Yura kembali dengan sekantong minuman dingin dalam kemasan, jus jambu. Ia juga membeli beberapa makanan ringan untuk teman-temannya, Mia dan Richard.
Yura sampai di rumah yang disulap menjadi kantor oleh Hilda sang pemilik Cantika Wedding Organiser. Lantai satu untuk menerima para klien, lantai dua itu rapat dan beristirahat.
"Hai, sorry gue lama." kata Yura seraya mengeluarkan beberapa snack dan meletakkannya di atas meja. Kemudian ia mengeluarkan jus jambu dan membaginya rata.
"Lo cuma beli jus jambu?" protes Neli heran, gak biasanya Yura beli jus jambu, samaan semua juga. Richarad menyandarkan dirinya secara enggan ke kursi sandaran yang ia duduki seraya menatap jus jambu itu dengan ekspresi kesal. "Bukannya lo gak suka sama jus jambu?" tanya Neli to the point yang membuat Yura mendelik kesal ke arahnya dan Richard menatapnya heran. Yura kemudian memutar botol jus jambunya dan meminumnya kemudian.
"Enak gini kok dibiang gak suka." jawab Yura seraya meletakkan botol minumnannya cukup keras di atas meja.
"Lo aneh, deh. Padahal lo tahu minuman kesukaan kita-kita, eh malah beli produk yang sama." kata Neli dengan sedikit kesal.
"Biar adil." jawab Yura. Ilham dan Satria tak ambil pusing dengan minuman yang dibawa oleh Yura.
"Silahkan diminum, panas-panas gini emang enak yang seger-seger." kata Satria pada Mia dan Richard yang diacungi jempol oleh Yura.
"Terima kasih." jawab Mia seraya meminum jus jambunya. Sedangkan Richard hanya diam dan mengangguk kecil ke Satria. Hatinya sangat kesal kala Yura dengan sengaja membeli minuman yang tak ia suka sama sekali. Ia tahu Yura sengaja membelinya karena masih kesal padanya.
"Kenapa gak diminum Pak Richard?" tanya Yura tiba-tiba yang langsung membuat Ilham menghentikan penjelasannya kepada Mia dan menatap Yura seperti yang lain menatapnya. Begitupun dengan Richard yang tak menyangka akan mendapatkan serangan pertanyaan seperti itu dari Yura. "Yah emang sih Cantika Wedding bukan WO yang gede dan terkenal kayak Best Wedding or Your Future Wedding. Kami cuma bisa ngasih minuman dingin dan snack ringan saja yang dibeli di minimarket tanpa bisa menjamu klien dengan baik." kata Yura yang langsung membuat Mia menyenggol lengan Richard, sembari berbisik padanya untuk meminum jus jambu sebagai bentuk dari menghargai.
Yura merasa aneh karena Mia tak tahu apa yang disukai oleh Richard dan apa yang gak disukai olehnya. Lucu sekali hal sepele seperti jus jambu, Mia tak tahu kalau Richard tak menyukainya.
Berkat sindiran halus dari Yura dan desakan dari Mia, Richard memutar botol jus jambu tersebut dan meminumnya kemudian. Yura sangat senang karena berhasil menjahilk Richard, wajah Richard terlihat merah padam menahan rasa yang ada di mulutnya, rasa yang sangat ia benci. Dan ia sangat kesal kepada Yura saat ini.
Sejam lamanya Ilham dan Satria menjelaskan konsep pernikahan kepada Mia, Mia pun menimpalinya dengan konsep pernikahan yang ia inginkan. Konsep outdoor yang full bunga, rata-rata para pengantin perempuan menginginkannya.
Yura diam saja selama Ilham, Neli dan Satria berdiskusi dengan Yura. Pun begitu dengan Richard yang memilih memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada calon istrinya, Mia.
Ada perasaan yang aneh saat ini di hati Yura, perasaan yang tak bisa ia definisikan. Jika kesal bahwa sang mantan beneran move on darinya. Kenapa Tuhan mempertemukan mereka kembali dalam suasana pernikahan mantan? Bagaimana bisa?
"Gue ke toilet dulu, ya." kata Yura seraya berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan menuju toilet. Kaca toilet yang cukup luas itu memantulkan wajah Yura di sana. Wajah ayu Yura yang sangat bersih dan rambut lurus indahnya yang selalu ia rawat dan tak pernah absen ke salon itu membuatnya berbeda dari penampilannya dulu.
"Ayo, Yura, semangat! Lupakan masa lalu kamu!" kata Yura menyemangati dirinya sendiri di depan cermin tatkala ia hampir teringat apa yang membuatnya terluka dulu.
Saat ia keluar dari toilet, ia kaget mendapati Richard telah bersandar pada dinding di hadapannya itu. Yura berusaha mengacuhkan Richard dengan mengannggapnya tak ada di sana dan berjalan menjauh dari Richard.
"Jus jambu itu sebuah pesan dari kamu, kan?" tanya Richard dingin. Langkah kaki Yura berhenti dan ia menoleh ke arah Richard.
"Iya. Berharap banget lo dan Mia pindah jasa WO." kata Yura jujur.
"Kenapa? Karena lo cemburu pada Mia, bahwa dia cewek yang gue nikahin?" tanya Richard mengejek. Yura tertawa sumbang mendengarnya.
"Gue malah mau ketawa. Lo ternyata dapat cewek gendut, suka makan dan rambut keriting! Karma banget deh!" kata Yura membalas ejekan dari Richard. Richard menoleh ke arahnya dan memandangnya tajam, ia tak menyangka sama sekaki Yura masih mengingat masa lalu diantara mereka dulu. Alasan yang dilontarkan Richard saat mereka putus. Entah mengapa mulutnya dulu itu ringan sekali mengatai Yura seperti itu. "Tenang aja, Cantika akan memenuhi konsep pernikahan yang kalian inginkan. Jangan kuatir, pak Richard, bagi saya anda bukanlah siapa-siapa lagi. Jadi konsep cemburu yang baru saja anda lontarkan kepada saya sama sekali sekali tidak benar. Lelaki pecundang yang meninggalkan mantan kekasihnya sendirian di tepi pantai, sama sekali bukan tipe saya." kata Yura meluapkan kemarahannya kepada. "Saya menyarankan anda pindah WO, karena kami tak yakin anda bisa bersama Cantika, WO sederhana tak seperti Best or Your Future." imbuh Yura seraya berbalik dan pergi dari sana meninggalkan Richard yang mematung merasa bersalah kepada Yura.
Setelah meninggalkan Yura di tepi pantai seorang diri, Richard hampir menabrak orang dan ia sadar kelakuannya meninggalkan Yura adalah salah. Setelah memastikan bahwa orang yang hendak ditabraknya itu baik-baik saja dan hanya terkejut, Richard kembali ke pantai. Tapi, ia tak menemukan Yura di sana. Richard berlari ke sana ke mari dan ia sama sekali tak menemukan Yura hingga rasa takut bahwa Yura melakukan bunuh diri itu membuat Richard memutuskan akan menunggu Yura di pantai tersebut sampai pagi. Richard sampai tidur di dalam mobil.
Keesokan paginya Richard pulang dan langsung menuju rumah Yura. Di sana ia menunggu Yura keluar rumah dengan harapan dalam kondisi yang baik-baik saja. Tetapi sampai siang, Richard tak melihat tanda-tanda Yura keluar rumah dan ia semakin takut kalau Yura melakukan aksi bunuh diri. Hingga Richard memutuskan untuk mengintai Yura sampai malam dan tetap saja tak ada tanda-tanda Yura keluar dari rumahnya. Ketika memastikan Yura tak keluar dari rumahnya, Richard akan kembali ke pantai dan tertidur di sana dengan rasa sesal di dadanya. Richard benar-benar takut bahwa Yura telah bunuh diri.
Pengintaian yang dilakukan Richard itu sudah menyentuh tujuh hari dan ia akhirnya berhasil melihat Yura di dekat rumahnya. Tapi bukan melihat Yura keluar dari rumahnya melainkan melihat Yura keluar dari mobil ambulance seraya dipapah ssng Mama. Hal itu membuat Richard semakin bersalah meski ia bersyukur menyadari Yura baik-baik saja.