When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Seminggu sudah Kenzo di rawat di rumah sakit. Hari itu tiba saatnya dia untuk pulang. Amalia sang mama selalu setia menunggui putra semata wayangnya itu. Seperti saat ini Amalia yang baru selesai mengemasi barang-barang milik dia juga sang putra, di kejutkan oleh suara ponselnya yang nyaring berdering. Amalia membiarkan ponselnya terus berdering. Dia ingin abai sebab tidak mengenali nomor telpon yang masuk. Takutnya orang iseng atau akan menipu seperti yang sudah-sudah. Pernah dia ketipu untuk mengirimkan sejumlah uang ke nomor rekening seseorang, yang mengatas namakan sebuah panti asuhan. Jiwa sosial Amalia yang tinggi tak mampu untuk menolaknya. Dia menggelontorkan sejumlah uang ke nomor rekening tersebut dengan jumlah banyak. Dan betapa Amalia di buat kecewa ternyata nama panti asuhan