Arthur hendak berbelok menuju tempat parkir untuk segera pulang, namun langkahnya terhendi dan kemudian tubuhnya diseret dengan kasarnya ke arah belakang gedung satu di kampusnya. Pemuda berkacamata tebal itu merintih sakit saat tubuhnya dilempar begitu saja sampai ia terkapar begitu saja di lantai kotor itu. Kedua orang yang baru saja melemparnya, masih berdiri menatapnya santai dengan tersenyum penuh arti. Sudah siap melakukan serangan pada Arthur. "Kau tahu, Alex sudah beberapa hari ini tidak kelihatan. Aku pun tidak tahu kemana anak itu menghilang," ujar salah satu di antara mereka. "Karena Alex menghilang bukan berarti kau sudah bebas berkeliaran di kampus tanpa mau menemui aku dan juga Anjas." Tambahnya kini berjongkok dan menjulurkan tangan sembari memukul-mukul