Bab 87

1053 Words

"Mari masuk, Khanza. Ini kediaman, Ibu. Kamu tunggu sebentar, Ibu masuk dulu mau ambil kunci kosannya." "Ya, Bu silakan." Sepeninggal Widya, Khanza memindai sekeliling ruangan. Rumahnya terasa asri dan nyaman meski hanya memiliki satu lantai, tapi rumahnya sangat luas dengan dekorasi modern. Mata Khanza terfokus pada sebuah bingkai poto, dimana gambarnya menunjukan dua orang pria tengah duduk menghadap ke danau. Wajah keduanya tak jelas karena sama-sama membelakangi kamera. hanya saja dari punggung tubuh pria itu Khanza seperti mengenali salah satunya. Namun, dia tak yakin dengan apa yang di lihatnya. Tak berselang Widya telah kembali dengan membawakan nampan berisi cemilan. Wanita paruh baya yang berwajah teduh itu meletakkan cemilan tersebut di meja. "Ayo, Khanza silakan di cicip

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD