Bab 29

1983 Words
38 Hari Sebelum Persidangan Ken tersenyum ketika melihat Feli yang sedang berdiri di depan pintu ruangannya. Wanita itu juga tampak tersenyum ketika dia menatap Ken yang sedang memasang wajah terkejut. “Apakah kamu sedang menyembunyikan seorang wanita di dalam ruanganmu?” Tanya Feli sambil tertawa pelan. Ken ikut tertawa ketika dia mendengarkan gurauan yang dikatakan oleh Feli. Wanita itu memang selalu bisa mencairkan suasana di antara mereka. Ken memajukan langkahnya lalu memeluk Feli dan membawa wanita itu untuk masuk ke dalam ruangannya. Ken sebenarnya tidak mengira kalau Feli akan datang ke ruangan ini. Jujur saja Ken sangat merindukan Feli padahal baru dua hari yang lalu mereka bertemu dan menghabiskan waktu bersama. “Bagaimana harimu?” Tanya Ken sambil membawa Feli untuk duduk di sofa yang ada di ruangannya. Feli tersenyum lalu mengendikkan bahunya dengan santai. “Seperti biasanya. Aku sudah disibukkan dengan jadwal yang padat padahal aku baru saja menyelesaikan tour” Ken menghembuskan napasnya dengan pelan ketika dia mendengarkan keluhan yang diberikan oleh Feli. Wanita itu sudah bekerja dengan sangat keras. Ken akan selalu bangga dengan pancapaian yang Feli miliki. Wanita itu memang tidak banyak membanggakan dirinya sendiri, Feli lebih sibuk untuk menunjukkan siapakah dirinya yang sebenarnya. Ken sangat senang dengan semua hal yang sudah dimiliki oleh Feli sampai hari ini. Wanita itu berhasil menggapai semua mimpi yang dia miliki sejak dia masih kecil. Iya, Ken memang mengetahui banyak sekali hal tentang Feli karena sejak kecil mereka memang sudah berteman dekat. Feli selalu optimis, wanita itu memiliki semangat yang sangat tinggi untuk menggapai apa yang dia inginkan. Feli bisa melakukan semua usahanya tanpa mau berhenti untuk beristirahat. Bagi Feli, kesuksesan tidak datang begitu saja, perlu banyak pengorbanan untuk menggapai apa yang dia inginkan. Feli bukan tipe orang yang hanya akan berusaha selama beberapa saat lalu mulai menyerah ketika sudah lelah. Tidak, Feli bukan wanita seperti itu. Feli selalu berusaha untuk tetap melakukan apa yang dia inginkan sambil terus berdoa. Iya, mungkin hal itulah yang membuat Ken sangat mencintai Feli. Feli selalu menginspirasi orang lain untuk terus berusaha. Apapun bisa terjadi asalkan manusia mau berusaha. “Kamu senang dengan semua ini?” Tanya Ken sambil mengusap wajah Feli dengan jarinya. Feli tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Selama ini Ken dan Feli tidak pernah memerlukan kencan mewah yang dilakukan di restoran mahal ataupun tempat wisata yang indah. Selama ini, Ken dan Feli hanya membutuhkan waktu untuk bisa mereka habiskan dengan cara yang paling sederhana karena memang sejak awal mereka berdua selalu jatuh cinta pada kesederhanaan masing-masing pribadi. Ken mendekatkan tubuhnya pada Feli agar wanita itu bisa bersandar di dadanya. Rasanya sangat tidak sabar untuk menunggu beberapa minggu lagi. Setelah mereka menikah, Ken dan Feli akan memiliki banyak sekali waktu untuk dihabiskan berdua. “Sangat senang. Aku menikmati waktu-waktu terakhir untuk bermain band..” Kata Feli dengan tenang. