Dikta's PoV
"Dikta... "
Suaranya Melisha terdengar lirih memanggil namaku saat aku belum begitu jauh, tapi aku tetap meneruskan langkahku.
Jangan menoleh... jangan kembali. Lo cuma bakalan nyakitin dia!
Bisa aku tangkap bagaimana kecewanya Melisha padaku barusan. Dan aku bahkan masih menyakitinya karena terlalu merindukannya. Menciumnya begitu dalam, sementara dia telah bersama orang lain. Aku sudah pasrah semisal Melisha menamparku karena menciumnya di saat kami tak memiliki hubungan apa-apa lagi. Ternyata, Melisha juga membalas ciumanku hingga aku tersentak karena merasakan lelehan air matanya. Dia juga punya rindu yang sama, akan tetapi memang begini lah jalan kami. Melisha mempunyai prinsip tak tergoyahkan jika telah mengambil keputusan dan aku memaklumi itu, sangat wajar. Dan aku
