Kehancuran dan keinginan balas dendam

1045 Words
Sementara Ken sejak semalam mencari keberadaan Hilda, dia telah mengelilingi klub malam yang ada di hotel mewah ini, dan tidak juga mendapatkan kabar dari Hilda, dia sangat takut sesuatu terjadi pada diri gadis itu. Dan berapa kali menghubungi nomor ponsel Hilda, dan hanya berdering saja, dia mendapati tas Hilda masih berada di atas meja yang ada di klub malam itu. "Oh tidak, tas dan ponselnya ada di sini, lalu dia ke mana?" guman Ken, dia bertanya kepada para bartender apakah mereka melihat seorang gadis dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Ken itu, dan tidak seorangpun yang memperhatikan, sebab ini sebuah Klab malam mewah yang ada di hotel bintang 5 ini. Ken semakin khawatir sesuatu terjadi pada Hilda, dia tau persis ini tempat apa, salah sedikit mereka akan memanfaatkan Hilda, dan ternyata apa yang di khawatirkan Ken terjadi, hanya saja dia tidak mengetahuinya saat ini. Sementara di kamar hotel itu seorang dokter wanita datang, atas permintaan sang asisten, dia memeriksa ke adaan Hilda dan menyuntikan obat pereda nyeri, Edmund sangat menyesali perbuatannya, terlebih wanita ini tau siapa yang membuatnya seperti ini. "Bagaimana dokter?" tanya Edmund. "Tenang saja, ini biasa terjadi pada pasangan pengantin baru, ada wanita yang tahan dan ada wanita yang tidak tahan melaluinya, terlebih kalau pasangan prianya sangat bersemangat, saran saya perlahanlah melakukan, tunggu istrimu pulih terlebih dahulu.." ucap sang dokter wanita, dia berfikir mereka adalah pasangan pengantin yang berbulan madu. "Haha...ok baiklah, terima kasih dokter" ucap Edmund, dia tertawa mendengar ucapan dokter yang mengira mereka berdua adalah pasangan pengantin baru, ini memang salahnya sejak semalam dia mengerjai Hilda tanpa henti, dia menghitung dengan jarinya sendiri, dan dia baru ingat sudah 4 ronde dengan durasi yang lama, sementara Hilda tak sadarkan diri. "Ingat, perlahan lah..!" ucap sang dokter sekali lagi, dia sangat prihatin dengan pengantin baru yang tidak tau batasan ini. "Ok, dokter anda jangan khawatir" jawab Edmund, tentu saja dia tidak akan melakukannya lagi, terlebih sudah melihat keadaan Hilda, hasratnya sudah terpuaskan, dan tentu saja saat ini dia kelelahan juga, dia perlu memulihkan tenaganya, setelah pergumulan panas semalam tanpa tidur. Setelah dokter itu pergi, Edmund membersihkan diri, dia bertanya tentang tiketnya pada sang asisten, tentu saja di harus kembali ke Indonesia juga, salah satu cabangnya ada di sana. "Apa kau sudah mendapatkan tiketnya?" tanya Edmund. "Sudah Pak Bos, aku juga membeli tiket untuk wanita itu, aku dengar dia juga ingin kembali ke Indonesia. "Bagus, kini kau harus mencari tau latar belakang wanita ini, dia milikku saat ini, selama dia menuruti keinginan ku" ucap Edmund, dia sudah tau kalau Hilda masih Virgin, dan itu sangat lezat dan dia tau betul hanya dia yang melakukan itu padanya. "Ba..baik Bos" ucap sang asisten, dia bingung dengan keinginan atasannya ini, kemarin dia sangat membencinya, sekarang dia ingin, mencari tau siapa Hilda sebenarnya. Beberapa jam kemudian, Hilda sadar dan di tidak tau kalau ini sudah di dalam pesawat, dan kelas eksekutif VVIP, di sedang tidur dengan melunjurkan kakinya, ketika sadar. "Aku berada dimana? dan di mana ini?" ucap Hilda, seperti orang linglung, dan menegaskan sekali lagi keberadaannya, melihat seorang pramugari bertanya padanya. "Nyonya anda baik-baik saja? ada yang kau inginkan? apa kau ingin makan dan meminum sesuatu?" tanya sang pramugari, dan anehnya pramugari ini berbahasa Indonesia dengan wajah bulenya. Dia melihat si jangkung itu berada di sampingnya kursinya, meski ad jarak di antara mereka, dia melihat hanya ada merek berdua dan sang asisten, berada di ujung sana, sementara kursi lainya kosong. "b*****h, kau menjijikan! kau mengambil keuntungan dariku" ucap Hilda dia melempar air minum di hadapannya itu segelas jus orange, tepat mengenai wajah Edmund, dan hal ini membuat lelaki ini, naik pitan dan menghampiri Hilda. "Hentikan semua ini, atau aku tidak akan segan-segan melakukannya lagi di sini" ucap Edmund yang mendominasi Hilda, pria ini bisa melakukan apapun padanya, terlebih dia masih lemah dan merasakan sakit di sana. "Semua ini akan ku balas, aku tidak akan diam saja, setelah kau merenggut kesucianku!" ucap Hilda dengan sorot mata merah, penuh dengan dendam pada Edmund. "Hahaha..., apa yang bisa kau lakukan..? aku menunggu apa yang hendak kau lakukan padaku" ucap Edmund yang mengejek, kata-kata Hilda. "Kau lelaki kejaaam, ! apa salahku padamu? kau menghinaku, lalu kau melakukan ini padaku, apa salahku? kita bahkan tidak saling mengenal. "karena, karena kau itu sangat menyebalkan?" jawab Edmund terbata-bata, dia pun tidak tau apa salah Hilda, yang jelas mereka hanya saling benci, karena melihat cara makan Hilda saja. "Apa itu masuk akal? untuk melakukan ini padaku? tanya Hilda, dia masih tidak terima, semua ini terjadi padanya,kesucian yang di jaganya selama ini hilang begitu saja, Hilda ingin memberikan itu pada suaminya kelak, bukan di renggut paksa begini, bahkan oleh orang yang tidak di kenalnya. "Hey? apa kau lupa semalam kau lah yang datang padaku, masuk ke room yang ku pesan, lalu berbaring di dadaku" ucap Edmund menyadarkan Hilda. "Tidak mungkin!" jawab Hilda, dia mulai mengingat kejadian semalam, dia berangkat ke alun-alun kota membeli makan malam dengan Anek macam makanan Jepang, lalu mereka berdua pergi ke klab malam pada sebuah hotel, dan dia meminum minuman. itu. Seakan flashback terbayang dalam ingatannya, dia minum lalu, ke toilet dan setelah itu dia tak sadarkan diri lagi, Hilda memegang kepalanya sambil menangis, apakah benar yang di katakan lelaki m***m di depannya ini. "Tidak, aku tidak percaya, aku tidak ingat, kau bohong" ucap Hilda sambil menangis terisak-isak, tidak mungkin dia sebodoh itu, menyerahkan diri pada pria ini, namun pengaruh minuman itu dia sungguh mabuk dan tidak ingat sama sekali. Edmund yang melihat reaksi Hilda yang tidak percaya kalau dialah yang masuk ke ruangan yang di pesan nya itu, dan semua ini terjadi, Edmund meminta sang asisten, untuk mendapatkan rekaman cctv yang ada di klab malam itu bagaimana pun cara. "Dapatkan rekaman cctv semalam, agar di tau bahwa wanita inilah yang datang padaku" pinta Edmund. "Baik pak Bos" jawab sang asisten, dia memiliki koneksi dengan anak buat dari Tuan Yamato, dan hal ini sangat menyenangkan Tuan Yamato, dia tau hal itu sudah terjadi, dan diapun perlu rekaman itu agar putranya Ken, tau wanita seperti apa Hilda itu. Sementara Ken masih di lobby hotel menunggu Hilda, dia berharap gadis itu akan keluar sebentar lagi, tapi setelah melihat jam sudah sore hari, dia percaya bahwa Hilda tidak ada di sini lagi, lalu kenapa dia meninggalkan tasnya dan barang-barangnya di sini..? benak Ken, dia sangat kehilangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD