Chapter 7

1244 Words

Pedro POV Hari ini sama seperti kemarin. Sampai malam pun, si setan masih belum menunjukkan tanda-tanda kehadirannya. Membuat aku kesal dan jengah. Jadi aku putuskan untuk mengunjunginya. Bukan karena aku peduli atau menyukainya. Aku hanya takut dia mati terkurung di rumah sendirian. Ya ... ini hanyalah bentuk simpati sesama manusia. Aku menekan bel, menungguinya membuka pintu, tapi hening. Bahkan setelah aku menunggu cukup lama, ia masih juga belum keluar. Padahal mobilnya masih terparkir manis di sana. Akhirnya aku putuskan untuk masuk tanpa izin saja. Lagi pula Marvis pernah bilang kalau Agusta tidak pernah mengunci pintunya, tanpa alasan yang jelas. Dalam artian dia hanya mengunci pintu saat mau 'ikeh ikeh kimochi', entah apa itu. Aku tidak paham bahasa tidak jelas seperti itu. Itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD