Tamu yang mengejutkan

1032 Words
Sementara Hilda yang berada di kamar, dia begitu takjub dengan kemewahan kamar yang ada di rumah Ken ini. "Hidup memang aneh, aku pergi dari Indonesia untuk berlibur tidak disangka bertemu dengan keluarganya Ken?" ucap Hilda, dia berbaring di ranjang itu, ranjang yang sangat mewah, tak terasa matanya terlelap, karena ini sudah sangat larut malam, dia tidak peduli lagi dengan masalah di depannya. Ken yang masih merokok, dia berjalan di taman depan rumahnya itu, melihat bonsai, tangga di atas kolam yang di bawahnya terdapat ikan koi, sedikit memberi ketenangan pada dirinya, dia melihat sebuah ruang tamu terpisah, itu adalah paviliun yang biasa digunakan oleh ayah tirinya, sungguh sangat mengejutkan, Ken ketika dia melihat seseorang yang tadi siang ditemuinya bersama Hilda. "Apa? lelaki b******k itu ada di rumahku..? bagaimana kalau Hilda tahu, apa yang akan dia kira?" ucap Ken yang melihat pria arogan yang selalu menghina Hilda itu, mereka baru saja menyelesaikan masalah kesalahan pahaman tadi siang, dan kini orang itu ada disini. Ternyata sang ayah tiri memperhatikan gerak-gerik Ken, dia sekilas menoleh ke arah Ken dan bertemu pandang, lalu langsung membuang muka, ayah tirinya itu tahu kalau Ken ada di sini. "Jadi dia ada di sini?" benak sang ayah tiri, dia terlihat tertawa dan menawarkan minuman serta makanan pada tamunya itu, ternyata pria Arogan itu pun menginap di sini malam ini, besok pagi dia akan memperkenalkannya pada seluruh anggota keluarganya. "Jadi Ken ada di sini?" tanya sang suami pada ibunda Ken, dia tiba-tiba membuka pintu kamarnya dan mengejutkan istrinya. "Sayang kau sudah pulang?" tanya sang istri yang membuka jas suaminya itu. "Putra pembangkangmu itu ada di sini.?"tanya suaminya. "Putra kita, kau berjanji menerima Ken sebagai putramu sendiri bukan? dia datang dengan kekasihnya tadi sore" ucap sang istri yang merupakan ibunda Ken. "Aku akan menganggapnya putraku sendiri kalau dia menuruti padaku, mengikuti semua keinginanku, apa susahnya? daripada menjadi pemberontak yang berkelahi di mana saja, kau tahu anak buahku berkata dia ada di kantor polisi pagi ini dengan gadis yang di bawanya itu" ucap suaminya. "Di kantor polisi? tidak mungkin" jawab sang istri, dia baru bertemu dengan putranya itu sore tadi bagaimana mungkin dia ada kantor polisi. "Gadis itu berselisih paham dengan klienku, kau tahu dia merupakan calon investor ku, besok pagi aku ingin kalian semua ada dalam satu meja, aku ngantuk" ucap suaminya, dia ingin istri dan putra-putrinya sarapan pagi bersama dengan calon investornya itu. "Oh, baiklah aku akan meminta pelayan mempersiapkannya" Jawab Sang Istri, dia begitu tertekan, dengan cara berbicara suaminya yang begitu arogan, dia suka memerintah, paling tidak' pria ini telah memberinya rumah, melindunginya dan menomor satukannya diantara wanita lain. Ken telah masuk ke kamarnya, dia masih berpikir mengapa ayah tirinya memiliki hubungan dengan pria Arogan tadi, dunia ternyata begitu sempit, dia bahkan bisa bertemu dengan lelaki itu lagi di rumahnya, tepatnya di rumah ayah tirinya. KEESOKAN HARINYA... Ken dan Hilda telah datang terlebih dahulu, ke ruang makan, yang sudah di sediakan, kali ini bukan di sebuah ruangan dengan pintu sliding lagi, melain kan dalam sebuah ruang makan dengan meja berbentuk lonjong oval yang muat 20 orang, itu begitu panjang dan besar. Ibunda Ken juga datang begitu juga dengan Sakura, yang