BAB 5. ZIDNY JANUAR

1802 Words
Berkutak dengan laptop dan mengolah data yang tidak kunjung habis, Zidny Januar wanita berusia 22 tahun adalah seorang karyawan swasta yang bekerja di salah satu perushaan Food & Beverage terbesar di Indonesia. Ia sudah bekerja hampir dua tahun di sini, pekerjaan yang ia impi - impikan semenjak masih kuliah itu, ternyata bisa membuatnya berada di titik jenuh. Drrrttt drrrrttt... Deringan ponselnya mencuri perhatian, ada nama Leo di sana, pria yang tengah dekat dengannya. Wanita itu tersenyum dan segera menekan tombol hijau, “Halo Leo...” sapanya “Halo Zid, sibuk?” “hmm... nggak kok!” dustanya, setumpuk pekerjaan itu nyatanya membuat kepalanya hampir pecah “Oh gitu, kamu udah makan?” Zidny cukup senang perhatian yang ditunjukkan oleh Leo dalam beberapa minggu ini, mengingat dirinya sudah begitu lama menyendiri “Belum, dikit lagi nih! Kamu gimana? Lagi apa?” Zidny membalas melempar perhatian, “Ini lagi nungguin dospem (dosen pembimbing) aku, sambil nunggu aku keingat kamu, kamu ngangenin, sih!” – goda pria itu “Ih, kamu tuh! Pagi – pagi udah gombal yah!” Zidny kesal dibuat kesem – sem oleh pria itu “Serius, pulang kerja aku jemput yah? Gimana?” – mendengar hal itu, Zidny mengerjap – ngerjap. Ia tidak ingin terlihat gampangan di mata gebetannya itu, baru saja dua hari lalu mereka menghabiskan waktu bersama dan sekarang Leo ingin bertemu lagi? “Em... aku kayaknya nggak bisa hari ini” Zidny mengetahui Leo akan menanyakan alasan, untuk itu ia berpikir cepat “Kenapa Zid?” –ucap Leo seperti sedikit kecewa “Itu... itu, kerjaan aku banyak. Kayaknya bakal aku lanjutin di rumah Leo. Nggak pa – pa kan?” zidny sedikit merayu di akhir kalimat, “Lagian kamu fokus dulu di tesis kamu kan?! Harus cepet – cepet lho kelarnya!” “Hmmm... iya Zid, i will!” ***** Zidny mengingat masa – masa pendekatannya dengan Leoky yang begitu indah dan menyenangkan. Begitu banyak keserasian diantara mereka. Hari – hari setelah jadian yang mereka lalui tak ada satupun tanpa bertemu. Jika sanya sehari lebih dari 24 jam, mungkin saja Zidny dan Leoky akan menghabiskan waktu 30 jam bersama. Terlalu lekat bak lem dan kertas yang tidak terpisahkan. Kini ia harus melewati hari ini sendirian, tepat di tanggal 12 Juni ini adalah hari anniversary hubungan mereka yang ke – empat tahun. Zidny itu kini berusia 26 tahun, time flies so fast – gumamnya kecil seperti berbisik. Ia dan Leoky kini harus terpisah oleh jarak akibat tugas yang dilimpahkan perusahaan kepada kekasihnya. Pria itu bertugas untuk menjalanka project penataan kota di suatu kabupaten di pulau Sumatera. Sudah 7 bulan berlalu mereka melalui hari demi hari hanya dengan Video Call. Seperti sekarang ini, panggilan video call tengah tersambung dengan pria di seberang pulau itu. Dengan sebuah kue yang ada di hadapan Zidny juga foto mereka berdua, perayaan kali ini begitu asing bagi wanita itu, “Sayang, jangan cemberut gitu dong!” Leoky berusaha memperbaiki mood wanitanya “Nggak kok!” jawabnya judes “Kalau gitu senyum dong sayang, dan tiup lilin kita” permintaan Leo. Sesaat Zidny hanya terdiam dengan menatap hadiah yang sengaja dikirim jauh – jauh oleh Leoky, sebuah kalung emas yang berinisialkan namnya “Z”, “Kamu suka?” – Zidny menarik nafas lalu meniup lilin itu segera, sebelum apinya luruh dan membuat blackforest cake itu menjadi hancur berantakan. Dengan perasaan yang sangat kesal, air mata Zidny pun luruh di kedua pipinya, “Aku nggak suka ya kayak gini!” – ucap Zidny dengan penuh tekanan, kentara menahan amarahnya yang memuncah “Zid...” – Leoky berusaha menjelaskan “Pokoknya aku nggak suka!!! Kamu tahu aku nggak bisa jauh dari kamu! Kamu tahu aku nggak bisa LDR, Leo!” ia menghapus air mata itu dengan kedua telapak tangannya, entah sudah keberapa kali wanita itu menangis akibat siksaan jarak antara mereka “Zid... sabar yah sayang! Ini juga aku lakuin untuk kamu, aku ngumpulin duit juga biar cepat bisa nikahin kamu, sayang! Jangan nangis lagi ya...!” – wajah Leoky nampak merasa bersalah, namun Zidny berusaha angkuh tidak perduli, walaupun hatinya meraung – raung ingin segera dipeluk oleh pria ini, ia akhirnya mengalihkan wajahnya, “Zid...” ucap Leoky yang kemudian dipotong oleh wanita itu “Kamu yang denger! Aku nggak peduli apapun itu, aku cuma butuh kamu ada di sini! Kamu bisa nyari kerjaan di sini! Aku yakin kamu pasti bisa dapet kok, kamu kan pekerja keras dan cerdas juga!” “Zid...” Leoky mencoba menginterupsi “DENGER!!!” – suara Zidny akhirnya meninggi, “Aku itu butuh sosok, tauk? Aku butuh kekasih aku di samping aku. Aku butuh dia untuk aku sentuh, aku peluk, aku cium. Nggak kayak gini, hubungan yang lewat daring – daringan, i’m an old version!” lanjutnya “Selama ini, kita ngabisin anniversary kita sama – sama, dan kamu..., kita melakukan hal – hal yang ...” ucapannya terpotong sendiri, lidahnya tidak mampu berucap, ia menunduk menyembunyikan wajahnya yang berlinang air mata, Zidny begitu mendamba sentuhan kekasihnya itu. Melihat hal itu, Leoky sadar akan kekalutan yang ada dipikiran Zidny, “Sayang.... aku juga rindu sama kamu!” Leoky mengacak rambutnya frustasi, “hmmm.. Zid, dengerin aku! Aku rindu nyium tubuh kamu, aku rindu cecapan bibir dan lidah kamu, aku rindu.... you what?!” Leoky menarik nafas sejenak, “Aku rindu desahan kamu, sayang!” nampak mata pria itu kalut dan berkabut, sialan, Zidny memancingnya kali ini! Zidny yang mendengar penuturan itu tersipu malu. Merasa malu karena Leoky paham maksudnya, mengerti apa yang ia inginkan dan butuhkan saat ini. Namun, tiba – tiba saja, Leoky beranjak berdiri menjauhi ponselnya. Belum sempat Zidny bertanya, wanita itu paham melihat gerakan Leoky bermaksud menutup pintu  kamar mess nya, menguncinya rapat. Setelah itu, Leoky berjalan mendekat lagi ke arah ponsel. Diam berdiri sejenak menatap kekasihnya itu dari layar datar, “Zidny, yang harus kamu lakukan sekarang adalah dengerin aku dan ikutin semua apa yang aku perintahkan, oke?” wanita yang tadinya hanya diam itu kebingungan, “Mau apa, Leo?” Pria itu lalu memasang airpod di telinganya terlebih dahulu, “Ini agar orang – orang nggak dengar suara kamu, sayang! We’re gonna s*x phone!” – Wajah Zidny bersemu mendengar hal itu, “Sekarang take your airpod too and put it on your ear!” – Zidny mengangguk lemah mematuhi apa yang diperintahkan oleh kekasihnya. “Bagus... kita pelan – pelan aja sayang!” dimulai dengan pria itu menganggalkan kaos misty polosnya, menariknya ke atas dan meloloskannya dari kepala. Gerakan itu nampak sexy seiring dengan terlihat otot – ototnya secara perlahan, mata Zidnya melihat dari bawah ke atas seiring dengan gerakan tangan pria itu menarik baju, kemudian ia membuang asal kaos tersebut. Leoky setelah menanggalkan pakaiannya, sedikit menggerak – gerakkan kepalanya kiri dan kanan – sedikit peregangan, “Sayang, kamu tahu setiap malam aku ngebayangin kamu sebelum tidur!” – nafas Zidny tertahan, sudah berbulan – bulan ia tidak merasakan deg – degan seperti ini, “Kamu ngebayangin apa?” Zidny coba merespon “Ngebayangin kamu lagi aku rengkuh, lagi aku siksa, dan mendesah setengah mati. I like that visual, i miss that visual!” – Leoky berjalan mendekat ke arah kamera, “Sekarang buka pakaian mu untukku, sayang! Aku merindukan tubuh mu, sangat!!” – Zidny dibuat kalut, Leoky meminta sungguh – sungguh melakukan sexphone, hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dan dengan menarik turun dress sabrina yang bertengger di pundaknya, sekejap saja tubuh Zidny hampir terekspose sepenuhnya, meninggalkan n****e pad yang menutupi kedua putingnya, “Sayang, pastikan dulu pintu kamar kamu kekunci!” – Zidny mengangguk dan berdiri, berjalan mendekati pintu dan memastikannya terkunci rapat. Ketika ia berjalan mendekat lagi, “Berhenti di sana!” – suara Leo terdengar dari airpod di telinganya, “Buka semuanya, talanjang untukku Zidny!” permintaan Leoky karena dari posisi Zidny berdiri beberapa meter dari ponselnya saat ini, membuat Leoky bisa melihat keseluruhan tubuh kekasihnya itu, “Dan juga n****e pad itu!” perintahnya lagi. Wanita itu menurut. Diturunkannya dress itu, dibukanya n****e pad itu dan terakhir menurunkan celana dalam hitamnya, Zidny telanjang bulat sekarang. Leoky menadahkan wajahnya ke langit – langit, betapa merindunya ia akan tubuh kekasihnya yang selalu nampak dan terasa pas baginya itu. p******a kekasihnya yang bulat penuh kini menggantung di salah satu lengan, Zidny mencoba menopang keduanya mungkin agar sedikit nyaman, “Now, close your eyes!” – Zindy menutup mata “Bayangkan, aku lagi ada di samping kamu!” – maka Zidny mengangguk “Then Rib those breast for me!” – dengan mata terutup, Leoky memerintahkan Zidny meremas kedua payudaranya, “Rib them slowly! Remas pelan – pelan sayang, remas senyaman kamu!” – Zidny mencoba melakukan apa yang Leo katakan, “Play with those n****e honey! Play with both of your finger!” – sekali lagi, Zidny menurut. Mengikuti insting kewanitaannya, Zidny berusaha menikmati dan mencari cara agar rasa sesap, geli, dan terangsang yang selalu Leoky hadirkan dulu bisa ia dapatkan kembali, and she did it! “Ssshhhhh...” suara khas wanita kenikmatan akhirnya lolos dari kedua bibir wanita itu. Hal itu sukses membangkitkan kejantanan Leoky di bawah sana. Mulai sesak, meminta untuk dibebaskan “Yah, seperti itu sayang! Terusin kayak gitu, terusin! Bayangin aku ada bareng kamu di situ” – Zidny melakukannya. Di situasi yang sama, kini Leo pun tidak tertutup sehelai benang pun. Kejantanan besarnya menggantung bebas, pria itu perlahan lalu menghelus juniornya, bawah – atas berulang – ulang sambil menyaksikan tubuh telanjang Claudya yang nampak mulai menegang, “Sayang, aku nggak kuat!” - rintihan Zindy “Sayang, ambil ponsel mu! Dan berbaring di ranjang!” – dengan nafas menderu, Zidny membuka mata! Segera mengambil ponselnya walau penglihatannya sedang berkurang – kunang. Segera ia berbaring, matanya tertuju kepada kejantanan Leoky yang sengaja diperlihatkan, “Kau lihat sayang? Ia sangat merindukan mu, merindukan bibir atas dan bibir bawahmu!” – Wajah Zidny semakin merona, ia tahu bahwa Leoky sangat menyukai cara ia mencecap kejantanan besarnya itu, dan juga Leoky sangat menyukai lubang kewanitaannya, selalu sempit dan hangat katanya. “Aku juga merindukannya, sayang!” balas Zidny menggoda, “Sekarang ambil tripod mu! Berbaring dan letakkan ponsel di hadapan mu!” – maka Zidny melakukannya, mereka sudah siap untuk adegan utama. “Buka kaki itu sayang, buka untukku!” – Zidny nampak malu – malu namun menurut, “Good Girl! Sekarang, pakai tangan kiri mu bermain dengan p******a itu, dan yang kanan mainkan v****a mu, untukku!” – Zidny menganga, kalut dengan perintah yang dititahkan oleh Leoky, “Tapi aku belum pernah” maksud Zidny adalah ia belum pernah melakukannya sama sekali, selama ini hanya Leoky lah yang membuatnya o*****e, dan pria itu pula yang mengenalkan perihal hal itu untuk pertama kali, “Dengarin aku sayang, aku tuntun kamu sampai di puncak!” – dengan kekalutannya, Zidny menurut. Ia mengatup kedua bibirnya, sembari mencoba memainkan kewanitannya yang ternyata sudah sangat basah, “Buka lebih lebar sayang, lebih lebar lagi! Aku rindu, pengen lihat jelas semuanya!” – dan Zidny pun melakukannya. Selanjutnya, perintah yang Leoky berikan diikuti Zidny dengan sangat baik, saat ini ia pun berada dalam kegelishan akibat sengatan – sengatan listrik yang mengalir akibat ulah jarinya sendiri. Sedang Leoky, mencoba menikmati semua apa yang saat ini tertonton secara langsung di hadapannya, kekasihnya melakukan o*****e untuk pertama kali. Leoky cukup bangga terlebih, ia yang mengajarkan hal itu kepada Zidny. “Sama – sama sayang!” maka gerakan keduanya pun semakin cepat memainkan tangan dan jari – jemari mereka, ritme meningkat, suhu tubuh meningkat. Ada sesuatu gelombang yang terasa berkumpul pada inti mereka. Dan pada satu gerakan terakhir, gelombang di inti mereka seolah pecah, melepas suatu aliran –aliran  listrik yang menyengat ke seluruh tubuh keduanya, ujung kepala hingga ujung kaki, “Aaakkhhh...” suara keduanya pertanda dipuncak bersama – sama. Tubuh Zindy melengkung menahan deruan gelombang, sedang Leo meluruhkan lahar panas dari kejantanannya. Sexphone pertama mereka nyatanya sukses, anniversary keduanya tetap berlangsung panas meskipun dengan cara yang berbeda.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD