Bab 28

1710 Words
38 Hari Sebelum Persidangan Feli tersenyum senang ketika dia mendengar suara tepuk tangan dari beberapa orang yang memang menyaksikan latihan terakhir mereka sebelum mereka akan melakukan rekaman besok pagi. Iya, jadwal mereka memang sangat padat sehingga semuanya dilakukan secara cepat. Tidak masalah, yang penting semua lagu yang mereka kerjakan sudah siap untuk masuk ke dapur rekaman. Hanya tinggal beberapa minggu lagi, lagi itu akan dimuat di pasaran. Feli benar-benar tidak menyaka kalau dirinya akan mencapai semua ini. “Kalian bisa pulang sekarang. Aku akan menghubungi kalian lagi untuk memberi tahu jadwal yang selanjutnya. Jangan ada yang melewatkan jadwal ini karena kalian harus segera melakukan rekaman yang sebenarnya..” Kata River sambil tersenyum. Jujur saja ini adalah album yang sangat mudah untuk mereka kerjakan karena semua lagu yang ada di dalamnya diciptakan sendiri oleh mereka. Kebanyakan dari mereka menciptakan lagu sesuai dengan kondisi hati mereka masing-masing. Feli jadi lebih mudah untuk masuk ke dalam lagu itu karena Feli mengetahui dengan benar tentang kisah apa yang harus dia selami ketika dia sedang bernyanyi. Untuk lagu yang Feli ciptakan sendiri, Feli bisa membayangkan kisahnya bersama dengan Ken yang menginspirasi dirinya untuk menciptakan banyak sekali lagu romantis. Lalu untuk Tristan, sudah pasti pria itu menciptakan lagunya untuk Tarisha. Ada beberapa lagu yang masih membuat Feli merasa kebingungan karena dia masih belum benar-benar tahu kisah apa saja yang berada di baliknya. Lagu itu diciptakan oleh Sagara dan Yuda. Dua pria itu terlalu banyak menggunakan diksi yang membuat Feli masih bingung dan terus berusaha mengungkap makna yang ada di baliknya. Satu lagu yang diciptakan oleh Sagara sudah berhasil Feli temukan maknanya. Iya, tentang Sagara dan orang tuanya yang sejak dulu tidak pernah akur. Itu adalah lagu yang sangat menyedihkan karena membuat Feli jadi teringat dengan Ibunya sendiri. Baru satu lagu milik Sagara yang bisa Feli pahami, dua lagu lainnya masih menjadi PR untuk Feli. Sementara itu, lagu milik Yuda terasa lebih dramatis lagi. Semua orang yang mendengarkan lagunya pasti akan merasa bersedih sekalipun mereka masih belum tahu makna yang sebenarnya. Ada satu kisah cinta yang diceritakan oleh Yuda dengan cara yang paling indah, pria itu mendeskripsikan rasa cinta sebagai sebuah perasaan agung yang akan membuat orang lain merasa terhormat kalau bisa mendapatkan perasaan itu. Iya, hanya itu saja yang bisa Feli tangkap. Sebenarnya ada lagi beberapa makna lain dari lagu itu, ada beberapa kisah cinta yang berakhir dengan tragis sehingga sering membuat Feli jadi menangis ketika sedang membawakan lagu milik Yuda. Iya, sekalipun diciptakan oleh perseorangan, mereka semua sepakat untuk menjadikan semua lagu yang mereka ciptakan menjadi milik band ini. Setelah lagu itu dirilis, tidak akan ada nama Feli, Yuda, Tristan, ataupun Sagara. Pemilik lagu itu adalah mereka berempat. “Bagaimana dengan video klip?” Tanya Sagara sambil mengambil air mineral yang tersedia di atas meja. Feli sebenarnya juga belum memikirkan tentang pembuatan video klip itu. Mereka tidak akan bisa membuat semua video dalam waktu kurang dari dua bulan. Sangat tidak mungkin melakukan rekaman video dalam waktu yang sangat singkat. Bersamaan dengan rilisnya album mereka, video klip juga harus segera dirilis satu demi satu. Apa yang bisa mereka lakukan dalam waktu sesingkat ini? “Kita akan segera memikirkan ini. Sepertinya kita tidak akan punya waktu untuk membuat video. Mungkin hanya ada beberapa lagu saja yang bisa dibuatkan video..” Kata River sambil tersenyum. “Bagaimana kalau kita membuat video dokumenter saja? Kita bisa memasukkan lagi baru kita sambil menampilkan semua perjalanan kita selama 6 tahun ini. Semua orang bisa merasakan kalau mereka sedang menonton konser di album baru ini sekalipun sama sekali tidak ada konser untuk album baru itu..” Kata Feli sambil menatap semua orang yang ada di studio ini. Feli tidak bisa melakukan banyak hal untuk menghibur hati para penggemar mereka yang pastinya akan merasa sangat kehilangan kalau band mereka harus hilang dari pasaran. Album ini akan menjadi album pertama mereka yang dirilis tanpa tour keliling kota, tapi dengan melihat video klip yang mereka rilis, para penggemar bisa merasakan kalau mereka juga sedang berada di dalam tour. “Itu ide yang sangat bagus, Feli. Aku akan mencoba untuk memikirkan konsepnya. Lagi pula, sejak lama aku memang sangat ingin membuat film dokumenter bersama dengan kalian. Sepertinya ini bisa menjadi salah satu hadiah yang akan kalian berikan pada para penggemar sebelum kalian benar-benar selesai..” Kata River sambil tetap tersenyum. Feli menganggukkan kepalanya lalu ikut tersenyum ketika mendengarkan jawaban yang diberikan oleh River. “Aku juga setuju dengan apa yang dikatakan oleh Feli. Ini akan menjadi hadiah yang cukup mengesankan untuk para penggemar kita..” Kata Sagara sambil ikut mendekati Feli dan River. Sepertinya jika mereka harus membuat film dokumenter dengan durasi yang singkat, itu akan membuat para penggemar lebih senang lagi. Jujur saja Feli adalah penggemar dari salah satu grup musik terkenal dari Inggris-Irlandia. Beberapa tahu sebelum mereka memutuskan untuk vakum dalam waktu yang tidak ditentukan, mereka sempat membuat sebuah film dokumentasi yang membuat seluruh penggemar mereka merasa sangat bahagia. Feli adalah salah satunya. Iya, grup musik itu memang membuat film dokumentasi mereka yang dibuat saat mereka sedang berada di puncak kejayaan. Itu adalah film dokumenter yang sangat berarti untuk Feli karena setiap kali Feli merasa rindu dengan grup yang sudah vakum selama bertahun-tahun yang lalu itu, Feli akan membuka laptopnya lalu mulai menonton kembali film itu. Feli akan merasa sangat senang kalau band ini juga mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh grup musik terkenal dari luar negeri itu. “Itu akan menjadi kenangan yang menyenangkan. Aku setuju kalau kita bisa membuat film dokumenter dengan durasi yang singkat..” Kata Tristan. Senyuman Feli semakin lebar ketika dia mengetahui jika teman-temannya banyak yang setuju dengan apa yang dia katakan. Feli sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan setuju dengan ide konyol ini. Sebenarnya Feli juga tidak pernah berpikir kalau dia akan mengatakan idenya ini. Tapi mau bagaimana lagi? Feli benar-benar ingin mengatakan apa yang sedang ada di dalam kepalanya. Ya, lagi pula semua ini Feli lakukan untuk para penggemarnya yang pastinya akan sangat sedih dengan pengumuman yang akan mereka berikan tepat pada hari di mana album baru mereka akan dirilis. Iya, pengumuman tentang keadaan band ini akan dilakukan di hari yang sama dengan album baru mereka dirilis. “Iyam sepertinya akan sangat menyenangkan kalau kita bisa membuat film dokumenter. Baiklah, aku akan mengatur semuanya. Kita tidak memiliki banyak waktu karena film itu harus dirilis kurang dari satu minggu setelah pengumuman perilisan album..” Kata River. Feli menganggukkan kepalanya dengan pelan. Dia sangat setuju dengan semua yang dikatakan oleh River. Feli menolehkan kepalanya dan menatap Yuda yang sejak tadi hanya diam saja. Kenapa pria itu sama sekali tidak mengatakan pendapatnya tentang apa yang akan mereka lakukan? Masalahnya, mereka membutuhkan persetujuan dari Yuda juga. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Sekalipun merasa bingung harus mengatakan apa, Feli tetap berusaha untuk bertanya pada Yuda. Ini adalah band mereka, pendapat Yuda sangat penting dalam setiap hal yang akan mereka lakukan. “Bagaimana denganmu, Yuda? Apakah kamu setuju dengan ide kami?” Tanya Feli dengan pelan. Semua orang yang awalnya sibuk untuk mengutarakan ide mereka masing-masing, sekarang mereka semua jadi mengalihkan tatapan untuk menatap ke arah Yuda yang masih tampak diam saja sekalipun beberapa detik yang lalu Feli sudah menanyakan tentang pendapatnya. Feli menelan ludahnya sendiri ketika dia menyadari jika Yuda tidak ingin menjawab pertanyaan yang dia ajukan. Ah, pria ini sepertinya masih marah padanya. Feli tersenyum lalu kembali menghadap ke depan. Tidak masalah, kalaupun Yuda tidak ingin menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Feli, sepertinya orang lain bisa bertanya secara pribadi pada Yuda. “Katakan bagaimana pendapatmu, Yuda? Feli sedang bertanya padamu..” Kata Tristan dengan tenang. Feli menatap Tristan lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan seakan dia memberikan peringatan pada Tristan untuk tidak mengatakan sesuatu yang mungkin akan memperburuk keadaan hati Yuda. Sayangnya Tristan hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Feli menghembuskan napasnya lagi dengan pelan. Kalau kali ini Yuda masih tidak mau berbicara dengannya, Feli akan tetap mencoba lagi lain kali. Tidak baik kalau mereka terus berdiam seperti ini. Mereka adalah teman satu band, lebih dari itu mereka juga keluarga dalam band ini. Feli tidak akan membiarkan kemarahan Yuda terus berlangsung dalam waktu yang lama. “Aku mengikuti saja apa yang kalian inginkan. Bukankah selama ini memang selalu seperti itu?” Feli menutup matanya selama beberapa detik ketika dia mendengar jawaban yang diberikan oleh Yuda. Lagi-lagi Yuda terdengar seperti sedang menyudutkan Feli. Sebenarnya Feli hanya sedang berusaha untuk menanyakan bagaimana pendapat Yuda. Feli tidak ingin membuat Yuda menjadi salah paham kalau mereka mengambil keputusan tanpa melibatkan Yuda. Sayang sekali, pria itu tetap saja salah paham. Kalau memang tidak ingin melakukan apa yang mereka usulkan, Yuda bisa berbicara dengan baik dan menolak usulan itu. Di sini tidak ada yang memaksa Yuda untuk melakukan apa yang tidak dia sukai. Kalau memang tidak mau, dia bisa berbicara agar rencana mereka bisa sedikit diperbaiki atau diubah saja sekalian. Huh, Feli tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Yuda. “Katakan saja dengan jelas. Kalau memang kamu tidak mau, kita bisa mencari ide yang lain. Jangan sok diam dan menuruti apapun yang diusulkan kalau pada akhirnya kamu malah menyudutkan yang lainnya. Jika ada yang menanyakan pendapatmu, katakan saja pendapatmu! Kami tidak akan tahu apa yang sedang kamu pikirkan” Kata Sagara dengan cepat. Sepertinya bukan hanya Feli saja yang mendengar nada tidak menyenangkan dari Yuda. Feli mencoba menghembuskan napasnya sekali lagi agar dia tidak ikut terpancing emosi. “Jangan seperti itu, Sagara..” Tegur Tristan dengan tenang. Feli sebenarnya sama sekali tidak tahu bagaimana caranya agar bisa tetap tenang ketika sedang mendengarkan satu kalimat yang sangat tidak menyenangkan. Tristan selalu bisa mengendalikan emosinya dengan cara yang sangat mengagumkan. “Dia yang memancing lebih dulu!” Kata Sagara. “Kalau kamu tidak memiliki kata-kata yang baik untuk diucapkan, diamlah dulu, Yuda. Tenangkan dirimu untuk beberapa saat agar kamu tidak perlu menyakiti orang lain dengan ucapanmu. Sebelum berbicara, coba pikirkan dirimu dulu. Apakah sudah benar kalau kamu berbicara seperti itu?” Tanya Tristan dengan sangat tenang. Yuda tampak tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Tristan sehingga dia ingin membalas ucapan Tristan. “Kalian ingin aku mengatakan—” “Kami ingin mendengar pendapatmu, bukan sindiran tidak berguna yang keluar dari bibirmu..” Kata Tristan lagi. Sekalipun sedang memotong ucapan orang lain, Tristan tetap bisa tenang dan santai. Entahlah, pengendalian diri Tristan memang sangat luat biasa.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD