Pedro POV Berkali-kali aku melirik ke arah jendela terkutuk itu, merasa waswas karena si setan belum menunjukkan aura nerakanya dari pagi. Waktu sudah menunjukkan pukul 17:00. Tanpa sadar aku mengumpat kesal, melampiaskan emosi aku. Melempari barang-barang di atas nakas hingga hancur berantakan. Sama seperti hatiku yang berantakan karena tetangga sebelah rumah itu. Dasar setan b******k! Setelah berhari-hari menjadi penguntit, sekarang dia malah menghilang begitu saja. Lenyap seolah-olah kembali ke waktu di mana kami tidak saling berkomunikasi. "AGUSTA SIALAN!" Aku mengumpat sekali lagi. Bersamaan dengan itu, pintu kamar aku terbuka, memunculkan Ibu yang baru saja pulang kerja. Pakaian dan wajah ibu begitu kusut. Terlihat lelah setelah melewati hari yang sibuk. "Kamu kenapa, Nak?" tanya