31

1750 Words
Kiara masih bersama dengan Dilan yang mana mereka ada di perjalanan menuju ke Caffe yang di inginkan oleh Kiara itu. Dilan sedari tadi tak berhenti tersenyum karena ini seperti quality time bagi dirinya dengan Kiara. Namun di sisi lain ia juga sedih karena ia memikirkan Agam. Ia berharap Aruna masih menyimpan rasa simpati ke Agam, karena ia tahu bahwa sebenarnya Aruna pun sangat amat masih mencintai Agam juga. "Dilan, kok diam aja? Why? Ga ada masalah kan?" Tanya Kiara itu. Kiara sejujurnya sedari tadi memikirkan tentang hal itu terus menerus. Ya, Kiara memikirkan apakah semuanya baik-baik saja saat ini? Karena ia merasa bahwa sedari tadi Dilan seperti sedikit resah juga. "Enggak ada kok Ra, santai aja ya princess." Ujar Dilan kepada Kiara. Kiara sendiri mengangguk meskipun sebenarnya Kiara memikirkan kemungkinan buruk yang ada. Apalagi juga sedari tadi Kiara disana hanya bersama Dilan. Dua temannya tidak ada di sana dan tidak bisa menemaninya. Entah kemana mereka berdua, ia jadi memikirkan mereka. Ia takut jika mereka kenapa-kenapa. Apalagi setelah kemarin mereka sempat jauh dan sekarang mereka sudah dekat kembali karena memang mereka sudah membaik hubungannya. Kiara sendiri berharap bahwa hal itu akan sampai nanti. "Entah kenapa dari tadi perasaan gua ga enak. Randra sama Agam baik-baik aja kan? Mereka ga kenapa-napa kan?" Tanya Kiara lagi padanya. Kiara hanya ingin memastikan bahwa teman-temannya selalu aman dan bahagia. Ia hanya takut jika mereka akan kenapa-kenapa, tentu ia tidak mau jika ia harus kehilangan mereka karena mereka sangat tulus kepadanya juga. "Gua kayak ngerasa kalo Agam lagi ada masalah, tiba-tiba aja perasaan gua ga enak banget. Apa gua telfon Agam aja ya? Biar gua bisa tenang gitu, kalo kayak gini gua ga bisa tenang deh rasanya Dilan." Tanya Kiara. Agam lagi ya Ra? Gua tahu kalo kalian ga mungkin bersama karena lo ga cinta sama Agam dan Agam juga udah punya cewek, tapi tetap aja gua ngerasa cemburu. Batin Dilan saat ini. "Jangan Kiara, they are okay right now. Randra kayaknya lagi sama Tania dan Agam lagi sama Aruna, so please ya jangan. You know how Aruna right?" Tanya Dilan dan Kiara pun menepuk jidatnya sekarang ini. "Astaga kenapa gua bodoh banget ya? Why i don't thinking about this. Harusnya gua tahu dari awal kalo emang mereka lagi bareng. Kenapa sih gua sebodoh ini. But, Dilan gua minta maaf karena Lo malah harus nemenin gua. Padahal seharusnya kan Lo bisa sama orang yang Lo cinta." Ujar Kiara yang jadi sedih dan kini ia benar-benar merasa bersalah dengan Dilan. No Kiara. Justru sekarang gua lagi sama seseorang yang gua sayang. Gua sama Lo Kiara, cinta pertama gua yang akan selalu jadi yang pertama dan terakhir buat gua. Meskipun gua tahu kalo gua sama sekali ga bisa memiliki Lo karena gua ga pantas buat Lo. Batin Dilan kepada Kiara itu. "Siapa Kiara, gua kan ga punya cewek. Udah deh ga usah sama-samain gua dengan Randra dan Agam yang tukang bucin itu. Because we are really different Ra." Ujar Dilan kepada Kiara dan Kiara pun kini diam. "No, bukannya gua sama-samain dengan Agam atau pun Randra. I know you are different. Tapi gua cuma kepikiran aja kalo Lo pun juga harus sama kayak Agam dan Randra. Lo juga harus cari perempuan yang Lo cintai dan pastinya mencintai Lo Dilan. Gua di sekolah sering denger banyak yang bicarain Lo dan sebenarnya banyak loh yang suka sama Lo. Kayaknya Lo emang banyak yang suka deh." Ujar Kiara kepada Dilan. "Belum ada yang bisa membuka hati gua Kiara, apalagi sampai berhasil masuk ke hati gua. No someone can do it." Ujar Dilan ke Kiara. Ya, no someone, but you can do it for me. Selain Lo ga ada orang yang bisa melakukannya ke gua Kiara. Batin Dilan yang saat ini jadi sedih ketika membicarakan tentang hal ini karena dirinya tidak bisa mendapatkan Kiara. Dia hanya bisa mencoba untuk bersabar saat ini. "Next time pasti ada kok Dilan. Lagi pula banyak banget yang suka sama Lo." Ujar Kiara kepada Dilan yang kini menatapnya sepersekian detik. "Lo juga suka sama gua?" Tanya Dilan dengan langsung saat ini. "Hah? Ah ya nggak lah Dilan. Aku ga pantas buat kamu atau siapa pun itu. Kamu sendiri kan tahu keadaan aku kayak gini." Ujar Kiara pada Dilan. "Jangan pernah bilang kayak gitu Kiara, gua ga suka. Kelvano, Agam dan Randra pun juga pasti ga akan pernah suka dengan perkataan Lo itu. Lo itu pantas mendapatkan seseorang lelaki yang mencintai Lo dengan sepenuh hati." Ujar Dilan sembari tangan satunya mengusap rambut Kiara. "Iya, gua minta maaf. Dilan maafin Kiara kan?" Tanya Kiara yang bagi Dilan sangat lucu. Rasanya Dilan benar-benar ingin memiliki seorang Kiara. "Iya di maafin. Lagi pula kan gua ga pernah marah sama Lo kan? Gua sampai kapan pun ga akan pernah marah sama Lo, jadi Lo ga usah khawatir tentang hal ini ya cantik." Ujar Dilan pada Kiara di sisinya itu. Bagaimana juga seorang Dilan bisa marah kepada Kiara? Tidak, ia tidak akan pernah bisa marah karena memang hidupnya tidak akan tega marah pada seseorang yang sangat amat ia cintai itu. Kiara akan selalu menjadi seseorang yang selalu bisa membuatnya bahagia dan khawatir. Jika ia marah pun itu mungkin karena ia sangat khawatir pada Kiara. Pasalnya, Kiara memang sering membuat dirinya khawatir kepadanya. Mereka berdua akhirnya sudah sampai di salah satu Caffe yang memang ingin Kiara datangi. Kiara pun sekarang ini di bukakan pintu oleh Dilan dan tak lupa juga Dilan sekarang menuntun Kiara untuk masuk ke dalam Caffe. Sedari tadi Dilan merasa sangat bahagia bersama dengannya. Sedangkan Agam masih berada di UKS bersama dengan Aruna dan Randra. Ya, Randra memilih untuk mengikuti mereka berdua karena ia takut jika mereka nantinya ada masalah lagi. Randra tidak ingin Agam berbuat nekat. Ia hanya tidak mau kehilangan sahabat yang ia sayang. "Gam, tangan kamu masih dingin banget. Kamu minum teh ini ya Gam. Biar kamu sedikit lebih tenang." Ujar Aruna kepada Agam dan Agam mengangguk. Apa pun itu yang dikatakan oleh Agam dia akan menuruti karena bagi Agam, Aruna adalah salah satu mataharinya selain Kiara dan dua sahabatnya yang lain. Agam menyayangi mereka semua, tapi Aruna berbeda karena ia mencintai Aruna, tak hanya menyayangi Aruna saja. "Aku cuma bisa tenang kalo kamu janji selalu sama aku ya Aruna? Kalo aku ada salah, kamu boleh mukul aku atau kamu tampar aku tapi jangan diemin aku apalagi sampai mutusin aku. Please." Ujar Agam kepada Aruna. "Maaf aku ga bisa janji Agam." Ujar Aruna tapi saat ini Aruna memeluk Agam. Aruna janji akan melakukan apa pun yang paling baik untuk mereka. Sedangkan saat ini Randra sedikit menjauh dari mereka karena ia ingin mengabari Dilan bahwa semuanya sudah membaik. Sebenarnya Randra tidak tahu dimana Dilan dan Kiara saat ini karena ia pun belum masuk ke sekolah juga. Maka dari itu sekarang dirinya mengirimkan pesan. Sedangkan Dilan yang saat ini sudah duduk manis di cafe bersama dengan Kiara sedang menunggu makanan dan minuman mereka datang. Mereka juga mengobrol dan saat ini Dilan melihat handphonenya berkedip tanda bahwa ada pesan masuk. Ia melihatnya dan ternyata itu berasal dari Randra. Randra mengatakan bahwa Agam dan Aruna sudah aman. Saat ini mereka tengah berada di UKS sekolah. Tak lupa Randra juga bertanya kepada Dilan ke mana perginya Dilan dan Kiara saat ini, karena Randra belum ke kelas. Jadinya ia tidak tahu apakah mereka berdua ada di kelas atau tidak. Dilan pun kini menjawab obrolan Kiara sembari mengetik pesan. "Iya Ra, atau nanti mau mampir beli jaket pas pulangnya? Biar gua yang bilang ke Kelvano nanti. Pasti di bolehin kok." Ujar Dilan ke Kiara. Saat ini Kiara memang mengatakan bahwa Kiara menginginkan untuk membeli jaket baru karena jaketnya ternyata sudah bolong. Iya juga entah kenapa ingin jaket baru yang lebih hangat daripada ini karena akhir-akhir ini memang jaketnya banyak yang tidak ada gunanya. Pasalnya semakin hari entah kenapa semakin dingin saja suhu yang ada di rumah atau dimana pun itu. Jadi seringkali Kiara masih merasa kedinginan juga saat ini. "Dilan serius? Kalau gitu mau. Mau banget malah karena memang aku bahagia banget. Seneng banget lah pokoknya, butuh banget jaket baru karena makin hari makin dingin aja tahu." Ujar Kiara kepada Dilan itu. "Ya kalau dingin sini dekat-dekat sama gue biar gue peluk nanti jadi hangat." Ujar Dilan sembari tersenyum dan Kiara pun kini tertawa juga. "Apa sih kamu Dilan, udah ah kamu tuh bercanda terus deh." Ujar Kiara yang membuat senyum Dilan kini menghilang secara perlahan. Entah kenapa Kiara tidak pernah menganggap bahwa perkataan dirinya itu memang benar-benar serius. Tiara selalu berkata bahwa ia hanya bercanda saja Padahal sama sekali tidak bercanda karena memang itu yang ia katakan. semuanya itu nyata dan berasal dari hatinya tapi ya tetap saja Kiara tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang laki-laki yang mencintainya. Ya mungkin sampai kapanpun Kiara akan menganggap bahwa dirinya hanya sebagai sahabat dari Kiara saja tidak akan lebih. "Minumannya udah mau datang Kiara " ujar Dilan dan Kiara pun mengangguk. Pelayan sedang menaruh minuman mereka dan setelahnya Dilan mengatakan terima kasih lalu selanjutnya Kiara yang mengatakan terima kasih kepada pelayan itu. Selain itu pun mengucapkan sama-sama. Sebenarnya mereka berdua saat ini menjadi pusat perhatian di cafe ini karena mereka masih menggunakan seragam sekolah. Ya mereka saat ini terlihat seperti anak yang sedang membolos tapi untung saja tidak ada yang komentar tentang hal itu karena jika ada yang komentar dan sampai didengar oleh Kiara maka habislah di lain karena sudah berbohong dengan Kiara. Namun jujur saja ia tidak ada niatan untuk membohongi Kiara karena ia melakukan ini semua agar Kiara tidak down lagi. Makanya ia berbohong. Bukankah berbohong demi kebaikan itu diperbolehkan saja? Dan itulah yang sedang dilakukan oleh Dilan saat ini. Entah bagaimana perasaan jika saja Kiara mendengar semua yang dikatakan oleh Aruna dan apalagi ketika Kiara tahu bahwa Aruna memutuskan Agam tadi meskipun tidak jadi putus mereka berdua. Dan dirinya sendiri sangat lega karena hal itu. Iya mungkin tidak bisa berpikir dengan jernih ketika nantinya ia tahu bahwa Agam dan Aruna berpisah karena Agam tanpa Aruna tidak bisa. "Makanannya belum datang ya sampai sekarang?" Tanya Kiara. "Belum Ra, tapi kayaknya snacknya udah mau datang sih. Jadi kita makan snack dulu aja ya." Ujar Dilan yang diangguki oleh Kiara. kini mereka berdua sudah memakan snack yang memang sudah ada di atas meja mereka. Sesekali Dilan menatap ke arah Kiara yang sangat cantik baginya. sedangkan Randra saat ini menerima pesan balasan dari Dilan yang mengatakan bahwa Dilan membawa Kiara pergi dari sekolah dengan alasan sekolah libur untuk mereka. Dilan juga mengatakan bahwa saat ini mereka sedang ada di cafe dan sedang makan dan nongkrong di cafe itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD