When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Drttt, drttt, drttt. Gawai di saku celana Kenzo bergetar. Namun, pria tampan yang masih kelihatan sangat kacau itu mengabaikannya. Dia bergeming masih menatap tespek juga tulisan dalam kertas yang sang istri tulis. Penyesalan demi penyesalan terus menggerogoti hatinya. Bunyi gawai yang terus berulang membuat dia jengah. Dengan sedikit emosi dia ambil gawai tersebut. Deretan nomor tanpa nama berbaris di layar. 'Ckk. Siapa sih ini? Udah tahu gue lagi dalam keadaan kacau seperti ini ada aja yang ganggu.' Kenzo bermonolog. Sedangkan Mbok Nah, wanita paruh baya itu hanya diam menatap sang tuan muda yang tengah prustasi. Kenzo menerima panggilan dari gawainya yang terus berbunyi tanpa henti. Dia berpikir takutnya orang yang akan memberikan kabar penting. [Ya, halo. Dengan siapa ini?]