The Bastard Wizard - 03

1073 Words
"Hah? Apa maksudnya itu? Punya alasan? Aku tidak peduli apa alasanmu membawaku kemari, tapi yang jelas, aku benci tempat ramai seperti ini, kembalikan aku ke halaman rumahku, b******k!" Aku sangat benci tempat ini, suara manusia yang sangat berisik membuat telingaku seperti digigit-gigit semut, sangat menyakitkan! Apa yang ada di otak lelaki suram itu hingga seenaknya melemparku kemari. Sialan sekali, aku jadi ingin menghancurkan wajahnya! "Ayolah, Rey, aku yakin, kau akan menyukai tempat ini setelah kujelaskan sesuatu padamu mengenai tempat ini." Aku tidak menjamin hal itu, tapi bodohnya aku yang jadi penasaran pada ucapan Si b******n Wiza. "Jadi, apa yang akan kau jelaskan, bajingan." "Ehehehehe! Aku tak tahan mendengarmu penasaran, baiklah, aku akan memberikan penjelasan padamu, Rey," ucap Wiza dengan cekikikan seperti orang gila. "Jadi, tempat yang sedang kita pijakki adalah kota Layelfox, sebuah wilayah tersembunyi yang merupakan tempat tinggal para penyihir." "Hah? Layelfox? Tempat tinggal para penyihir? Apa itu? Kedengarannya sangat membosankan! Aku ingin pulang!" Aku sudah gerah dengan tempat berisik ini, ingin cepat-cepat pulang ke gubuk reyotku di tepi lautan sampah! Itu masih lebih baik daripada berdiam diri di tempat ramai begini. Sangat memuakkan. "Pulang? Tidak bisakkah kau bersabar sedikit, Rey? Kita baru saja sampai di sini dan kau bilang ingin kembali pulang? Ayolah, aku sebagai wujud kebencianmu ingin membuatmu nyaman tinggal di sini." "Lagipula, mengapa kau bisa tahu ada tempat seperti ini di dunia ini padahal selama ini, kau berada di dalam diriku, aku jadi heran padamu, Bajingan." "Oh, hehehehe, tentu saja, aku dianugerahi kecerdasan melebihimu, Rey, jadi wajar saja jika wawasan dan pengetahuanku lebih luas darimu. Tapi tenang saja, aku ngomong begini bukan berarti merendahkanmu kok, aku hanya ingin, kau menikmati waktumu di sini, Rey." "Sepertinya, wujud kebencianku ini adalah tipe pemaksa, ya. Sialan sekali. Jika itu maumu, baiklah, aku akan menurut, tapi sebelum itu, aku ingin kau memberiku makanan! Aku sangat lapar sekarang!" * * * Kami kini sedang berada di sebuah restoran bernuansa kuno, aku dan Si b******n Wiza duduk di meja yang sama, kami berdua memesan makanan di sini, dan ketika makanannya datang, aku langsung menghabisi makanan itu secara rusuh. Berhubung aku memesan makanan cukup banyak, aku jadi kerepotan untuk menghabiskan semua makanan itu, tapi itu membuatku kenikmatan, sialan sekali. Saat aku sibuk dengan makanan, Wiza memulai pembicaraan denganku. Dia hanya memesan minuman dingin, karena itulah, dia bisa santainya memulai obrolan denganku. "Jadi, Rey, seperti yang kau lihat, rata-rata penghuni kota Layelfox adalah penyihir, bisa kau lihat dari penampilan mereka yang selalu menggunakan jubah serta topi kerucut, bahkan di restoran ini pun, semua orang yang makan di sini berpenampilan serupa, termasuk para pekerja restonya juga." Aku hanya mendengarkan apa yang Wiza katakan tanpa menjawabnya, karena kondisi mulutku saat ini sedang sibuk mengunyah makanan lezat. Lalu, Wiza kembali berbicara, "Dan semua penyihir dari Layelfox terikat dengan sebuah squad yang bermacam-macam, jika kau ingin mencari uang dengan cara menyelesaikan misi dari pusat, maka kau harus bergabung dengan sebuah squad penyihir." "Squad penyihir? Omong kosong apa itu? Aku tidak peduli, aku tidak tertarik dengan semua itu! yang kuinginkan hanya pulang, itu saja!" "Keras kepala sekali, ya, Rey. Hehehehehe, tapi aku akan membuatmu bergabung dengan salah satu squad di kota ini agar kau bisa menjadi seorang penyihir sejati-ah tidak, maksudku, menjadi seorang penyihir b*****t!" ...... "Hah? Apa maksudnya itu? Punya alasan? Aku tidak peduli apa alasanmu membawaku kemari, tapi yang jelas, aku benci tempat ramai seperti ini, kembalikan aku ke halaman rumahku, b******k!" Aku sangat benci tempat ini, suara manusia yang sangat berisik membuat telingaku seperti digigit-gigit semut, sangat menyakitkan! Apa yang ada di otak lelaki suram itu hingga seenaknya melemparku kemari. Sialan sekali, aku jadi ingin menghancurkan wajahnya! "Ayolah, Rey, aku yakin, kau akan menyukai tempat ini setelah kujelaskan sesuatu padamu mengenai tempat ini." Aku tidak menjamin hal itu, tapi bodohnya aku yang jadi penasaran pada ucapan Si b******n Wiza. "Jadi, apa yang akan kau jelaskan, bajingan." "Ehehehehe! Aku tak tahan mendengarmu penasaran, baiklah, aku akan memberikan penjelasan padamu, Rey," ucap Wiza dengan cekikikan seperti orang gila. "Jadi, tempat yang sedang kita pijakki adalah kota Layelfox, sebuah wilayah tersembunyi yang merupakan tempat tinggal para penyihir." "Hah? Layelfox? Tempat tinggal para penyihir? Apa itu? Kedengarannya sangat membosankan! Aku ingin pulang!" Aku sudah gerah dengan tempat berisik ini, ingin cepat-cepat pulang ke gubuk reyotku di tepi lautan sampah! Itu masih lebih baik daripada berdiam diri di tempat ramai begini. Sangat memuakkan. "Pulang? Tidak bisakkah kau bersabar sedikit, Rey? Kita baru saja sampai di sini dan kau bilang ingin kembali pulang? Ayolah, aku sebagai wujud kebencianmu ingin membuatmu nyaman tinggal di sini." "Lagipula, mengapa kau bisa tahu ada tempat seperti ini di dunia ini padahal selama ini, kau berada di dalam diriku, aku jadi heran padamu, Bajingan." "Oh, hehehehe, tentu saja, aku dianugerahi kecerdasan melebihimu, Rey, jadi wajar saja jika wawasan dan pengetahuanku lebih luas darimu. Tapi tenang saja, aku ngomong begini bukan berarti merendahkanmu kok, aku hanya ingin, kau menikmati waktumu di sini, Rey." "Sepertinya, wujud kebencianku ini adalah tipe pemaksa, ya. Sialan sekali. Jika itu maumu, baiklah, aku akan menurut, tapi sebelum itu, aku ingin kau memberiku makanan! Aku sangat lapar sekarang!" * * * Kami kini sedang berada di sebuah restoran bernuansa kuno, aku dan Si b******n Wiza duduk di meja yang sama, kami berdua memesan makanan di sini, dan ketika makanannya datang, aku langsung menghabisi makanan itu secara rusuh. Berhubung aku memesan makanan cukup banyak, aku jadi kerepotan untuk menghabiskan semua makanan itu, tapi itu membuatku kenikmatan, sialan sekali. Saat aku sibuk dengan makanan, Wiza memulai pembicaraan denganku. Dia hanya memesan minuman dingin, karena itulah, dia bisa santainya memulai obrolan denganku. "Jadi, Rey, seperti yang kau lihat, rata-rata penghuni kota Layelfox adalah penyihir, bisa kau lihat dari penampilan mereka yang selalu menggunakan jubah serta topi kerucut, bahkan di restoran ini pun, semua orang yang makan di sini berpenampilan serupa, termasuk para pekerja restonya juga." Aku hanya mendengarkan apa yang Wiza katakan tanpa menjawabnya, karena kondisi mulutku saat ini sedang sibuk mengunyah makanan lezat. Lalu, Wiza kembali berbicara, "Dan semua penyihir dari Layelfox terikat dengan sebuah squad yang bermacam-macam, jika kau ingin mencari uang dengan cara menyelesaikan misi dari pusat, maka kau harus bergabung dengan sebuah squad penyihir." "Squad penyihir? Omong kosong apa itu? Aku tidak peduli, aku tidak tertarik dengan semua itu! yang kuinginkan hanya pulang, itu saja!" "Keras kepala sekali, ya, Rey. Hehehehehe, tapi aku akan membuatmu bergabung dengan salah satu squad di kota ini agar kau bisa menjadi seorang penyihir sejati-ah tidak, maksudku, menjadi seorang penyihir b*****t!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD