7 - Menawar Nyawa

1256 Words
Theo sudah akan menyelesaikan pertarungan dengan serangan penutup, sampai tiba-tiba sebuah suara terdengar untuk coba menahannya. "Hmmm….?" Itu tak lain sosok Tuan Muda Pertama Klan Uesugi, Uesugi Kenshin yang datang mendekat. Tampak memiliki niat atau maksud tertentu. Merasa bahwa Klan Uesugi yang merupakan salah satu penyandang Biggest Knight Group adalah target selanjutnya dari kunjungan ke Fuji Empire setelah Klan Oda, Sang Boss Besar Bandit Serigala, memutuskan untuk menahan diri. Tertarik untuk mendengar lebih lanjut apa sebenarnya diinginkan oleh sosok Tuan Muda Pertama Klan Uesugi tersebut. "Jika berkenan, pertimbangan untuk melepas nyawa orang ini!" ucap Kenshin. Meskipun memang Sang Boss Besar Bandit Serigala dihadapannya tak mengucap kalimat apapun, namun Tuan Muda Pertama Klan Uesugi itu paham bahwa raut wajah Theo, jelas menyiratkan untuk ia melanjutkan kalimat. Kata-kata awal Kenshin sendiri, bersambut kerutan pada kening Theo. "Kau bisa meminta satu dua hal tertentu kepadaku, sebagai ganti imbalan untuk apa yang baru saja kuminta!" lanjut Kenshin, segera setelah melihat kerutan tanda tertarik pada kening pihak lawan bicaranya. Situasi, sempat berkembang hening untuk beberapa saat ketika Theo, tak segera memberi tanggapan atas tawaran Kenshin. Sang Boss Besar Bandit Serigala, bertahan hanya diam menatap lekat sosok Kenshin dengan sorot mata penuh ketajaman. Seolah sedang mengukur pihak lawan. "Meminta satu dua hal tertentu?" Hingga akhirnya, keheningan terpecah saat Theo menggumam kalimat untuk mengulang tawaran Kenshin. Sosok Tuan Muda Ketiga House Alknight tersebut, tampak menangkap maksud tersirat dari kalimat baru disampaikan oleh pihak lawan bicara. "Uesugi Kenshin…! Kau tak punya hak apapun untuk menawar nyawaku!" Theo sudah akan melanjutkan kalimat ketika suara Boss Besar Bandit Yakuza yang masih terjebak dalam balok es, terdengar menyalak keras. Tampak sangat marah. "Aku bukan lagi anggota Klan Uesugi! Dan kau bukan lagi sosok yang punya hak atau wewenang untuk ikut campur urusanku!" lanjut Boss Besar Bandit Yakuza. Menatap dengan mata memerah pada Uesugi Kenshin. "Cukup enyah dari sini! Kembali berlari kepada ayahmu! Tuan Muda manja tak berguna!" "Kehadiranmu, selalu membawa kutukan bagi orang-orang disekitar!" "Kau adalah malapetaka berjalan!" Boss Besar Bandit Yakuza, menutup kalimat dengan rangkaian kata terdengar cukup kejam. Jelas mengandung sebuah dendam atau kemarahan mendalam dibalik kalimat akhir baru ia ucapkan. Theo yang mendengar seluruh percakapan, memutuskan untuk hanya diam. Tampak menganalisis serta coba menggali informasi acak tertentu yang mungkin kedepan berguna. "Wahhh…. Apa ini? Drama tersembunyi Klan Uesugi!" Sementara pada sudut lain, Musashi yang juga mendengar tiap kalimat, memasang raut wajah penasaran saat mulai bergumam. "Sebenarnya, ada hubungan apa seorang Tuan Muda Pertama salah satu Biggest Knight Group, dengan sosok Boss Besar Bandit?" tanya Carl. "Ohhh, Boss Besar Bandit Yakuza yang ada disana, adalah mantan orang kepercayaan Patriarch Klan Uesugi!" balas Musashi. "Ishikawa Goemon, sosok Knight tersohor Klan Uesugi yang memimpin pasukan khusus disebut Shinobi!" lanjut Musashi. "Nama Goemon, cukup terkenal di kalangan kelompok-kelompok besar Fuji Empire. Berhasil menjalankan beberapa misi penting berpengaruh!" "Sebagian besar merupakan misi pembunuhan terhadap sosok-sosok lawan penting Klan Uesugi!" "Sampai beberapa tahun lalu, tepatnya lima tahun lalu, ketika sedang berada di masa puncak kejayaan, menyandang status sebagai salah satu tokoh terhormat Klan Uesugi, entah bagaimana, atas alasan yang tak diketahui, Ishikawa Goemon tiba-tiba menyatakan tak lagi menjadi bagian dari Klan Uesugi!" "Meninggalkan seluruh pengaruh serta kedudukan terhormatnya, untuk justru mulai mendirikan kelompok Bandit!" "Dengan nama Ishikawa Goemon yang sudah cukup tersohor, meskipun ia tak lagi menjadi bagian dari Klan Uesugi, namun namanya masih cukup berpengaruh, membuat perkembangan dari Kelompok Bandit Yakuza yang ia dirikan, berkembang sangat pesat!" Musashi menjelaskan detail informasi yang ia ketahui tentang sosok Boss Besar Bandit Yakuza, dengan intonasi nada cukup santai. Seperti pembawaan normalnya. Hingga mulai melanjutkan dengan kini mengarahkan tatapan pada sosok tertentu ditengah kerumunan anggota kelompok Bandit Yakuza. "Beberapa sosok Knight besar tanpa rumah yang berada di Fuji Empire, memutuskan untuk bergabung menjadi bagian dari Kelompok Bandit Yakuza!" gumam Musashi. "Salah satu paling terkenal, adalah orang itu!" "Salah satu petarung terbaik Klan Guan Tang Empire! Sang Hantu Pelarian, Guan Liufei!" tutup Musashi. Salah satu generasi muda paling berbakat Klan Oda ini, menutup kalimat penjelasan panjangnya, dengan sorot mata seperti menginginkan Guan Liufei sebagai mangsa. "Suatu saat, aku harus mencobanya!" gumam Musashi lirih. Berbicara untuk diri sendiri. Jelas menyimpan keinginan untuk melakukan duel dengan Guan Liufei. "Kau harus mencoba sosok disebelahnya juga!" Meskipun diucap dalam gumam lirih, namun sorot mata antusias Musashi, mampu ditangkap oleh Razak yang sedari tadi diam ikut mendengarkan. "Ohhh… Pria Logam itu?" balas Musashi, menatap sosok disebelah Guan Liufei yang dimaksud oleh Razak. "Yah, Zota! Salah satu petarung terbaik Bandit Serigala! Aku mengakui kekuatannya!" balas Razak singkat. "Menarik!" Mendengar Razak mengucap kalimat pengakuan kekuatan, sorot mata Musashi, ganti menatap lekat sosok Zota. "Kelompok Bandit Serigala… Kalian sepertinya berisi kumpulan hewan buas! Jelas akan menjadi cukup menantang saat bisa tiap saat berada di dalam lingkaran kelompok kalian!" gumam Musashi. "Hmmmm…??" Kalimat penuh maksud tertentu baru disampaikan oleh Musashi sebagai penutup, segera bersambut kerutan kening Razak. Melirik singkat sosok disebalahnya tersebut. "Goemon…! Berhenti keras kepala!" Percakapan ringan antara Razak, Musashi, dan Carl, hanya terhenti ketika suara dari Uesugi Kenshin, kini terdengar lantang menanggapi kata-kata Boss Besar Bandit Yakuza. Bersama seluruh anggota kelompok Bandit Yakuza disekitar, Tiga sosok itu, segera kembali fokus menatap pusat dari segala perhatian utama. "Disini, hanya aku satu-satunya yang memiliki daya tawar untuk membebaskanmu dari tatapan dewa kematian yang sabitnya, sudah melingkar dilehermu!" Uesugi Kenshin, melanjutkan kalimat. Intonasi nada yang keluar dari mulutnya, berkembang penuh penekanan serta wibawa d******i nyata tiap saat. Bersama dengan itu pula, pancaran sorot penuh ketajaman khas milik sosok-sosok pemimpin besar, sekelebat terpampang nyata dari matanya sebelum cepat tertarik kembali saat Tuan Muda Pertama Klan Uesugi tersebut, ganti mengalihkan pandangan kembali pada Theo. Meskipun tampil hanya untuk sesaat, nyatanya pancaran tajam sorot mata Kenshin, berhasil memberi kesan tertentu bagi Theo. Sang Boss Besar Bandit Serigala, kini mulai memiliki gambaran serta ukuran tertentu pada sosok Tuan Muda Pertama Klan Uesugi berdiri dihadapannya tersebut. "Jadi, bagaimana? Kau menerima pertukaran permintaan ini?" tanya Kenshin. Menyambut, Theo mulai memasang senyum tipis sederhana. Uesugi Kenshin, nyatanya adalah sosok yang cukup cerdas dalam situasi menjalin komunikasi atau tawar menawar. Dengan rangkaian kalimat, membuat itu seperti ia saling bertukar dengan Theo. Hal yang membuatnya tak harus memohon atau juga merendahkan pihak lain. "Bertukar permintaan ya?" gumam Theo. Pada akhirnya membuka mulut setelah sempat bertahan diam untuk beberapa waktu. "Dengan kapasitasmu yang hanya seorang Tuan Muda Pertama Klan Uesugi, aku tak yakin kau mampu memenuhi permintaan balik dariku sebagai ganti permintaan akan nyawa orang ini!" lanjut Theo. "Hmmm… Namun dengan kapasitas seorang Tuan Muda, aku mampu membuka jalan bagimu untuk bertemu dan coba melakukan beberapa penawaran kepada pemegang otoritas utama Klan Uesugi! Ayahku, Patriarch Klan!" balas Kenshin. Dengan raut wajah serta intonasi nada, sepenuhnya tenang. "Bukankah itu adalah salah satu kebutuhan utamamu saat ini? Mengingat situasi dari Aliansi Serigala dan Endless Heavens Sect!" lanjut Kenshin. Menutup kalimat, dengan mengangkat sebuah isu besar sedang ramai diperbincangkan. Senyum tipis Theo, sedikit mengembang. "Uesugi Kenshin…!" Sang Boss Besar Bandit Serigala, hendak menanggapi sampai Boss Besar Bandit Yakuza, untuk sekali lagi menyela. "Hmmm….?" *Woooshhhh…!!! *Kraaakkk…!!! Dengan satu ayunan tangan singkat, Theo menyebar deru aliran Mana Es yang sekejap membekap mulut Boss Besar Bandit Yakuza. "Sejujurnya, aku menghormati kegigihan, serta prinsip menjaga harga dirimu!" ucap Theo. "Hanya saja, seseorang yang telah jatuh di bawah telapak kaki pihak lawan dalam duel adil, tak memiliki hak apapun! Bahkan terkait bagaimana cara ia mati!" "Tuan Muda Pertama Klan Uesugi, mungkin tak memiliki hak untuk menawar nyawa! Tapi kau juga dalam situasi sama!" "Nyawamu, sepenuhnya ada di genggaman tanganku!" tutup Theo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD