Hujan tiba-tiba turun dengan deras sore ini, sangat berbanding terbalik dengan cuaca panas tadi siang. Jalanan mendadak macet, juga mulai terdengar bunyi klakson di mana-mana. Aku masih di sini, di dalam mobil milik Mas Aji, dan kami masih dalam perjalanan pulang. Perjalanan dari rumah makan sampai rumahku yang harusnya bisa ditempuh dalam waktu lima belas sampai dua puluh menit, ini sudah setengah jam, kami masih terjebak macet. Dari tadi aku terus menatap ke luar jendela, menatap kosong apa saja yang ada di pinggir jalan. Otakku sedang buntu jika diajak berpikir, jadi sebenarnya aku sedikit mengantuk. Meski begitu, aku tidak berani memejamkan mata barang lima detik pun. Sebenarnya, sejauh mengenal Mas Aji, dia orangnya