Aiden meremas rambut hitamnya kuat. Airi sudah menikah? Ini benar-benar gila! Haruskah dia mempercayainya? Karena bisa saja kan Airi berbohong. Awalnya pemikiran Aiden seperti itu. Tapi setelah membuka kembali berkas Airi dan membacanya dengan teliti dan berulang-ulang, baru Aiden mempercayainya. Airi-nya memang sudah menikah. Aiden mengepal. Mengapa dia bisa tidak menyadari kemungkinan itu? Usia mereka sama, Airi hanya beberapa bulan saja lebih muda darinya. Sangat tidak mungkin ada seorang perempuan yang pintar dan berusia sematang Airi belum menikah. Harusnya dia tahu itu. Harusnya dia sudah memprediksikannya. Hanya saja dia... Hatinya tak ingin memikirkan itu. Dia selalu menanamkan dalam otaknya kalau Airi juga menunggunya. Aiden melempar vas kristal yang berada di meja dalam kama