When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Neni bersama temannya keluar dari toilet. Keduanya masih tetap terdengar nyinyirin Khanza sembari tertawa-tawa, seolah-olah yang mereka nyinyirkan itu hal yang lucu. Tanpa mereka sadari telah membuat hati seseorang sakit mendengar nyinyirannya. Kedua wanita penyinyir itu menjauh, suara mereka tak lagi terdengar. Khanza keluar dari bilik toilet. Dia melangkah gontai menuju keruangannya kembali. Ceklek. Handle pintu di dorong Khanza dari luar. Kenzo yang tengah serius dengan layar komputernya mendongak. Pria itu menyunggingkan senyum menyambut kehadiran sang istri. "Darimana aja? Kok, lama banget. Sini—!Duduk di sini," pria tampan itu menepuk pahanya agar sang istri duduk di pangkuannya. Khanza menurut, dia berjalan menghampiri suaminya. Sebuah kantong plastik dia letakan di meja b