BAB 3. THE FIRST TIME

1401 Words
LANJUT FLASH BACK ON BAB 2 “Cium aku sayang!” permintaan Mayang yang ternyata masih larut dalam sensasi yang menyelimuti tubuhnya, “May...” Harlie membingkai wajah gadis itu dengan salah satu tangannya seperti berusaha membuat gadis itu sadar, “Har... Aku nggak marah sama kamu! Aku ... aku...” ucap Mayang terbatah – batah karena bingung sendiri bagaimana menyampaikan maksudnya, “May....” “Har....” Gadis itu memotong, “Aku nggak marah, aku suka dengan apa yang kita lakukan barusan, aku ngerasa cewek yang paling kamu sayang di dunia ini” ucapan itu membuat hati Harlie terenyuh, karena memang itulah adanya. Harlie memang sangat menyayangi Mayang. Gadis itu lalu bergerak, memindahkan posisi tubuhnya ke hadapan Harlie, ia menarik nafas dalam dan panjang sebelum menatap manik laki – laki itu dengan dalam, “Aku ingin menyelesaikan apa yang kita mulai barusan, Har...” ucapan Mayang seolah meminta. Harlie sedikit dibuat terpaku, Mayang meminta mengulang perbuatannya tadi? – sungguh hal itu di luar ekspektasi Harlie, Mayang secepat itu merasa ketagihan atas sentuhan dirinya. Tanpa berpikir dua kali, Harlie memenuhi permintaan kekasihnya itu. Kali ini Mayang membantu, ia melucuti tanktop dan bra nya sendiri. Kemudian mengantarkan kedua tangan Harlie menyentuh ke atas dadanya, ia ingin Harlie segera meremas dan memainkan putingnya lagi. Oh God – benak harlie, ia tidak menyangka Mayang bisa seliar ini, kekasihnya itu seperti... – “hhhsssshhh...” desiran yang keluar dari bibir Mayang tatkala Harlie mulai memainkan lidahnya di aerola kecoklatan itu, Mayang dengan kedua tangannya meremas – remas rambut Harlie mengikuti sensasi sengatan – senagatan nikmat yang bermain dikedua payudaranya, Harlie pun dibuat semakin gelap mata. Tubuh Harlie terasa lebih gerah, ia lalu bergerak membuka sport tee yang menutupi tubuhnya itu, Mayang membantu. Sport tee itu pun lolos dari kepala Harlie, membuat tubuh kekar laki – laki itu terpampang nyata di hadapan Mayang. Gadis itu terdiam sejenak diikuti dengan nafasnya yang tertahan, “Kau suka?” tanya Harlie tersenyum tipis melihat bagaimana Mayang memandangi tubuhnya. Gadis itu mengalihkan tatapannya dan tersipu. Harlie mendekatkan wajahnya menggoda membuat Mayang sedikit bersikap defensif, ia lalu menutupi kedua payudaranya dengan tangannya, “Jangan!” cegat Harlie membuat Mayang semakin malu. Harlie semakin mendekat maju, mendesak tubuh Mayang akhirnya berbaring di atas karpet. Dengan posisi itu, sekali lagi Harlie mengulang apa yang dilakukannya tadi untuk ketiga kalinya. Walaupun dirundung dengan kenikmatan yang luar biasa, Mayang dan Harlie masih sepenuhnya sadar bahwa mereka sedang berada di sebuah kamar kos yang berpenghuni kiri, kanan, atas dan bawah. Jadi sebisa mungkin mereka meredam suara yang mendesak lolos dari bibir mereka. Kali ini situasi terbilang dalam, kejantanan Harlie yang mengeras dan mendesak dibawah sana membawa Harlie memberanikan diri untuk berbuat lebih jauh. Ia mambawa tangan kananya untuk menyentuh area kewanitaan Mayang dari balik celana jeans gadis itu. Mayang tidak menolak – Dengan keamatiran yang dimilikinya, berbekal film – film layar biru yang beberapa kali ia lihat selama ini membawa Harlie memutar otaknya dengan paksa. Ia buat jari – jarinya menekan area sensitif milik Mayang di berbagai titik, hal itu sukses membuat Mayang bahkan melengkungkan tubuhnya, nikmat rasanya. Semakin di desak oleh kejantanannya, Harlie berbuat semakin nekat. Ia menyelipkan tangannya di balik celana itu, setelah sebelumnya membuka kancing dan resleting celana yang terpasang dengan rapat. Kini ia bisa semakin merasakan seperti apa v****a itu, jari – jemarinya  bergerak dengan bebas di balik kain tipis, celana dalam milik Mayang, “Oh Harlie Sayang...” Gadis itu semakin menggeliat, ia tidak mampu lagi menahan beban suaranya. Harlie dengan cekatan menutup mulut Mayang dengan satu tangannya yang sebelumnya bekerja meremas – remas p******a Mayang, “Iya sayang, i love you!” ucap Harlie membuat gadis itu semakin dimabuk kepayang. Ia mengalungkan lengannya ke tengku kekasihnya lalu menarik untuk merapatkan tubuh laki – laki itu, skin to skin akhirnya keringat yang membasahi tubuh Mayang dan Harlie menyatu. Ada yang terasa aneh, tangan Harlie terasa memegang sesuatu yang lembab di bawah sana. Oh... Inikah v****a basah itu? Apa Mayang sudah mengeluarkan cairannya? – begitu banyak pertanyaan berputar di kepala Harlie tatkala tangannya terus menerus melakukan pekerjaannya, memainkan benda yang terasa keras di bawah sana, k******s kekasihnya. Harlie mengingat bahwa hal itu harus terus – menerus dilakukan agar wanita dapat mencapai puncak maksimalnya. Ia tidak menyangka, hal tabu yang kadang ia baca dan tonton secara sembunyi – sembunyi selama ini harus ia lakukan sekarang. Selama ini hal – hal tabu itu ia pikir hanya untuk memenuhi masa pubertasnya saja. Dan dengan mengikuti instingnya lagi, Harlie menyelipkan tangannya. Akhirnya, ia menyentuh v****a seorang wanita secara langsung. Rasa aneh karena lendir itu terasa berserakan dan rasa asing karena ini adalah untuk pertama kalinya ia lakukan. Mayang sepertinya semakin kalut, “Har... it’s feels soo good sayang!” bisik gadis itu yang membawa Harlie sedikit tersenyum. Ia pikir apa yang ia lakukan sedikit berhasil rupanya. Ia meneruskan. Dan pada menit tertentu, waktu Mayang akhirnya tiba, “Iya sayang, terusin... gituin!!!” Mayang seolah menuntun. Sepengingatan Harlie, di saat seperti ini, ritme permainan harus ditingkatkan. Untuk itu, ia menambah kecepatan permainan tangannya. Dan yash... – Tubuh Mayang akhirnya terkulai lemas, dengan bibirnya yang terbuka, mata terpejam dan pinggul yang sedikit tengkat, ada sedikit suara yang gadis itu keluarkan pertanda pelepasan yang begitu nikmat, namun Harlie cekatan membungkam gadis itu dengan ciumannya. Bagaimana dengan Harlie? Harlie lalu berinisiatif mengangkat tubuh ramping itu ke atas ranjang dengan kedua lengan kekarnya. Ia baringkan kekasihnya itu dengan perhalan. Melihat tubuh Mayang yang tidak berdaya membawa Harlie dengan berani melucuti celana jeans dan celana dalam Mayang yang sudah sangat basah. Dan sekali lagi, untuk pertama kali Harlie telah menelanjangi seorang gadis bulat – bulat dan melihatnya secara langsung. Well, laki – laki itu lalu mengungkung tubuh Mayang dan menatap maniek gadis itu, terlihat pupilnya membesar pertanda ia masih melayang – layang. Ia rapikan anak rambut Mayang dengan perlahan, “May...” ucap laki – laki itu berbisik “Aku sayang banget sama