dina dalam hatinya.
Sebenarnya dia kurang suka dengan keputusan Alena. Tapi, dia tidak ada hak untuk melarangnya.
Sementara Naya hanya diam saja, namun dalam hatinya berkecamuk perasaan sedih dan bahagia.
Sedih karena masa depannya harus berakhir dalam sebuah pernikahan kontrak, dan bahagia karena sudah tidak khawatir lagi untuk biaya pengobatan Ayah nya.
Alena langsung pergi ke bandara, sementara Dina pulang ke rumah nya. Sedangkan Naya kembali ke rumah sakit.
Di Rumah Sakit
Nayla kakaknya langsung mencecar Naya dengan banyak pertanyaan, padahal Naya baru saja tiba.
Terlebih dia sangat malas membahas tentang pernikahan kontrak ini.
"Gimana, apa yang kamu obrolkan dengan wanita itu? " Tanya Nayla, dengan penasaran. Dia sampai mengguncang lengan Naya.
"Huuuh" Naya menghela nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar.
" Ya begitu, aku tanda tangan surat kontrak untuk pernikahan ku nantinya." Jawab Naya dengan malas.
"Emang isinya apa? " Nayla semakin penasaran.
"Intinya aku nikah kontrak, aku harus hamil dan punya anak. Setelah usia anak ku dua tahun, aku harus cerai dan anak itu akan jadi milik Alena dengan Zio Suami nya." Jawab Naya, dengan tatapan kosong.
Membayangkan pernikahan kontrak hatinya berdenyut nyeri, takut suami kontraknya itu ternyata tidaklah baik.
"Dan bayaran nya? " Tanya Nayla kembali, tanpa memikirkan perasaan Naya.
"Biaya pengobatan ayah sampai sembuh total, dan kompensasi bulanan untuk ibu selama aku masih terikat kontrak." Jawab Naya kesal, karena kakak nya sama sekali tidak memikirkan perasaan nya.
"Wah enak dong, itu artinya kamu akan jadi istri orang kaya. ya, meski sebentar sih. " Ujar Nayla antusias namun demikian sedikit mengejek.
Naya menghela nafas kesal mendengar perkataan dari kakaknya itu.
"Kamu harus memanfaatkan waktu itu sebaik-baiknya, kamu porotin aja tuh suami kontrak kamu biar saat kontrak habis kamu jadi orang kaya. " Ujar Nayla antusias.
"Kak, tega ya bilang begitu. Kenapa tadi bukan kakak aja yang maju! Kenapa harus aku! " Pekik Naya, marah mendengar perkataan Kakak nya.
"Kalau aku tahu setajir itu, pasti aku yang maju! " Jawab Nayla enteng, tak kalah lantangnya.
"Kalau begitu kakak hubungi saja Alena, dan bilang kalau kakak mau menggantikan aku! " Ujar Naya, sambil menyodorkan ponselnya.
" Oke, aku mau! " Jawab Nayla, bibirnya tersenyum licik.
Tut Tut
Nayla mulai menghubungi ponsel Alena, tanpa menunggu lama Alena langsung menerima panggilan tersebut.
" Halo, Naya ada apa lagi? " Alena, dengan ketus nya.
"Saya Nayla, kakak nya Naya." Nayla berkata dengan lembut.
"Oh ya, yang tadi di RS itu ya? Ada perlu apa? " Jawab Alena sedikit ketus.
"Begini, adik saya Naya kan masih kecil bagaimana kalau saya yang menggantikan untuk kontrak pernikahan itu, saya kan udah dewasa usia saya sudah 25 tahun. " Nayla berkata dengan senyuman tersungging di bibirnya.
"Maaf, kontrak sudah di buat gak bisa diganggu gugat! Lagian saya sudah sreg pada Naya, maaf saya sibuk! " Alena, dengan cepat menutup ponselnya.
Tut Tut
"Dasar b******k! " Nayla mendengus kesal.
"Ada apa, kak? " Tanya Naya, heran melihat kakak nya begitu marah.
"Dia nolak aku, dasar sombong. Aku tahu dia begitu karena takut suami nya jatuh cinta padaku, sementara padamu tidak mungkin, karena lihat saja kamu itu kaya anak kampung. " Jawab Nayla, sambil berlalu pergi setelah mengembalikan ponsel Naya.
"Anak kampung? Biarlah, terserah kau saja kak, yang penting kamu bahagia! " Naya dengan setengah berteriak karena kesal mendengar perkataan Kakaknya itu.
Sementara ibu nya, sedang menunggu di ruang tunggu operasi karena ayah mereka sudah mulai menjalani operasi nya.
Di Bandara
Tampak Zio mengantarkan Alena ke bandara.
"Sayang aku sudah menemukan calon istri untuk mu, nanti malam Dina akan mengenalkan nya padamu dan orang tuamu. " Alena bergelayut manja di lengan Zio.
" Baiklah, aku akan menerima pilihan mu itu. Tapi, apa kamu yakin membiarkan ku menikah lagi. " Zio menatap intens kepada Alena ingin mencari jawaban.
"Aku yakin sayang. Karena aku pun yakin cintamu hanya untuk ku, dia hanyalah istri kontrak mu saja. " Jawab Alena manja.
"Tentu saja sayang. " Zio mengecup kening Alena sekilas.
Alena pun akhirnya pergi naik pesawat, meninggalkan Zio di bandara. Setelah pesawat berangkat, Zio pulang untuk memberitahukan kepada orang tuanya bahwa Alena sudah mendapatkan wanita yang akan melahirkan anak untuknya.