Missha menemani Mr.Hamilton meeting dengan para Clien dan mengurus beberapa penandatanganan kontrak perusahaan untuk mengadakan kerja sama dengan Hamilton Corp.
Missha cukup pandai dan mengerti apa yang harus dia lakukan sebagai sekretaris.
Ia dengan berat hati melakukan tugas tugas sekretaris .
Sejujurnya ia sangat sedih ..
Bagaimana tidak? Dari sejak kecil sewaktu pertama kali diajak berkunjung ke keluarga Ibunya yang berada di Perancis dengan pesawat, ia sudah bermimpi akan menjadi pramugari.
Dia suka sekali berada didalam pesawat melihat pemandangan dari atas pesawat , entah mengapa hal itu membuat nya tenang.
Sampai terakhir ia berdebat dengan Kakaknya, Vinca.
(Flashback on)
"Sudahlah Sha, jangan jadi pramugari, kau bisa menjadi apa saja, ambil lah jurusan apa saja yang kau inginkan , kakak akan mengusahakan membiayainya tapi jangan pramugari, jika nanti pesawat nya kenapa kenapa, atau seandainya ada kejadian yang lainnya? Bagaimana?
Aku tidak bisa membayangkan itu sha!"
Ini pertama kalinya Vinca tak mendukung adiknya.
"Kak, seandainya itu memang sudah takdir ku untuk meninggal, aku bisa apa? Kakak pikir aku tidak bisa meninggal jika di darat? Atau tidak bisa meninggal jika dilaut? Aku bisa meninggal dimana saja kak.
Itu sudah takdir jika terjadi apa apa.
Jika hanya itu alasan kakak untuk tidak mendukung cita cita ku , aku kecewa kak."
Bantah Missha, ia tahu kakaknya takut jika yang dimaksud kakanya kecelakaan itu adalah meninggal ia mengerti maksud kata kata kakaknya .
Dan akhirnya setelah seminggu perdebatan itu kakaknya pun menyetujui cita-cita Missha sebagai pramugari.
Karna setelah dipikir pikir , benar kata adiknya itu.
Tidak ada yang tahu tentang takdir bukan?
Dan jika ada sesuatu yang terjadi kedepannya berarti itu memang sudah takdir.
(Flashback off)
Tapi sekarang?
Missha terpaksa menjadi sekretaris dari CEO Hamilton Corp ..
Ya, dari pada ia jadi pengangguran dan kakaknya juga jadi pengangguran dan akhirnya hidup menggembel di London.
Tapi tetap saja ia sedikit murung.
Sudahlah dulu ia rela rela berdebat dengan kakaknya, sudahlah dulu kakaknya membiayai Missha masuk kepengajaran Pramugari, sudahlah kakaknya sampai menunda untuk menikah dengan alasan ia masi ingin membiayai Missha untuk hidup di London dikarenakan ia Magang di Hamilton Airline yang berpusat diLondon.
Dan kakaknya membelikan apartemen untuk Missha di Ulangtahun ke-18 nya.
Dan sekarang?
Itu semua cuma cuma karna dia hanya menjadi sekretaris.
Kalau tahu begini dari awal..
Lebih baik dia tidak usah melakukan pengorbanan begitu banyak..
"Val,"
Panggil itu membuat Missha tersentak dan pikirannya terhamburan kemana mana.
Ia bingung, baru kali ini ia dipanggil Val dengan orang lain, biasanya ia dipanggil
'Sha, Miss, Missha, atau bahkan amari' paling tidak orang memanggil nya Ms.Valeriest.
Tapi sekarang Val?
"Ya Sir?"
Tanya Missha, dan menghadap kearah CEOnya itu.
"Tidak ada, hanya menyadarkanmu."
Kata CEOnya itu.
Masalahnya CEOnya itu bingung, Missha seperti murung dan hanya melihat kearah jendela selama perjalanan menuju tempat makan siang,
Ah ya, mereka akan makan siang bersama Christian J Hamilton, Ayah dari Alaaric Hamilton CEO baru dari perusahaan Hamilton.
Begitu sampai di restoran yang katanya Terlezat di London, mereka langsung turun dari mobil dan masuk ke restoran tersebut.
Baru kali ini Missha akan makan di restoran ini, karna Missha tak berani masuk ke restoran ini, walaupun ia diberi uang saku hidup di London lumayan besar oleh kakaknya , sisanya selalu ia tabung, dan walaupun gaji sebagai pramugari itu tergolong besar , selalu ia simpan , hanya ia pakai jika ia benar benar ingin membeli sesuatu.
Makanan saja ia selalu membeli makanan di restoran yang murah atau hanya membeli roti.
Pokoknya semurah murahnya lah untuk membeli sesuatu.
Tapi tidak untuk parfum..
uang lebih yang ia punya akan digunakan untuk membeli parfum dengan wangi seperti yang ia mau, yaitu wangi bunga Lily.
"Dad.."
Kata Alaaric sampai dimeja private itu.
Didepan nya sudah duduk pria tua yang menyesap teh nya.
"Oh son, duduklah."
Jawab pria yang di panggil ayah oleh Alaaric .
Dan Alaaric langsung duduk di kursi tepat depan ayahnya.
"Dan kau? Kau pasti sekretaris baru anakku ya?"
Tanya Christian, ayah alaaric.
"Ah iya Sir,"
Jawab Missha dan menunduk sopan ke arah Christian.
"Duduk lah nak, duduk disamping Ben."
Kata Chris dengan ramah.
"Ben?.."
Kata Missha dengan nada bingung..
"Iya, Ben.
Ah jangan bilang kau tak tahu nama lengkap bos mu ini?"
Tanya Christian dengan kekehan kecil.
"Ah..maaf Sir."
Geleng Missha pelan.
Dia memang tak tahu nama lengkap Bosnya.
Yang ia tahu hanya "Alaaric Hamilton."
Lalu ...Ben nya dari mana?
Missha melirik sedikit kearah Alaaric dengan bingung.
Tapi malah dibalas lirikan tak percaya oleh Alaaric.
Astaga, Missha hidup di zaman mana?
Seluruh gadis mungkin tahu nama Alaaric.
Tapi Missha? Dia bekerja di Hamilton Corp tapi nama CEOnya saja dia tidak tahu.
"Bagaimana dengan nama ku?"
Tanya Chris dengan senyuman guyonnya.
"Ah aku tahu nama anda Sir, Christian James Hamilton,"
Missha sangat tahu pria yang sedang mengajaknya berbicara ini siapa.
Christian adalah pria yang membangun Hamilton Corp hingga sesukses ini.
Christian adalah salah satu panutannya.
"What?!"
Kaget Alaaric, ia tak percaya Missha lebih tahu nama ayahnya daripada ia.
Dan seketika itu ayahnya dan Missha melirik kearahnya.
Christian tertawa meledek ,
Ia bangga dengan orang yang lebih mengenal dirinya dari pada anaknya.
"Son, bagaimana jika sekretarismu, ku angkat jadi sekretaris ku saja? Seperti nya ia lebih mengenalku dari pada dirimu?"
Tanya Christian sok serius terhadap Alaaric.
"Dad!"
Sentak Alaaric kepada ayahnya.