When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mobil yang di kendarai Gavin sampai di salah satu apotek terbesar yang ada di kota itu. Gavin menghentikan mobilnya di parkiran apotek tersebut. Kenzo yang memang tidak menyadari telah sampai di apotek yang dia perintahkan tadi, keheranan melihat asistennya itu menghentikan mobilnya. Dia yang tengah sibuk dengan ponselnya itu sejenak menghentikan aktivitasnya, dan lantas bertanya pada Gavin. "Kenapa kamu berhenti, Vin. Apa kita sudah sampai di rumahnya kuman itu?" tanya Kenzo sembari menunjuk Khanza dengan dagunya. "Belum, Tuan. Saya mau membelikan obat untuk Khanza dulu sesuai perintah Tuan tadi." "Oh, ya, sudah ini uangnya. Apa cukup?" tanya Kenzo sembari mengulurkan beberapa lembaran merah pada sang asisten. Gavin menerima uluran uang dari Kenzo dia hanya mengangguk saja tanpa men