6 - Berkembang Menjadi Duel

1242 Words
Situasi, berkembang menjadi duel antar dua Boss Besar kelompok Bandit. Boss Besar Bandit Yakuza, melawan Theodoric Alknight, Boss Besar Bandit Serigala. Pembukaan duel sendiri, segera menyajikan teknik-teknik memukau. Menyebabkan tatapan takjub serta gemuruh gumaman kagum, menggema disekitar pada kumpulan penonton yang tentu saja hampir seluruhnya, adalah anggota kelompok Bandit Yakuza. Serangan teknik lemparan senjata rahasia Boss Besar Yakuza, dimana tampak membawa d******i nyata dari gabungan antar kekuatan tubuh fisik dan pancaran aura Mana Besi tajam, nyatanya mampu di tanggulangi oleh pihak lawan, Theo. Dengan gerakan memukau. Bukan menghindar atau coba menghalau, sosok Boss Besar Bandit Serigala tersebut, justru menyambut datangnya serangan cepat nan tajam pihak lawan, dengan sabetan Cambuk yang berhasil menangkap sempurna seluruh Pisau Lempar terhujam kearahnya. *Woooshhhh….!!! Sebaran udara dingin nan menusuk tulang, kembali membekap tubuh tiap yang berada disekitar, dimana sedang menatap takjub cambuk Leviathan yang kini bergoyang lembut saat pada bagian-bagian tubuh cambuknya yang memanjang, Perangkat Pisau Lempar milik Boss Besar Bandit Yakuza, terbalut untuk berada dalam situasi membeku total. "Bagaimana bisa?" "Tidak mungkin!" "Terlalu mustahil untuk ukuran kemustahilan mutlak!" Berbagi suara bergumam, sebagian besar adalah ucapan reflek rasa kagum, menggema untuk secara tak langsung memuji aksi baru dilakukan Theo. "Niat Cambuk!" Sementara itu, saat hampir seluruh anggota kelompok Bandit Yakuza terfokus untuk mendapat rasa takjub pada aksi gerakan menangkap Theo, beberapa sosok lain, Miyamoto Musashi, Uesugi Kenshin, serta sepupu-nya Tomoe, hampir secara bersamaan, menggumam satu kalimat sama. Tiap-tiap generasi muda dari dua Klan terbesar Fuji Empire ini, menangkap riak jelas aliran energi Niat Cambuk terpancar tiap kali Theo melepas sabetan membahana pada senjata cambuk sedang ia genggam. "Niat? Lagi-lagi kau menyebut tentang itu!" Razak yang telah mengambil posisi berada di sebelah Musashi, segera bertanya saat kebetulan mendengar gumaman anggota Klan Oda tersebut. "Niat Pedang, Niat Tinju, Niat Cambuk, apa sebenarnya itu?" tanya Razak. Sudah sejak lama, bocah keturunan Suku Osiris ini ingin mengetahui lebih dalam tentang apa yang disebut energi Niat. Teknik Menempa Tubuh Surgawi sedang diterapkan oleh Razak, memiliki satu segmen bagian khusus yang menjadikan sesuatu disebut Niat Tinju, sebagai syarat untuk dikuasai terlebih dahulu sebelum ia bisa melanjutkan ke tahapan selanjutnya. Hal mengenai Niat Tinju yang tak dipahami Razak inilah yang menyebabkan ia mengalami kebuntuan untuk dapat melanjutkan mencapai tahap lebih tinggi dalam praktek Manual Teknik Menempa Tubuh Surgawi. Membuat ia berakhir menyisikan sementara waktu tahap selanjutnya Manual Teknik Menempa Tubuh Surgawi. Hanya fokus untuk melakukan peningkatan kekuatan tubuh fisik serta mempelajari hal-hal lain baru ia dapat. Mempertajam kendali akan Mana Mutasi Berlian, serta meningkatkan intensitas jumlah aliran Serbuk Besi Bunga Udumbara. Sementara Manual Teknik Menempa Tubuh Surgawi, bertahan dalam kebuntuan. "Energi Niat, adalah sebuah tahapan yang dicapai oleh seorang praktisi Martial Art, saat ia berhasil menyentuh ranah terdalam dari jenis teknik atau senjata yang ia pelajari!" Musashi, segera memberi penjelasan kepada Razak. "Seorang praktisi Martial Art teknik Pedang, akan memiliki kemampuan khusus berkenan tentang Pedang saat ia akhirnya mampu menyentuh lembah terdalam dari Pedang itu sendiri!" "Contoh sempat kau lihat dalam jalannya turnamen antar generasi muda Simposium, adalah Uesugi Kenshin dan Tomoe yang ada disana!" "Telah mencapai tahap menyentuh Niat Pedang, dua orang itu mampu mempertajam bilah pedang mereka hingga pada tahap merasakan kehadiran mengancam apapun disekitar!" "Seolah Pedang mereka, memiliki mata sendiri!" gumam Musashi, seraya melirik sosok dua orang anggota Klan Uesugi yang berdiri pada sudut jauh tertentu. "Klan Uesugi, memang dari dulu terkenal dengan anggota yang sebagian besar mampu berada dalam tahap menyentuh Niat Pedang!" "Selain karena faktor dedikasi Klan tersebut yang mendidik tiap anggotanya untuk bergelut dalam teknik Pedang sejak usia dini, dikatakan pula, mereka memiliki sebuah Manual Teknik rahasia yang mampu menuntun tiap anggotanya berjalan di arah yang tepat untuk mampu mencapai tahapan Niat Pedang!" lanjut Musashi. Menyampaikan sebuah rumor tertentu yang umum tersebar dikalangan Fuji Empire tentang Manual Teknik rahasia Klan Uesugi. "Aplikasi kemampuan dari tiap orang yang mampu menyentuh tahap Niat sendiri, akan memiliki aneka ragam yang berbeda. Cukup bervariasi!" "Hal sama, juga berlaku pada kondisi tahapan energi Niat lainnya!" "Entah itu Niat Tombak, Niat Cambuk, serta berbagai tahapan Niat Senjata umum Martial Art lain!" "Kebetulan kau bertanya, apa benar kau tak mengetahui tentang tahapan Niat ini?" tanya Musashi, sembari mengerutkan kening menatap Razak. Pertanyaan yang segera bersambut gelengan singkat dari Razak. Bocah keturunan Suku Osiris ini, benar-benar buta serta tak mengetahui tentang apa itu tahapan Niat. "Ohh… begitu?" gumam Musashi. "Jadi kau tak sadar saat melakukannya!" Musashi, kembali bergumam seraya menggosok dagunya. Tampak seperti sedang berfikir. "Hei… Jika memang ingin mengatakan sesuatu, langsung saja!" Carl yang kebetulan juga berada di lokasi, segera mendengus kesal saat Musashi tiba-tiba menjeda kalimatnya. Salah satu Begundal Dark Guild ini, dari tadi ikut mendengarkan. Menjadi penasaran saat Musashi tak langsung melanjutkan penjelasan. "Hmmm… Kenapa itu kau yang malah repot? Bahkan Razak masih tetap tanang!" balas Musashi. "Tolong jelaskan lebih lanjut!" Menanggapi kalimat Musashi, itu adalah Razak menyampaikan permintaan. "Sebenarnya, beberapa kali kuperhatikan, kau sempat menyebar riak-riak aliran energi tahap Niat saat mengeksekusi teknik-teknik tinjumu!" Saat itu Razak yang bertanya, Musashi tanpa keraguan segera melanjutkan penjelasan pada detik berikutnya ketika Razak baru menutup mulut. Tindakan yang tentu membuat Carl menjadi geram. Namun memutuskan tetap diam, menunda menyalurkan kekesalan untuk nanti setelah Musashi benar-benar telah menyelesaikan seluruh poin penuh penjelasan tentang sesuatu di sebut tahapan Niat. "Kau mungkin tak sadar, namun untuk bisa mencapai tahap Niat Tinju seutuhnya, itu tak terlalu jauh lagi!" lanjut Musashi. "Tinggal mendapat beberapa wawasan tertentu, memperdalam pengetahuan tentang apa itu tahapan Niat, kau akan mampu menyelam untuk dapat menyentuh Niat Tinju!" tutup Musashi. Mendengarnya, Razak seperti otomatis segera memasang raut wajah teguh. Memutuskan setelah ini, bagaimanapun caranya, akan mencari jalan untuk bisa membuat ia mampu memperdalam wawasan tentang tahap Niat. *Boooommmm….!!! *Boooommmm….!!! Tepat ketika Musashi menyelesaikan seluruh penjelasan, pada saat yang sama pula ketika Carl sudah hendak melancarkan rencana ricuh mengganggu Musashi imbas aksi menyebalkannya tadi, beberapa suara ledakan keras, menggema hingga mengguncang seluruh wilayah. Suara-suara ledakan bergemuruh, membuat Carl seketika menunda niatnya. Bersama Razak dan Musashi, sorot mata salah satu Begundal Dark Guild tersebut, kembali fokus menatap kearah lokasi duel antara Theo dan Boss Besar Bandit Yakuza. "Wahhhh… Sepertinya sudah hampir selesai!" ucap Carl. "Itu wajar! Sudah ditentukan dari awal bahkan sebelum duel dimulai!" sahut Musashi. "Boss Besar Bandit Serigala, meskipun berada dalam tahapan kultivasi sama dengan Boss Besar Bandit Yakuza, Emperor tahap Langit, namun jelas memiliki kedalaman di level yang jauh berbeda!" lanjut Musashi. Saat Carl dan Musashi terlibat diskusi ringan, Razak hanya diam. Sepenuhnya menatap jauh kearah punggung Theo. *Tapp….!! Theo sendiri, saat ini kembali melakukan aksi melangkah perlahan. Mendekati sosok Boss Besar Bandit Yakuza yang seluruh tubuhnya, telah membeku total. Sekedar menyisakan bagian kepala untuk tetap bebas. "Selesaikan saja! Aku tak akan pernah memohon untuk nyawa!" ucap Boss Besar Bandit Yakuza. Saat langkah kaki Theo terhenti tepat dihadapannya. "Anggaplah ini sebagai bentuk penghormatan kalau begitu!" balas Theo. Seraya mulai mengangkat genggaman tangan kanan yang terdapat Cambuk Es Leviathan. "Tolong hentikan!" Sang Boss Besar Bandit Serigala, sudah akan mengayunkan cambuk, berniat memberi penghormatan pada Boss Besar Bandit Yakuza yang telah kalah dalam duel dengan serangan penutup, sampai suara tertentu, terdengar dari arah belakang. "Hmmm….?" Melirik, Theo dapat melihat, itu adalah sosok Tuan Muda Pertama Klan Uesugi, Uesugi Kenshin yang datang. "Jika berkenan, pertimbangan untuk melepas nyawa orang ini! Sebagai ganti, kau bisa meminta satu dua hal tertentu kepadaku!" ucap Kenshin. "Meminta satu dua hal tertentu?" balas Theo. Segera menangkap maksud tersirat dari kalimat baru disampaikan oleh Tuan Muda Pertama Klan Uesugi tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD