Racun Dunia

1043 Words
        Sudah sejak lama Dave tidak pernah menganggap wanita sebagai salah satu makhluk yang menghuni bumi. Kalau bukan karena konsep keseimbangan, maka sudah tak terhitung banyaknya Dave memohon agar semesta meniadakan wanita sebagai penduduk dunia. Berawal dari kekejian sang ibu yang mengantarkannya ke neraka j*****m bernama rumah bordil. Menjual dirinya untuk memuaskan nafsu durjana para wanita tua yang tidak pernah berhenti datang ke sana. Menjadikannya gigolo di usia belia,  hanya untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari sang putra. Merusak kehidupan Dave sedemikian rupa, membuatnya menjadi manusia hidup yang tak bernyawa. Memiliki raga tapi tidak dengan jiwa. Lalu berlanjut sampai kekasih yang berhasil ia cintai menamparnya dengan sebuah pengkhianatan.         Perempuan itu terlihat indah, perhiasan dunia paling cantik. Dia juga lembut. Namun siapa yang tahu semua hal tersebut hanya penyamaran sempurna untuk jiwanya yang keji. Semua ketidakberdayaan yang terlihat dari luar hanya untuk menutupi betapa buasnya jiwa yang bersarang di raga makhluk paling ahli dalam hal tipu muslihat ini.         Karena wanita seseorang kehilangan akal sehat. Lantaran mereka seorang raja turun tahta hingga kehilangan harga diri. Oleh kaum hawa inilah bahagia terhapuskan. Sebab perempuan pula seseorang membuang nyawa dengan sia-sia. Sungguh wanita adalah racun dunia yang paling mematikan.         Itulah yang ia pahami semenjak hari itu, hari yang dingin karena hujan turun tanpa henti di malam yang beranjak semakin kelam. Ketika Gracia, mantan kekasihnya menuliskan nominal angka di atas selembar kertas cek dengan ekspresi bahagia. Waktu itu dia baru saja memberanikan diri untuk mengenal cinta, setelah sekian lama mematikan hati, membunuh perasaannya karena perlakuan sang ibu kandung.         Lalu demi memenuhi keinginan sang ibu angkat yang telah berusaha menyembuhkan Dave dari kepedihannya, dia bertemu dengan Gracia. Perempuan  itu cantik dengan cara yang sederhana. Penuh semangat dengan senyum hangat. Persis seperti ibu angkatnya, satu-satunya wanita yang ia kecualikan kepada semesta untuk dilenyapkan. Gracia sangat polos, menyentuh hatinya dengan sangat lembut, sehingga mampu menyatukan kembali hati Dave yang terlanjur menjadi kepingan . Perasaannya yang hancur lebur mulai terobati. Bahagia perlahan menghangatkan jiwanya. Gracia berhasil mengubah pandangannya, membuat Dave menghapuskan kekeliruan tentang perempuan sampai ia tak bisa berkata-kata ketika menyaksikan kejadian ini.         “Lima puluh juta dolar?” Lukas, pria yang telah menyelamatkan Dave dari neraka pemberian ibu kandungnya itu bertanya sambil menatap tajam ke arah Gracia.         Wanita itu terlihat menciut atau mungkin tidak. Karena tanpa merasa malu, Gracia mengatakan, “Kalau anda tidak keberatan, saya menginginkan setengah dari saham Leonidas.”         Dave hampir berteriak, tetapi Lukas  terlebih dahulu menjawab, “Setengah dari sahamku?” Suara orang yang Dave sebut ayah itu terdengar tenang. Namun, Dave bisa menangkap nada menghina sekaligus muak di sana.         Gracia mengangguk, terlalu antusias. Dave mengatupkan rahangnya rapat-rapat, mengepalkan tangan menahan marah. Sebenarnya tidak bisa dikatakan marah juga mengingat satu-satunya hal yang ia inginkan sekarang adalah mencekik Garcia sampai mati.         “Baiklah.”         Gracia terkesiap, tentu saja. Namun Dave lebih tak percaya, Lukas menuruti begitu saja permintaan wanita hina ini?         Dave melihat ke arah Lukas. Meskipun menjadi ayah yang baik, boleh dikatakan sangat baik kepada keluarganya, pria itu adalah seorang pebisnis yang sudah terrlalu lama malang melintang di dunianya. Terlalu handal sehingga terkenal akan reputasinya. Intuisinya tajam, selalu tahu cara menyerang lawan di titik lemah. Lukas juga dilabeli dengan sebutan pengusaha kejam. Dia tak kenal ampun dalam membinasakan musuh. Dan Dave yakin, apa yang tengah dilakukan Lukas sekarang adalah melumpuhkan Gracia. Memberikan angin segar untuk kemudian memusnahkannya dalam badai. Namun Dave tidak menyangka ayahnya tersebut akan langsung memberikan serangan seperti ini kepada Gracia setelah sejak kemarin mendesaknya untuk mencari cinta.         “Kau bisa datang ke kantorku besok, bawa serta pengacaramu.”         “Dengan senang hati, Sir.”         “Sesuai perkataanku, mulai detik ini kau harus meninggalkan putraku.”         “Sesuai permintaan, Anda.” Gracia melebarkan senyumnya. Senyuman yang dulu ia sukai, sekarang tak lebih dari pemandangan yang sangat menjijikkan bagi Dave. “Aku akan meninggalkan Dave.”         Kejadian itu begitu cepat, Gracia diantarkan oleh supir pribadi ayahnya. Perempuan itu tidak menatap lagi kepadanya. Atau memang sejak awal wanita tersebut tidak pernah melihatnya. Wajah Dave mengeras.  Dia dapat merasakan amarah memenuhi setiap rongga tubuhnya. Sialan.  Semestinya Dave tidak lengah seperti ini. Semua perempuan itu sama saja. Melakukan tipu daya untuk mendapatkan keinginannya. Mengeluarkan racunnya hingga membutakan semua yang ada. Benar-benar manusia dengan jiwa yang busuk.         “Ayah.” Dave hendak memohon maaf sekaligus meminta penjelasan, tetapi Lukas terlihat sangat mengerikan dengan tatapan dinginnya. Pria itu menggenggam gelasnya erat seolah ingin meremukkan benda tersebut menjadi serpihan.         “Hancurkan.” Lalu pria itu berdiri, menepuk pelan bahu Dave. “Kurasa sebaiknya kau  tidak perlu jatuh cinta. Mungkin di atas sana, ibumu meledak-ledak mendengarkan saranku ini. “ Lukas terkekeh pelan, kemudian melanjutkan dengan suara sendu yang sarat akan kerinduan terhadap kehadiran isterinya. Hal yang juga dirasakan Dave sebenarnya terhadap ibu angkatnya tersebut.         Masih segar diingatannya, bagaimana Shopia, nama ibu angkatnya yang telah tiada, bersusah payah untuk mengambil hati Dave yang kala itu selalu menghindar dari wanita. Dave selalu menatap perempuan sebagai musuh yang harus dikalahkan. Oleh karena itu kepada Shopia sekalipun ia tak sungkan untuk melayangkan tatapan kebencian. Namun Shopia membalasnya dengan senyuman. Shopia memeluknya ketika tidur, Shopia yang menenangkannya ketika ia takut. Shopia yang merawatnya ketika sakit, perempuan itu satu-satunya yang menghujani Dave dengan kasih sayang tanpa batas.         Lukas kembali bersuara, “Karena keinginan terbesarnya adalah melihatmu jatuh cinta dan bahagia. Tapi aku lebih tidak bisa melihatmu hancur lagi karena wanita.”        Dave terhenyak. Ternyata ayah angkatnya mencintai Dave sedemikian rupa. Dave tersenyum samar, nyaris tidak terlihat karena memang dia hanya menarik sedikit ujung bibirnya. Bagaimana mungkin ia masih mempertanyakan itu, disaat Lukaslah yang telah menyelamatkannya dari tempat terkutuk itu. Kemudian Lukas jugalah yang akhirnya memberikan pelajaran kepada ibu kandung Dave. Dan pria tua ini juga yang telah merelakan isterinya untuk mencurahkan perhatian kepada Dave. Sejak diselamatkan dulu, Dave sudah berjanji pada dirinya sendiribahwa ia akan melakukan apapun untuk membalas kebaikan Lukas dan isterinya. Maka sekali lagi, Dave menegaskan ini dalam hatinya.         Jika dunia berada dalam genggamannya, Dave rela memberikannya kepada Lukas dan Shopia. Bahkan jika diminta untuk memberikan nyawapun, Dave akan langsung menyerahkannya dengan suka cita.         “Terima kasih, Ayah.”         Lukas tidak menjawab, sebagai respons-nya ia meremas pundak Dave sekali lagi.         Dave mengepalkan tangan. Pesan Lukas sangat jelas. Dia sudah pasti akan menyanggupinya. Menghancurkan perempuan itu mudah saja. Lagi pula, bukankah sudah sejak lama Dave menganggap wanita itu hama? *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD