When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Sayang... Sayang! Sayang, kamu di mana? Mas, pulang nih." Kenzo terus memanggil-manggil sang istri. Mbok Nah, yang tengah menyiapkan untuk sarapan, berlari tergopoh-gopoh menuju sumber suara. Kening dia mengernyit melihat Tuan mudanya seperti tengah mencari-cari seseorang. "Tuan, sudah pulang?" tanyanya sembari mendekat. "Mbok, di mana istri saya? Daritadi saya panggil-panggil dia tidak menyahut. Kemana dia?" bukannya menjawab pertanyaan sang Art, Kenzo malah balik bertanya. "Maksud Tuan, Non Khanza? Bukannya dia bersama, Tuan." "Iya, Mbok siapa lagi? Maksudnya apa bersama saya?" tanya Kenzo mengutarakan keheranannya. "Non Khanza dari kemarin bersama, Tuan 'kan? Dia pamit ke saya mau menyusul ke rumah sakit." Mbok Nah keukeuh masih beranggapan Khanza bersama majikannya. "Tid