Apa kau kekasih putraku...?

1047 Words
Hilda hanya mengikuti arahan wanita paruh baya ini, dia berjalan sementara di kanan di kirinya ada dua orang pelayan wanita yang selalu membungkuk badannya, sepertinya mereka begitu menghormati Hilda ada apa sebenarnya..? sebenarnya siapa Ken..? benak Hilda. "Nyonya besar ini adalah kekasih putra anda!" kira-kira seperti itulah ucapan dalam bahasa Jepang, sementara Hilda tidak paham maksudnya, hal ini terjadi karena dia mengiyakan pertanyaan dari dua orang pelayan yang salah seorang bertanya padanya, ketika tadi mereka membuka gerbang, "apakah kau kekasih tuan muda?" tanya salah satu dari dua orang pria itu, dan Hilda begitu saja mengangguk sehingga Ken melihat ke arahnya dengan keheranan, mengapa dia mengakuinya? Ini adalah hasil dari pertanyaan tadi yang dijawab oleh Hilda, dua orang pelayan membantunya untuk duduk melipat kakinya ke belakang, layaknya etika orang Jepang kalau berbicara dengan orang yang lebih tua. "Aduh bisa keram nih kalau kayak gini" benak Hilda. "Ano? maaf siapa namamu nak?" tanya seorang wanita paruh baya, yang memiliki kharisma yang kuat namun air wajahnya begitu ramah dan murah senyum, tidak seperti wanita yang di sampingnya yang terlihat begitu dingin dan sinis. "Hilda Bu" jawab Hilda singkat. "Di mana kalian bertemu?" tanya wanita ini lagi, Hilda merasa seperti di introgasi, dia sangat canggung apa yang harus dijawabnya dan sebaiknya dia berkata jujur saja. "Kami bertemu di sebuah hotel !" jawab Hilda dengan polosnya, kedua wanita ini saling memandang mereka berpikir hubungan Hilda dan Ken sudah sangat jauh, hingga mereka bertemu di hotel. "Aku ibunya Ken, dan ini adalah kepala pelayan wanita kami, jangan takut aku tidak menentang hubungan kalian, hanya saja Ken jarang sekali pulang !" ucap wanita ini yang mengatakan kalau dia ibunya Ken. "Maaf sepertinya Anda salah paham" jawab Hilda, Belum sempat Hilda menjelaskan hubungan mereka, Ken tiba-tiba membuka pintu dan langsung berbicara dengan bahasa Jepang, Ken berbicara dengan lantang, dan terdengar keras seperti seseorang yang menentang ibunya. "Ibu berhenti bertanya yang tidak-tidak padahal Hilda, aku tidak ingin kalian mengintrogasi nya seperti ini, aku tidak melakukan kesalahan, tolong jangan mempersulit Hilda" kira-kira seperti inilah pertanyaan ucapan dalam bahasa Jepang. "Jangan terlalu takut, sehingga kau melindungi dengan sangat keras, Ibu tidak melakukan apa-apa padanya, Ibu hanya bertanya !" jawab sang ibu, sementara Hilda seperti kambing congek saja di antara mereka, dia tidak paham bahasa mereka, tidak sopan berbicara dengan bahasa lain di depan orang yang tidak paham benak Hilda. "Maaf ? kalau aku merepotkan kalian berdua, aku akan pergi dari sini, dan mencari penginapan" ucap Hilda, yang salah sangka, dia berpikir kedatangannya ditentang oleh ibunya Ken. "Haha, kau sangat perasa nak ? tenanglah.., aku tidak keberatan kau di sini, ini hanya urusan kecilku dengan putraku, bibi siapkan makan siang untuk kami !" perintah sang ibu. "Dan bergantilah..! dua orang pelayan akan membantumu, mereka akan memberikan pakaian khas negara kami kau pernah memakai kimono?" tanya ibunda Ken, dia ingin menyandingkan putranya dengan wanita ini, apakah terlihat kecocokan, Ken yang mendengar ini langsung meneng kas permintaan ibunya. "Ibu berhentilah meminta ini itu, ini sangat memalukan" ucap Ken. "Tenanglah Ken, aku ingin mencoba seperti apa kimono buatan Jepang langsung?" sanggahan Hilda, hal ini membuat dan semakin pusing, bagaimana menjelaskan padanya kalau ibunya mengira bahwa Hilda adalah kekasihnya. "Aduh kamu nggak ngerti !" jawab Ken, sementara Hilda langsung berdiri dan mengikuti kedua orang pelayan itu, dia tetap di ruangan ini, ruangan ini adalah salah satu ruangan untuk menerima tamu istimewa, seperti para pembesar atau keluarga dan kerabat dekat. "Ken? berhentilah untuk menginap di luar, Ibu sudah tua, kau putra ibu satu-satunya, tetaplah disini menemani Ibu" pinta sang ibu, mendengar itu Ken seperti naik pitan. "Mengapa ibu merasa kesepian? bukankah suami baru Ibu orang yang sangat hebat? ibuku menikahi seorang Yakuza, pemimpin para berandalan pembunuh kejam ! ayahku memang seorang perselingkuh, tapi paling tidak sisi baiknya dia bukan seorang pembunuh!" ucap Ken, dengan sangat sinis dan seperti membenci ayah tirinya itu. "Berhentilah berkata seperti itu, dia bukan orang jahat, dia baik pada ibu dia akan melakukan itu pada para penjahat saja, pada mereka yang merugikan bisnisnya dan kelompoknya, lihatlah semua ini diberikan nya untuk ibu, bahkan mengatasnama kan ibu, semua aset miliknya!" penjelasan sang Ibu membela suami barunya. "Jadi sekarang ibu seorang wanita materialistis? apa Ibu tidak tahu dia memiliki wanita lain gadis-gadis muda di luar sana yang disiapkan oleh anggotanya? Ibu sudah tua seperti piala pajangan yang bergelar istri pimpinan?" ucap Ken dalam bahasa Jepang. "Apa yang ayahmu berikan kepada ibumu ini? selain penderitaan? dia menghianati cinta ibu, kepercayaan ibu, semua miliknya diberikan pada wanita itu!, seharusnya kau membela ibumu ini nak? aku membiarkan itu karena Ibu sudah tua, tidak seenerjik gadis-garis muda itu, dan ibu anggap mereka itu selir ayahmu !" pembelaan ibunya. "Dia bukan ayahku !" ucap Ken. "Ya, tapi dia ada lah ayah tirimu ! kau harus terima itu, bahkan kau memiliki adik tiri yang membutuhkan mu, dia sangat menyayangimu menganggapmu sebagai kakak kandungnya.." ucap sang ibu, dan tiba-tiba seorang gadis kira-kira berusia 14 tahun yang duduk di bangku SMP, gadis manis itu terlihat sedih dan takut mendengar ucapan kakaknya itu. "Kakak..? " ucap gadis kecil ini, yang sangat merindukan kakaknya, yaitu Ken, ketika ibunya menikah dengan suami barunya gadis ini masih berusia 2 tahun. "Sakura kemarilah! sapa kakakmu !"ucap sang ibu, dia menarik tangan putri sambungnya itu, bahkan ibunya tidak tahu siapa ibu kandungnya.? suami barunya itu mengambil anak itu begitu saja, dari ibu kandungnya dan meminta ibunya Ken untuk merawatnya. Dan tiba-tiba sakura menubrukkan dirinya dan memeluk sang kakak, Ken memang menyayanginya, sebab merasa senasib dia dibuang oleh sang ibu, sementara Ken dibuang oleh ayahnya demi wanita lain, hati Ken luluh juga, dengan tatapan manis gadis kecil ini. "Kakak? apakah bahasa Indonesiaku sangat jelas? aku ikut kursus bahasa Indonesia agar kita bisa berbicara leluasa..?" ucap sakura. "Gadis bodoh, kita kan bisa berbincang dengan bahasa Jepang !" jawab Ken, dia mengusap kepala adiknya ini yang di kuncir 2, dan mencubit hidungnya. "Aduh..duh..sakit, pokoknya aku ingin pergi ke Indonesia berkeliling Indonesia dengan kakak dan ibu juga ayah..?" Ken mendengar kata ayah, dia seperti keberatan kalau sakura ingin pergi dengannya, seandainya itu hanya Sakura dan dengan ibunya juga, dia pasti langsung setuju. "Hemm..., itu' kita bicarakan nanti ya? kakak mau ngenalin kamu ke temen kakak " ucap Ken, yang mengalihkan perhatian sakura. "Baiklah aku ingin kenal dengan pacar kakak" jawab Sakura. "Ken masih belum bisa menerima ayah tirinya" benak ibundanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD