When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Gavin tersentak, lamunannya buyar seiring suara Khanza yang meminta dirinya untuk gegas menyampaikan maksud dan tujuannya mendatangi gadis cantik tersebut. "Iya, Mbak. Sebelumnya saya minta maaf, jika perkataan saya ini akan menyinggung perasaan Mbaknya. Saya hanya di suruh menyampaikan saja, atas perintah bos saya tentang kejadian yang Mbaknya tadi menggunakan lift khusus para petinggi di perusahaan ini. Untuk lain kali tolong jangan menggunakannya lagi, karena bos saya tidak ingin ada karyawannya yang menggunakan lift tersebut. Di perusahaan ini karyawan telah di beri lift khusus untuk mereka." Gavin berucap dengan raut wajah tidak nyaman. Dia takut Khanza akan berpikiran yang tidak-tidak tentang dirinya. Gadis cantik itu terdengar menghela napas kasar, sungguh dia tidak pernah menya