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Selama ini Ken tahu kalau hidup Feli terletak pada musik yang sangat dia cintai. Feli tidak akan bisa hidup tanpa musik. Kenapa wanita itu menyiksa dirinya sendiri dengan keluar dari band? Sebenarnya Ken memang merasa sangat senang dengan keputusan yang Feli buat, tapi sejujurnya Ken juga tidak mereka keberatan kalau Feli tetap berada di band itu. Ken tidak akan pernah membatasi mimpi yang dimiliki oleh Feli karena memang sejak awal begitulah cara kerja hubungan mereka. Ken ingin agar Feli tetap bahagia dengan dunia yang selama ini sangat dia cintai. “Kenapa kamu harus keluar kalau kamu memang sangat suka bermain band?” Tanya Ken dengan pelan. Feli tersenyum sekilas ketika dia mendengar pertanyaan yang diajukan olehnya. Ken menunggu jawaban apa yang akan dikatakan oleh Ken. Jika Feli keluar dari band karena dia berpikir kalau Ken akan melarangnya bekerja ketika mereka menikah, maka Ken akan segera meluruskan pikiran Feli itu. Tidak, Ken tidak akan pernah membatasi Feli dalam melakukan sesuatu yang dia cintai. Kalau bisa, Ken akan berusaha untuk selalu mendukung Feli dalam setiap kesempatannya untuk berkarya. “Aku memang ingin keluar. Setelah menikah, aku mau mengubah semua kehidupanku, Ken. Aku mau memulai semua hal yang baru..” Kata Feli dengan tenang. Feli tidak pernah mengatakan apa saja yang menjadi mimpinya selama ini. Tidak, Feli bukan tipe orang yang suka membicarakan tentang mimpi-mimpi yang ada di dalam hidupnya. Sekalipun selama ini Ken adalah kekasih Feli, Ken sama sekali tidak tahu rencana apa saja yang ingin dilakukan oleh Feli. Ken tidak pernah memaksa untuk harus tahu segala hal yang ada di dalam hidup Feli. Iya, memang begitulah sifat Feli. Dia baru akan memberi tahu tentang apa yang dia lakukan setelah dia benar-benar berhasil menggapai apa yang dia mau. Benar, Ken sangat mengerti dengan semua sifat Feli. Selama ini, kalau Feli tidak menceritakan tentang apa yang dia ingin lakukan, Ken juga tidak akan terlalu ikut campur. Ken selalu membatasi dirinya sendiri karena dia tahu jika status yang dia miliki masih belum cukup kuat untuk bisa mengetahui segala hal di dalam hidup Feli. Lalu hari ini Ken akhirnya mengetahui satu lagi mimpi di dalam hidup Feli. Senang rasanya ketika tahu jika Ken ada di dalam daftar mimpi Feli yang baru. Wanita itu ingin memulai kehidupan barunya bersama dengan Ken. Iya, semua itu membuat Ken merasa sangat bahagia. Ken berjanji kalau seumur hidupnya dia akan selalu berusaha untuk membahagiakan Feli. Apapun yang terjadi, Feli sangat pantas untuk dibahagiakan karena wanita itu sudah mengorbankan banyak hal untuk hubungan mereka berdua. Ken kembali mengecup puncak kepala Feli dengan pelan. Sungguh, Ken sangat bersyukur pada Tuhan karena telah mendatangkan Feli di dalam kehidupannya. Kalau tidak ada Feli, sampai sekarang Ken pasti akan tetap hidup sendirian. Ken tidak akan pernah bisa menemukan pendamping yang sangat mengerti dirinya seperti Feli. Wanita itu mengenal Ken layaknya dia mengenal telapak tangannya sendiri. “Kita akan memulai banyak hal baru, Feli. Jangan khawatir, aku berjanji untuk selalu berusaha membahagiakan dirimu. Aku berjanji..” Kata Ken sambil tersenyum. “Ken, apakah kamu bertemu dengan Kakakku hari ini?” Tanya Feli. Ken mengernyitkan dahinya karena Feli mengubah topik pembicaraan mereka dengan sangat cepat. Apa yang terjadi dengan Farel? Kenapa Feli terlihat sangat khawatir dengan kakaknya itu? “Ada apa