When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Merasa bosan terus berada di dalam toilet, Khanza akhirnya memutuskan untuk keluar juga. Wanita itu berjalan mengendap-endap untuk mengintip terlebih dulu. Tengah fokus mengintip matanya bertemu tatap dengan Dimas. Bola mata keduanya melebar memberikan reaksi keterkejutan. "Khan—" mulut Dimas terbuka ingin mengatakan sesuatu, tapi cepat Khanza menempelkan telunjuk ke bibirnya. Dimas mengerti, sahabat Khanza itu langsung terdiam. Kenzo melirik Dimas dari ekor matanya yang seperti tengah memperhatikan seseorang. Dia mengikuti ke mana arah pandang Dimas. Bibirnya menyunggingkan senyum. "Sayang, kamu ngapain diam di situ? Kemarilah biar Mas perkenalkan dengan klien, Mas." Khanza berjengit. Wanita cantik itu tak menyangka suaminya menyadari keberadaan dirinya. Terpaksa dia berjalan mende