Manaka dan Aaron sedang berbelanja bersama, mengisi kembali kulkas yang sudah lama kosong. Manaka masih tak sadar saja, kalau ajakan Aaron bukan untuk mendekatkan diri, tapi sedang mencoba mengawasi Manaka semakin ketat.
Manaka masih saja santai, ambil bir yang dia mau banyak-banyak. Ambil sake dua botol, ambil rokok dan cumi-cumi kering. “Aku mau makan ini, buat camilan, oke? Kalau hanya ini, boleh, kan?” Sejak tahu Aaron menyukainya, dia makin berani melawan. Lebih percaya diri beradu mulut, tahu kalau aslinya Aaron tak sungguh-sungguh tegaan padanya.
“Ya sudah.” Aaron pun melunak, kalau makanan akan coba ia tolerir. Selama Manaka masih mau menghabiskan seluruh masakannya.
Ketika Aaron sibuk memilih daging, Manaka pergi ke rak lain. Dia teringat akan koleksi daun teh Aaron yang ia bua