kamu!” “Aku mau jadiin kamu milik aku seutuhnya! Aku nggak akan ninggalin kamu, aku janji May!” lanjut Harlie. Namun, Mayang tidak memberi jawaban. Harlie lalu memangut bibir gadis itu, ia sepertinya bisa merasakan kenikmatan apa yang dirasakan Mayang saat ini. Kenikmatan yang juga menunggunya untuk disusul, “May, i wanna making love with you...” Mayang akhirnya berekasi, mata gadis itu balas menatap manik Harlie, “I will give you all my heart and all my life, aku udah nggak bisa nunggu lagi May! Aku janji bakal nikahin kamu!” – Janji itu pun terucap, membawa Mayang menganggukkan wajahnya. Harlie menarik nafas, Mayang memberinya akses. Mayang menyerahkan dirinya. Kejantanan yang terus mendesak dan terasa sesak akhirnya terbebas juga, Harlie melucuti seluruh celananya. Oh tidak, bagaimana anak kuliahan seumurnya bisa seberani ini? – dengan tekat yang sudah bulat, Harlie mendekat, lalu menekuk kedua lutut Mayang, menampakkan pemandangan kewanitaan gadis itu menjadi semakin jelas, Harlie tersenyum. Seluruh pengetahuan tabunya akan ia pergunakan sekarang. Yang laki – laki itu ketahui, bahwa percobaan awal untuk mempersiapkan v****a adalah dengan menggunakan jari, lebih tepatnya jari tengah. Dan Harlie pun melakukannya. Ia membawa jari tengahnya menerobos lubang basah, sempit dan terasa hangat itu. Harlie memainkan jarinya, masuk dan keluar beberapa kali yang ternyata membuat Mayang menggeliat, “hhhaahhh... Harlie” suara Mayang terdengar parau, Harlie tau Mayang tidak meminta untuk dihentikan. Mayang meminta finger playing itu diteruskan, maka Harlie meneruskannnya. Beberapa kali, jari – jemari kaki Mayang melengkung ke dalam menyentuh telapak, ia menempatkan jari – jari tangannya untuk ia gigit sendiri, dan berkali – kali ia memejamkan matanya, sekali lagi gadis itu merasa nikmat. Tidak, kali ini terlalu nikmat. Dirasa cukup, Harlie menghentikan finger playingnya. Ia mempersiapkan kejantannya yang sedari tadi sudah sangat keras dan maksimal untuk disatukan. Disatukan dengan kenikmatan yang katanya tiada tara dan membuat candu. Harlie lalu menekuk lutut Mayang terus membawanya hingga menyentuh perut. Harlie mengamati sejenak dan ia tahu apa yang ia harus lakukan, “Sayang, siap ya!” Mayang mengangguk lemah. Harlie lalu membawa kejantanannya mendekat, dan semakin mendekat. Perlahan ia mendorong masuk di bawah sana, namun tiba – tiba Mayang menggeliat karena sedikit merasakan kesakitan, “Hushh... Husshh... Nggak pa – pa sayang!” Harlie menenangkan. Beberapa saat kemudian, laki – laki itu mengulang lagi, mencoba mendorong dan memasukkan kejantannya kali ini sedikit lebih dalam dan memaksa, tubuh Mayang lagi – lagi menggeliat. Dan hingga pada percobaan kelima, Harlie akhirnya berhasil memasuki diri Mayang seutuhnya, Oh Tuhan, sangat sempit dan begitu hangat! FLAS BACK OFF Harlie meninju – ninju dinding kamar mandi berkali – kali sembari terus masih diguyur air oleh shower. Mengingat semua kejadian hari itu lagi dan lagi, kenangan yang coba ia kubur beberapa tahun terakhir namun hancur seketika dengan munculnya pesan singkat dari Mayang, Untuk apa kau ingin bertemu May? Kau sendiri yang menghancurkan hubungan kita dengan memilih menikahi pria lain!!! – batinnya pilu.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD