Tambah dekat

1192 Words
Bisa bayangkan ekspresi wajah arka saat itu, kaget tidak percaya sudah pasti. Permainan takdir seperti apa ini. Kenapa bisa begini pikir Arka. Sampai akhirnya bunyi ponselnya berhenti dan Arka melihat Dira sedang tersenyum kearah dirinya. "Ka-kamu ..." ucap Arka gugup. "Iya ..." jawab Dira yakin karena sudah tau apa yg hendak Arka tanya. "Kok bisa?" Tanya arka masih tidak percaya "Entahlah ..." jawab Dira singkat dengan mengangkat kedua bahunya "Maksud saya koq bisa anda mengenali saya? sejak kapan?" "Sejak tadi saya pergi ketemu sepupu saya, lalu dia tanya saya abis ngapain sama Arka Rayyanka kakak kelasnya, disitu saya engeh ternyata bener itu anda. Dan maaf saya lihat tadi anda sedang tidak merasa nyaman ngobrol berdua dengan mba Nia makanya saya balik lagi sambil bawa minuman," Dira menjelaskan kronologinya "Makasih yah, jujur saya memang tadi tidak nyaman saat nia menarik tangan saya untuk menjauh dan ngajak ngobrol empat mata. Saya pikir sudah tidak ada yang perlu dibahas," "Dan terlebih lagi saat dia berusaha peluk anda," "Kamu lihat kejadian itu juga?" Tanya Arka yang masih bingung dengan panggilan 'saya anda' atau 'aku kamu' karena status mereka yang masih dalam tahap perkenalan. Dira hanya senyum, tapi senyumnya dira sudah memberi jawaban bagi Arka. "Jadi, mana sepupu kamu?" tanya Arka "Itu disana, lagi ngobrol sama para guru, kayanya bakalan pulang malem nih kalau begini ceritanya, dia itu kalau sudah ngobrol suka lupa waktu," " Oooo Jadi kamu sepupunya Sultan?" Tanya Arka "Kamu kenal sama Sultan?" "Kenal banget sih engga, cuma waktu sekolah dulu pernah sama-sama jadi pengurus osis dan exskul basket sama dia," "Oooo gitu ..." "Oia kamu bukannya lagi sakit yah?" tanya Arka mengingat terakhir chat mereka siang tadi sebelum Sultan datang dan mengajak Dira ke acara reuni. "Bukan sakit yang parah, cuma perlu istirahat, sebenernya pengen istirahat seharian ini. Tapi tiba-tiba Sultan dateng kerumah dan ngajak aku ke sini," "Jangan pulang malem-malem dan sampai rumah langsung tidur istirahat kalau perlu minum obat atau vitamin dulu agar besok pagi bangun seger," saran Arka yang terdengar seperti perintah untuk Dira. Arka dan Dira sama-sama tidak habis pikir dengan kejadian hari ini. Banyak kebetulan-kebetulan yang terjadi. ___ Hari sudah berganti pagi meninggalkan malam. Dira membuka matanya dan merenggangkan tubuhnya, seperti biasa dia terbangun karena setelan alarm otomatis. Waktunya ke kantor karena kemarin Dira sudah bolos satu hari yang awal niatnya dia mau istirahat total eh malah di ajak Sultan ikut acara reunian. Mengingat acara semalam Dira senyum sendiri, hatinya berbunga-bunga karena telah ketemu dengan Arka walaupun kejadiannya tanpa disengaja. Sikap Arka dan perhatiannya membuat Dira terus memikirkan Arka. Seperti biasa Dira tiba dikantor 30 menit sebelum jam masuk kerja dan selalu Dira pakai untuk mengecek ponselnya terlebih dahulu, cek w******p atau pun sosial media kalau sempat. Saat cek w******p ternyata ada chat dari Arka. "Selamat malam, Dira." "Apa kamu sudah sampai rumah?" "Pulang jam berapa semalam?" "Maaf yah semalam saya pulang duluan tidak sempat pamit sama kamu," "Kamu sudah tidur yah?" "Besok pagi pas sampai kantor sebelum kerja hubungi aku yah," Whaaatttt isi chat sebanyak itu dan dira tidak tau. Semalam setelah selesai mreka ngobrol tidak lama arka ketemu dengan guru favoritnya dan ngobrol seru, Dira pamit untuk ke toilet setelah dari toilet Dira dipanggil Sultan dan ngobrol sama teman-teman Sultan sampai lupa waktu dan beberapa orang meneruskan reuni ke club yang ada di hotel tersebut. Bukannya arka yang pergi tanpa pamit sebenarnya tapi dira yang pergi duluan karena di ajak Sultan ke club bersama teman-temannya, tidak minum-minuman beralkohol, hanya melanjutkan temu kangen saja karena acara di ballroom sudah selesai dari jam sepuluh tapi mereka masih belum puas ngobrolnya. *** Karena merasa tidak enak hati akhirnya Dira telpon Arka. Tuuuttt ... Tuuuttt ... Suara nada tunggu panggilan, tapi tidak di angkat juga sama Arka. Sampai nada terakhir Dira mau tutup ponselnya, ada suara Arka yang masih serak khas orang bangun tidur dan terdengar sexy di telinga Dira. "Hhhmmm ..." suara pertama Arka yang didengar Dira, lucu juga sih suaranya kaya bocah yang kesal dibangunkan pagi, Dira rasa si Arka belum sepenuhnya bangun dan sadar kalau Dira yang telpon. "Selamat pagi pak Arka Rayyanka," sapa Dira, pengen ketawa tapi Dura tahan. "Ck ... ngapain Kamu hubungi saya pagi-pagi begini ... kan sudah sering saya kasih info kalau telpon saya itu liat waktu," jawab Arka ketus, sungguh Arka kira yang hubungi dia itu sekretarisnya. Karena saat angkat ponsel dia tidak melihat id pemanggil. Bagi seorang CEO jam segini tuh masih terlalu subuh untuk bangun apa lagi sampai kantor. Biar staff nya saja yang begitu tidak dengan dirinya. "Kan pak Arka sendiri yang suruh saya hubungi pak Arka setelah sampai di kantor sebelum mulai kerja," balas dira, pengen ketawa tapi takut dosa. Dira yakin benar bahwa Arka benar-benar belum bangun dan nyawanya belum kumpul. Sempat sunyi sebentar krn Arka meneliti suara siapa barusan yang bicara di ponselnya, suaranya beda dengan sari sekretarisnya. Saat Arka melihat id yang tertera di ponsel, sontak auto bangun dan malu sebenernya karena dia kira bukan dira. "s**t!!! ..." dalam hati Arka teriak "Hallo Dira, sorry ... sorry... saya kira sekretaris saya, tadi saya terima telpon ga lihat-lihat dulu siapa yg telpon." Kata Arka disana. Bener dugaan Dira kan ... "Hahahahaha ..." suara Dira ketawa ngakak "ehemm ..." Arka berdehem menahan malu sebenernya "Hehehe ... sorry aku ga tahan untuk tidak ketawa, kamu lucu soalnya" "Untung cuma telpon, bukan videocall, bisa jatuh citra saya. Kamu jam segini sudah sampai kantor ngapain, Dira?" Tanya arka bingung "Bantu officeboy nyapu ngepel lap bersih-bersih hehehe," jawab Dira asal "Aku serius Dira," Arka membawa ponselnya ke toilet sekalian cuci muka, keluar kamar dan meminta bibi buat sarapan untuknya, hanya dengan lambaian tangan si bibi tau maksud tuannya, karena kondisi Arka sedang telp-an dengan Dira ga mungkin dia teriak-teriak. "Aku dua rius ... hehehe ... becanda bapak aarka Rayyanka yang terhormat ... kamu serius sekali jadi orang, aku itu memang seneng ajah sampai dikantor lebih pagi dari pada staf-staf aku. Ga kena macet juga dijalan, iya kan ..." jelas Dira "Iya kamu bener ..." "Hmmm Arka, sudah dulu yah ... aku mau mulai kerja, para staffku sudah banyak yang datang." "Oke ... selamat bekerja yah ... semangat, tar siang kalau saya jemput kamu dikantor untuk makan siang bisa?" Tanya Arka "Boleh, tar kabar-kabari lagi yah. bye." "Oke, bye Dira." yyyeeesss Arka senang sambil joget-joget di kamarnya, tanpa dia sadari di balik pintu ada sosok mama tercinta yang memperhatikan kelakuan anak semata wayangnya itu yang sedang happy. Karena sudah terlanjur bangun dan mata Arka tidak mungkin terpejam lagi, mau tidak mau Arka pun siap-siap berangkat ke kantor. Setelah rapih Arka keluar kamar untuk sarapan bersama sang mama yang sudah duduk manis di meja makan. "Pagi, ma." sapa Arka, mencium pipi mamanya "Pagi juga sayang. Kok tumben yah jam segini udah rapih mau ke kantor, biasanya juga siang." Tanya mama arka "Emang ga boleh yah? kalau aarka ke kantor lebih pagi?" "Ga ada yang larang ganteng ... cuma mama heran ajah kok tumben." "Lagi pengen aja, ma." jawab Arka asal sambil seruput kopi s**u dan makan roti bakar favoritnya. "Ada yang mau kamu ceritakan ke mama?" "Hmmm ... belum saatnya ma ... sabar lah ... nanti yah," "Baiklah, nak. Mama menunggu waktu itu,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD