When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bukannya masuk, Khanza malah berdiri mematung di depan pintu ruangan bosnya. Pria yang ada di dalam ruangan tersebut heran dengan orang yang telah mengetuk pintu tapi, tak kunjung masuk. Dia menoleh matanya menyipit mengingat-ingat wajah orang yang tengah berdiri mematung di depan pintu. Tak mau ambil pusing pria tersebut melanjutkan kembali aktivitasnya, dia bersikap tak acuh pada gadis yang tengah berdiri itu. Tak lama seorang pria datang menghampiri Khanza, dia menegurnya karena gadis itu tak kunjung masuk. Dengan gugup Khanza menoleh kepada pria yang telah menegurnya. "Mbak, kenapa kamu berdiri di situ? Kamu office girl di sini, 'kan? Ayo, masuk lah, bukannya kamu mau mengantarkan minuman itu ke bos mu itu?" "Maaf, Tuan. Mungkin saya salah ruangan. Saya akan mengantarkan minuman i