DIA MANAGER PELAKSANA?

1042 Words
“Atau yang berangkat ya perwakilan saja. Misalnya dari yayasan unit TK beberapa guru saja. Tidak semuanya berangkat, seperti itukayaknya lebih aman,” ucap Endah. “Besok gantian yang belum menengok datang ke sana. Kalau sekaligus di pulang kan saya memang nggak setuju Bu. Anak-anak kadang bahkan ada yang setengah jam sesudah dipulangkan belum dijemput,” kata miss Zubaedah dari TK C. “Iya juga ya. Harusnya tadi saat mereka diantar kita langsung katakan bahwa hari ini libur karena guru-guru mau menengok Pak Tara, jadi siswa langsung dibawa pulang lagi oleh yang mengantar,” ucap bu Bhanurasmi, kepala sekolah TK & PAUD. “Lagian apa sudah di tanyakan kepada tuan rumah, apa kita boleh menengoknya? Takutnya kita nggak boleh nengok loh Bu. Kan nggak semua orang boleh nengok di rumah sakit,” kata Pelangi seakan tidak tahu di mana Tara dirawat. Tak ada yang tahu kalau Pelangi tinggal di rumah pak Biru, semua hanya tahu sekarang Senja dipegang penuh oleh Pelangi, jadi mereka mengira tiap pagi Senja menjemput Pelangi untuk berangkat bersama. “Lho, pak Tara kan dirawat di rumahnya, jadi kapan pun bisa ke sana,” ibu Fianni Sisma, ketua Yayasan unit TK. “Wah justru kalau dia dirawat di rumahnya berarti dia tidak ingin diketahui umum kan Bu? Apa kita sudah dapat izin untuk menengok?” kata Endah atau Hanenda lagi. “Wah saya belum bertanya seperti itu. Coba saya tanya dulu ke Pak Adnan, sebentar break, jangan ditutup ya. Saya akan tanya apakah kita bisa menengok Pak Tara dan apakah kita bisa diterima,” kata bu Bhanurasmi, kepala sekolah TK. ‘Kok dia tanyanya ke Adnan sih?’ tanya Pelangi dalam hatinya. ‘Memang Adnan siapa? Bukannya dia kerja di kantornya pak Biru, bahkan dia tak pernah masuk ke rumah kalau anta raku. Kenapa tanya ke Adnan? Kenapa enggak hubungi pak biru atau langusng ke nyonya Julanar ya?’ Di yayasan Pendidikan Syahab ini ada ketua yayasan unit TK & PAUD, ada ketua yayasan unit SD dan seterusnya sampai SMA. Semua ketua yayasan unit membawai pegawai dibawahnya yaitu guru, tata usaha sampai office boy atau office girl dan tukang kebun. Satpam semua unit tak berada dibawah yayasan unit melainkan tergabung dalam satu kesatuan tersendiri yaitu unit keamanan yang juga diketuai ketua unit. Jadi ada lima ketua unit di yayasan ini. Dan kelima unit itu dibawah seorang manager pelaksana. “Memang jabatan Pak Adnan apa?” tanya Pelangi pada Ani yang duduk di sebelah kirinya, mereka sambil mengamati anak didik yang sedang asyik menggambar. “Pak Adnan itu kan manajer pelaksana yayasan. Jadi dia yang membawahi lima ketua yayasan unit. Maksudnya penanggung jawab yayasan TK penanggung jawab yayasan SD, SMP, SMA dan unit keamanan itu di bawah Pak Adnan,” bisik Ani takut terdengar di zoom meeting kali ini. “Apa?” kata Pelangi, tanpa sadar dia bicara keras, semua anak didiknya juga kaget. “Kamu ngapain sih teriak seperti itu?” tegur Ani. “Eh, nggak, enggak apa-apa,” kata Pelangi gugup. ‘Dia manager pelaksana yayasan dan selama ini jadi sopir aku? Ngada-ngada banget sih pak Biru kalau nugasin orang.’ ‘Apa karena dia bela dirinya kuat jadi ditugaskan buat kawal aku? Tapi nggak gitu juga kali. Masa manajer pelaksana yayasan kok jadi sopir aku. Wah aku harus komplain ke Pak Biru. Nggak enak lah. Nanti dikira aku song0ng. Aku tak mau sama Utkas saja banyak yang menuduh aku sok jual mahal. Kalau sampai semua tahu abang Adnan jadi pengawalku kan bisa-bisa aku dituduh main pelet buat dapetin kakap seperti dia.’ ‘Wah main enggak enak nih posisiku.’ “Untung kita belum memulangkan siswa. Ternyata pak Adnan bilang tidak ada yang boleh datang menengok Pak Tara. Bahkan keluarga juga tidak ada yang diberitahu. Kalau keluarga datang pun tidak ada yang boleh menjenguknya. Jadi kita memang salah. Kita mau menghormati beliau ternyata dilarang oleh nyonya Julanar.” “Mungkin nyonya Julanar ingin pak Tara full istirahat Bu,” jawab Anin. “Bisa jadi. Ya sudah zoom saya akhiri ya.” Memang tiga hari lalu Pelangi tahu bahwa pemilik yayasan adalah keluarga Syahab, jadi nggak aneh kalau mereka semua ingin menjenguk pak Tara sebagai pemilik yayasan. Yang Pelangi tidak tahu pemilik yayasan sebenarnya adalah Pak Biru bukan pak Tara. “Maaf emangnya ibu tahu dari mana sih kalau pak Tara sakit, kayaknya nggak ada di berita loh Bu. Juga nggak ada di pemberitaan resmi dari yayasan,” sela Ani sebelumzoom dihentikan. “Kemarin orang dari kantor pak Tara cerita kalau pak Tara tiba-tiba pingsan dan dibawa pulang dan sampai sekarang di kantor juga belum ada kabar tentang kondisi Pak Tara,” kata ibu kepala TK. “Wah kalau orang di kantor saja belum tahu kondisi Pak Tara memang seharusnya kita jangan tiba-tiba datang Bu. Nanti malah salah. Untunglah tadi tanya ke Pak Adnan dulu. Kalau tidak kan kita nanti malah disalahin,” kata Anin. “Iya Bu lebih-lebih kabarnya belum pasti. Orang kantor memang lihat Pak Tara pingsan tapi kan mungkin saja sampai rumah langsung sadar dan sehat, cuma dia belum ke kantor saja.” “Kalau rumornya seperti itu kan bahaya Bu. Hanya karena orang kantor bilang belum tahu kabar lanjutannya seharusnya kita tidak berinisiatif untuk langsung datang menengoknya karena belum tentu beliau gawat kondisinya.” “Saya cuma berpikir atensi yang kita berikan akan membuat Pak Tara kagum pada kita yang selalu care pada pemilik yayasan. Itu saja sih.” “Iya tapi akhirnya malah bisa membawa dampak buruk bila kita asal ngomong. Untung tadi Endah tanya dulu sehingga akhirnya ibu tanya ke Pak Adnan. Kalau kita sudah langsung nyelonong lebih-lebih memulangkan siswa, kita akan dapat banyak teguran karena banyak kesalahan yang kita buat,” kata miss Cantika guru TK A, level kelas yang di atasnya Anin dan Pelangi pegang. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Ikut aku,” paksa UTKAS, ketika Pelangi baru saja melepas siswa-siswanya yang dijemput oleh para pengasuh atau orang tuanya. Ada yang dijemput oleh papanya, neneknya, mamanya dan sebagainya. Sebenarnya Pelangi baru akan makan dulu, karena nanti sehabis beres-beres dia akan makan habis itu dia bersiap berangkat ke kampus. “Jangan main asal tarik dong. Saya masih mau membereskan buku-buku saya, berkas-berkas saya dan membereskan mainan anak-anak,” tolak Pelangi. “Kan ada Ani, kelas bukan cuma kamu gurunya,” bantah Utkas sambil menarik pergelangan tangan Pelangi secara paksa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD