Lia Mas Aji membawa mobilnya berhenti di pinggiran taman kota yang lokasinya tidak begitu jauh dari tempat dia menemukanku dalam kondisi yang berantakan dan sedikit memalukan. Ini salahku, aku yang tak bisa mengontrol emosi juga air mata, membuatku lalai berkendara dan jatuh dari motor sampai tiga kali. Saat ini aku sedang duduk sendirian di salah satu kursi taman dengan selimut tipis berwarna pink muda melilit di pinggangku. Mas Aji pergi, dia bilang ingin ke apotik sebentar, tapi nyatanya sudah cukup lama dia masih belum juga kembali. Sejujurnya, sekarang aku benar-benar merasa malu, sangat malu sampai rasanya aku tak kuasa untuk sekedar mengangkat kepala menatap balik mata Mas Aji yang tadi sempat berkilat marah. Mas Aji hanyalah laki-laki yang belum lama aku kenal, dan kami pun b