datang setelah mereka berdua, pelayan sedang meletakan hidangan untuk sarapan pagi, tapi ini sebuah sarapan yang sangat berat, begitu penuh makanan yang di tata di atas meja ini, membuat Hilda tercengang, makanan segini banyak apakah hanya mereka berempat saja? apakah ini bukan pemborosan sebutannya benak Hilda. "Apakah ini sarapan pagi di rumahmu Ken?". tanya Hilda dia tidak tahu kalau yang sarapan pagi kali ini bukan hanya mereka berempat, melainkan ada ayah tirinya Ken, begitu juga dengan pria Arogan itu. "Ini sarapan pagi ala Ibuku" jawab Ken, dia tidak memberitahukan Hilda kalau dia melihat pria Arogan yang selalu membuat masalah dengan Hilda, dia pun tidak tahu urusan apa pria itu dengan ayahnya. "Sarapan pagi ini sangat spesial karena ayahnya Sakura mengundang calon investor kami untuk bergabung sarapan pagi bersama kita.." ucap ibunda Ken, Hilda mendengar itu, menjadi canggung. "Oh begitu, seharusnya aku tidak bergabung dengan kalian" jawab Hilda dia sangat canggung, seharusnya jamuan sarapan ini tidak menyertakan dirinya. "Jangan terlalu sungkan nak? ini adalah keramah-tamahan keluarga kami" jawab ibunda Ken, Hilda hanya menganggukkan kepalanya, berharap sarapan pagi ini segera selesai dan mereka keluar dari rumah ini, dia tidak berharap banyak untuk terlalu ikut campur dalam keluarganya Ken yang batu di kenalnya itu. Ken sudah tahu apa yang dipikirkan oleh Hilda, pasti dia sangat canggung, ini adalah kesalahannya, seharusnya dia tidak membawanya ke sini, masih dalam kebingungan dan kekakuan yang ada di ruang makan ini, tiba-tiba ayah tirinya Ken datang bersama pria Arogan itu. "Selamat pagi semuanya, perkenalkan ini adalah klien ayah, dia seseorang yang akan menginvestasikan dana pada perusahaan kita, dia adalah "Tuan Van Edmund richardson.." ucap sang ayah tiri. "Tuan Yamato anda terlalu sopan, terima kasih telah menerima ku disini.." jawab pria Arogan itu yang bernama Van Edmund richardson, dia begitu tercengang ketika melihat ke ujung meja, ternyata itu adalah wanita yang selalu berselisih paham dengannya, wanita yang ditemuinya pertama kali di dalam sebuah pesawat, mengapa takdir selalu mempertemukan mereka. Begitu juga dengan Hilda, dia langsung berdiri dan ingin pergi dari sana, "Ada apa ini Ken? mengapa pria ini ada disini?" tanya Hilda, seakan dia di permainkan oleh keluarga ini. "Tenang Hilda, dia bukan tamuku, aku juga sangat terkejut?" jawab Ken, dia memang melihatnya semalam, tapi tentu saja tujuan orang itu kemari, datang ke kediaman orang tuanya tentu saja dia tidak tahu-menahu. Melihat wanita yang mereka sebut sebagai pacar putra tirinya itu, Tuan Yamato langsung meredam keadaan, "Ada apa ini? Tuan Edmund adalah investorku dan kau siapa Nona?" tanya Tuan Yamato. "Sayang, dia adalah tamuku dia adalah temannya Ken"Jawab istrinya Tuan Yamato yang merupakan ibunda Ken. "Ayo silakan semuanya duduk..! mari kita sarapan pagi dengan tenang, masalah kalian masing-masing kita bicarakan nanti" ucap Ibunda Ken, dan semua orang duduk, lalu mulai sarapan dengan sangat tenang tidak ada percakapan di sana, seakan semua orang ini menjadi bisu, sungguh suasana yang sangat canggung, gara-gara pertemuan antara Edmund dan Hilda, begitu juga dengan raut wajah dari Tuan Yamato, dia memang sudah tahu kasus apa yang diterima oleh investornya itu, ternyata dia adalah orang yang akan ditemui oleh Edmund di Jepang ini. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD