When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kenzo menghentikan langkah kakinya. Pria tampan itu menoleh pada sang istri yang ketinggalan jauh di belakang dirinya. Dia berpura-pura mengotak-atik gawai agar orang-orang tak curiga tengah menunggu istrinya. Langkah gadis itu semakin mendekat. "Mas, ada apa? Kenapa berhenti?" "Kau jalan duluan, aku menyusul di belakangmu." "Tapi, kenapa?" rasa penasaran yang tinggi membuat Khanza banyak bertanya. "Tidak apa-apa, hanya saja aku lihat kau tertinggal jauh di belakangku. Kau sedang sakit, Sayang. Aku tidak mau kau pingsan dan aku tidak melihatnya." "Oh, aku kira ada apa." Gadis itu kembali melangkahkan kaki, kali ini Kenzo mengekor di belakangnya. Sampai di depan ruang kerja, keduanya segera masuk ke dalam ruangannya. Khanza yang masih merasakan mual ingin memakan sesuatu yang bisa