“Mars, kita—” Terjingkat dan salah tingkah, Mars melemparkan ponsel-nya ke arah Kojiro yang baru saja membuka pintu. Benda itu dengan tepat mendarat dengan keras di wajah Kojiro hingga menimbulkan suara yang sangat keras. Mars sempat berpikir, ia baru saja mematahkan hidung pria itu. Keduanya diam untuk beberapa saat. Kojiro menggerakkan rahangnya jengkel, ototnya berkedut-kedut dan dari kepalanya seperti akan muncul dua tanduk merah dengan aura gelap yang semakin pekat menguar dari tubuh pria itu. Pria jangkung itu masih tak menggerakkan tubuh, sementara tangan Kojiro menangkap ponsel yang terjatuh dari wajah ke tangannya. “K ...! A —aku bersumpah, aku tidak bermaksud—” “Kenapa wajahmu merah?” Mata Kojiro yang tajam itu menyelidik, membuat Mars kaku di tempatnya.