dengannya? Seharian ini aku memang jarang ada di kantor. Aku baru kembali beberapa menit yang lalu, aku tidak bertemu dengan Kak Farel..” Kata Ken sambil menatap Feli dengan pandangan menyelidik. Terdengar suara helaan napas dari Feli. Dari raut wajahnya saja Ken tahu kalau Feli sedang memikirkan sesuatu yang besar. Apa yang sebenarnya terjadi? Sebenarnya ada banyak sekali hal mencurigakan yang selama beberapa hari ini terus ditunjukkan oleh Farel. Sebenarnya Ken juga tidak yakin dengan apa yang terjadi selama ini, tapi Ken merasa kalau ada satu masalah yang sedang disembunyikan oleh Farel. Kemungkinan besar Feli juga tahu tentang masalah Farel. Entahlah, Ken juga tidak bisa menebak secara pasti tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Ada sedikit masalah yang terjadi. Sudahlah, lupakan saja..” Kata Feli sambil tertawa pelan. Ken tahu kalau Feli sedang menyembunyikan sesuatu. Ada masalah yang sedang terjadi dan Feli tampaknya tidak ingin memberi tahu Ken tentang apa yang sebenarnya terjadi. Astaga, masalah mereka semakin bertambah saja. Sebenarnya Ken seharusnya sudah mulai mengatakan pada Feli tentang apa yang sudah dia putuskan. Masalahnya, Ken tidak akan bisa menikah dengan Feli kalau Rosaline belum memberikan izin. Sering kali Ken merasa lupa dengan semua itu. “Apakah ada sesuatu yang mengganggumu? Bisakah kamu mempercayai aku untuk menyimpan masalahmu?” Tanya Ken dengan pelan. Feli tampak mengalihkan tatapannya selama beberapa saat. Tidak, sepertinya Feli sendiri belum yakin dengan apa yang terjadi. “Aku tidak terlalu mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Aku hanya mencoba untuk mencari tahu saja. Sudahlah, lupakan saja apa yang aku katakan tadi. Kalau memang ada masalah, aku pasti akan memberi tahu padamu..” Kata Feli sambil tersenyum. Ken menganggukkan kepalanya. Benar, Feli sendiri belum tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Feli, ada sesuatu yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Aku rasa kamu harus tahu kalau ada satu masalah yang tidak akan bisa aku sembunyikan darimu..” Iya, masalah ini juga berhubungan dengan Feli, Ken tidak akan bisa menyimpannya sendirian. Ken harus memberi tahu Feli sekalipun sebenarnya Ken sama sekali tidak ingin membebani Feli dengan semua masalah ini. Tapi mau  bagaimana lagi? Feli juga harus tahu hal apa yang mungkin akan terjadi di depan nanti. Ken tidak memiliki pilihan lain karena memang inilah yang terjadi. Jika sampai akhir nanti Rosaline tetap tidak memberikan restunya, Ken tidak bisa melakukan apapun. Selama ini Ken selalu berusaha untuk membahagiakan Kakaknya itu, apapun yang terjadi, Ken tidak akan membiarkan Rosaline bersedih ketika Ken sedang tertawa bahagia. “Ada apa?” Dari raut wajahnya saja sudah terlihat kalau Feli mulai panik Ken mengusap rambut Feli dengan pelan lalu kembali tersenyum untuk menenangkan Feli. Apapun yang terjadi, Ken tidak akan pernah melepaskan Feli. Mereka akan tetap bersama sekalipun mungkin harus ditunda selama beberapa waktu. Iya, sampai Ken benar-benar mendapatkan restu dari Rosaline. “Pernikahan kita mungkin harus diundur karena sampai sekarang Kak Rosaline belum memberikan restunya..” Kata Ken dengan pelan. Feli tampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Ken. Iya, memang sangat mengejutkan kalau Rosaline sampai tidak memberikan restu pada Feli dan Ken. Sejak kecil mereka sudah saling mengenal dengan baik. Sejak Feli dan Ken berpacaran, Rosaline juga selalu memberikan respon yang positif. Kakaknya itu bahkan sangat sering menemani Ken yang ingin bertemu dengan Feli. Iya, saat masih sekolah dulu, Feli akan selalu ditemani oleh Farel kalau dia ingin berkencan dengan Ken. Ken sering kali merasa canggung dengan Farel padahal selama ini mereka juga sudah berteman dekat. Oleh sebab itulah Ken juga mengajak Rosaline agar mereka tidak terlalu canggung satu sama lain. Begitulah.. sejak dulu mereka memang sangat sering main bersama. Sering kali Caleb juga akan ikut agar Kakaknya itu bisa melihat dunia luar juga. Sekarang, saat Ken dan Feli akan menikah, kenapa Rosaline tidak setuju dengan alasan yang sangat tidak masuk akal? Sejak kapan Kakaknya itu percaya dengan mitos yang tidak berdasar seperti itu? “Apa? Kenapa begitu?” Tanya Feli dengan pelan. Benar, Ken sendiri sebenarnya juga masih belum benar-benar memahami apa alasan di balik perlakukan Kakaknya itu. Ken sendiri masih tidak percaya dengan alasan yang dipaparkan oleh Rosaline ketika Ken datang dan meminta izin pada Kakaknya itu untuk menikahi Feli. Selama ini Rosaline terlihat setuju-setuju saja dengan hubungan Ken dan Feli. Tapi kenapa Rosaline harus menghalangi niat Ken untuk menikah dengan Feli? “Dia mempercayai mitos yang mengatakan jika seorang adik menikah lebih dulu, maka Kakaknya akan kesulitan untuk bertemu dengan jodohnya..” Kata Ken. Ken tahu kalau Feli akan lebih terkejut ketika dia mendengar alasan dilik semua ini. Mau bagaimana lagi? Memang itulah yang dikatakan oleh Rosaline ketika Ken menanyakan alasannya. Entahlah, Ken sendiri tidak bisa benar-benar yakin dengan apa yang dikatakan oleh Kakaknya sendiri. Bagaimana kalau sebenarnya ada alasan lain? Bagaimana kalau Kakaknya itu menutupi sesuatu dari Ken? Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi, bukan? “Itu sangat tidak mungkin, Ken..” Iya, itu memang terdengar sangat tidak mungkin. Mereka adalah orang yang tidak percaya dengan sebuah mitos yang masih belum bisa dijelaskan kebenarannya. Tidak ada yang bisa membuktikan jika mitos-mitos itu akhirnya benar-benar terjadi. “Iya, itu memang sangat tidak mungkin. Aku juga tidak percaya kalau Kakakku mempercayai sesuatu yang kuno seperti itu..” Kata Ken sekali lagi. Berapa kalipun Ken terus meragukan ucapan Kakaknya, Ken tetap tidak akan bisa melupakan fakta kalau Rosaline memang mengatakan alasan itu pada Ken. Ken menghela napas dengan pelan. Akan ada banyak masalah yang harus mereka hadapi sebelum benar-benar bisa bersama, Ken akan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi berbagai masalah lainnya. “Kamu sudah berbicara dengannya? Bisa saja dia memiliki alasan lain tapi dia tidak bisa mengatakannya secara gamblang padamu.. aku khawatir kalau terjadi sesuatu padanya..” Kata Feli dengan pelan. Ken mengernyitkan dahinya karena merasa kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Feli. Di saat Ken merasa pusing dengan alasan tidak jelas yang diutarakan oleh Kakaknya, kenapa Feli malah memikirkan keadaan Kakaknya? Kenapa Feli bisa sampai sepeduli itu pada Rosaline? Feli memang pribadi yang sangat tidak terduga.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD