Part 7

2115 Words
Tanpa sadar hari sudah mulai malam. Luna masih berada di Cafe ZERO milik Atlas. Masih ditemani juga dengan Atlas. Banyak hal yang sedari tadi mereka bicarakan. Entah kenapa memang ini adalah awal pertemuan mereka, tapi di sisi lain mereka mengobrol seperti sudah bertahun-tahun bertemubertemu atau kenal. Mereka sangat mudah akrab dan pembicaraan mereka juga cocok dan nyambung maka dari itu mereka selalu memiliki topik untuk di bicarakan berdua. Sementara itu Orion dan Genta masih bersusah payah mencari Luna dan mencoba menghubungi Luna. Namun belum membuahkan hasil. Handphone Luna masih tidak bisa di hubungi. Mereka pun juga sudah berputar-putar mencari Luna, tapi tak mereka temukan. Rumah Ariel dan Tania pun juga sudah mereka datangi, tapi ternyata Luna tidak ada di sana. Luna lo ada di mana sih. Please kali ini aja tolong jangan ngilang kita butuh lo Na. Rigel butuh Lo banget Na. Batin Orion dengan penuh kecemasan. Mereka sudah menghubungi Ariel dan Tania. Tapi tetap saja mereka juga tidak mengejar keberadaan Luna. "Eh udah malem ya Tlas, wah ga nyangka ya ga kerasa waktunya hahah. Ngobrol sama lo seru sih. Next time kita ngobrol lagi ya kudu dan harus pokoknya. Gua harus balik deh. Udah malem juga nih" ujar Luna yang mau berpamitan kepada Atlas Luna di Cafe ZERO sudah mau berpamitan, meskipun Luna tidak tahu mau kemana dia akan pulang. Tempat pulangnya sudah hancur. Rumahnya sudah rusak, tak ada lagi rumah yang nyaman yang menjadikannya tempat untuk pulang. Lagi pula sepertinya Cafe ZERO sudah mau tutup karena beberapa pekerja sudah beberes. Luna melihat jika ada pekerja di Cafe sudah akan menutup Cafe tersebut. "Ah gua kelamaan ya disini. Maaf ya, ngobrol sama lo bikin lupa waktu hahaha" ujar Luna. "Ga papa santai aja Luna. Gua seneng bisa kenal sama lo" ujar Atlas sembari tersenyum. "Apa lagi gua. Lo asik orangnya. Baik lagi. Btw thanks juga ya udah nemenin gua makan di sini. Makasih juga udah mau cerita banyak sama gua" ujar Luna. "Kalo gitu gua pamit dulu ya, udah malem heheh" ujar Luna. "Emm mau gua anter pulang Luna?" tanya Atlas. "Ga usah Atlas, gua bisa pulang sendiri kok. Duluan yaa" ujar Luna tapi di tahan lagi oleh Atlas. Lagian gua juga ga tau Tlas, kemana gua harus balik. Batik Luna. "Kalo lo ga mau balik sama gua, bisa ga kalo gua minta kontak lo? Gua rasa kita bisa jadi temen atau sahabat. Obrolan kita nyambung banget. Besok kalo kita ketemuan lagi gua bakalan ngenalin lo sama temen-temen gua. Gua yakin kalian uga bakalan nyambung" tanya Atlas. "Boleh, mana handphone lo Tlas? Ga sabar buat ketemu temen-temen lo. Kek nya kita itu se frekuensi semua deh" tanya Luna. "Hahaha bener banget Na, jarang ada cewek yang se frekuensi sama gua dan temen-temen gua. Kebanyakan pada cari muka semua sih. Maklum orang-orang ganteng gitu" jawab Atlas. "Yeee pede gila lo pada" jawab Luna. Kemudian Atlas memberikan handphonenya kepada Luna, setelah itu Luna mengetikkan nomor telfonnya. "Ini udah yapp Tlas" ujar Luna. "Okay siapp. Bentar gua telfon lo dulu biar kita sama-sama saling punya nomor" ujar Atlas. Luna pun teringat jika tadi dia mematikan dan mencopot SIM card nya. "Eh handphone gua lagi mati, jadi mungkin ga akan nyambung sih. But serius itu nomor gua kok ga bohong deh" ujar Luna. "Hahahhaha iya gua percaya ko Na. Kan gua ga bilang kalo gua ga percaya Na" ujar Atlas. "Hehehhe yaudah ya gua balik dulu. See you Atlas jan lupa janj lo. Next pertemuan harus sama temen-temen lo juga ya" ujar Luna sembari berdadah ria bersama Atlas. "See you too and be carefull. Siap dah Na, lo kayaknya semangat banget dah mau ketemu mereka hahaha" ujar Atlas. "Tentunya dong Tlas" jawab Luna. Luna pun sudah keluar dari Cafe ZERO dan berjalan tak tau arah. Sampai akhirnya, Luna duduk di sebuah halte bus. Luna melamun memikirkan apa yang terjadi hari ini. Mulai dari kembalinya Bianca hingga perceraian orangtuanya membuat Luna seakan menggila. Untung saja ada hal positif yang Luna temukan hari ini, Atlas. Ya Atlas, si pemilik Cafe ZERO yang ramah dan kebetulan obrolannya sangat nyambung dengan Luna. Atlas dapat membuat Luna sedikit melupakan masalah yang menderanya ketika sedang mengobrol bersama Atlas. Bahkan beberapa kali tadi obrolan Atlas mampu membuat Luna tertawa dengan lepas tanpa memikirkan masalah-masalah yang ada. Namun sekarang semuanya telah kembali, hanya ada Luna disini. Sendiri. Luna sudah mulai memikirkan Rigel lagi. Bagaimana keadaannya, apakah Rigel baik-baik saja. Apakah Rigel makan dengan teratur? Apakah Rigel mencarinya? Tapi seakan ditampar begitu hebatnya Luna menjadi sadar, jika sekarang sudah ada Bianca yang dapat menangani Rigel. Bianca yang dapat membuat Rigel tenang sekaligus membuat Rigel khawatir jika Rigel tidak bersamanya. Cepat atau lambat, Luna yakin. Luna pasti akan dibuang. Luna pun menangis dan melamun dalam diam. Sampai suatu suara membuat Luna tersadar. Suara yang sangat Luna kenali. Suara Genta. "Lun, akhirnya gua nemuin lo. Lu kemana aja kenapa ga bisa dihubungin" ujar Genta yang menemukan pada akhirnya menemukan Luna. Gua sama Bang Orion nyari lo kemana-mana tapi ga ketemu-ketemu. Cuman kalian berdua ya yang nyariin gua. Bahkan Rigel kayaknya udah lupa sama gua hahaha. Minta apa sih lo Na. Sadar. Rigel cepat atau lambat bakalan ngebuang lo kayak s****h. Batin Luna. Dengan segera Genta menghubungi Orion untuk pulang ke rumah karena Genta sudah menemukan Luna. Genta sudah bersama dengan Luna saat ini. "Lu nyariin gua Gen? Kenapa? Kenapa susah payah nyariin gua" tanya Luna yang sudah menetralkan wajahnya dan menghapus air matanya. "Iya lah. Gila kali gua bisa diem aja di rumah dan ga nyariin lo sementara tadi Rigel ngamuk parah dan ga ke kontrol" ujar Genta membuat Luna khawatir. "Rigel ngamuk? Kenapa?" tanya Luna. "Iya karena lo pergi ga bilang-bilang dan ga bisa di hubungin. Dia tadi hampir nyariin lo tapi dengan emosi dia yang ga ke kontrol malah bisa bahayain dia. Jadi tadi dia minum obat dan akhirnya tidur. Tapi tadi sebelum tidur Mama janjiin kalo nanti Rigel bangun ada lo di sampingnya. Please Lun ikut gua ya" ujar Genta. "Tapi kan udah ada Bianca Gel. Kayak yang di sekolah, gua yakin Bianca bisa nenangin Rigel" ujar Luna dengan senyum miris. "Bianca tadi balik duluan karena ada dokumen yang ketinggalan. Selepas Bianca pergi Rigel langsung nyariin lo sampe semua orang di buat kelimpungan" ujar Genta. Jadi Rigel nyariin aku karena Bianca udah pergi. Semakin jelas kalo aku ga ada apa-apanya di banding Bianca. Hahaaha. Luna, Luna berharap apa lo selama ini. Jangan kebanyakan ngehayal deh Lun. Kayaknya lo perlu di tampar deh biar lo sadar seberapa porsi lo di hidup Rigel. Batin Luna. "Ayo Lun gua takut kalo Rigel udah bangun dan ga ada lo. Nanti Rigel bakalan ngamuk lagi" ujar Genta. Mau tak mau Luna pun mengikuti Genta. Saat ini, yang di butuhkan Rigel adalah dirinya. Jadi Luna mengabaikan semua rasa sakit di hatinya, semua rasa sedihnya dan bertemu dengan Rigel. Karena memang tak bisa di pungkiri bahwa Luna juga sangat mencintai Rigel. Luna dan Genta pun menaiki motor Genta dan dengan kecepatan yang tinggi mereka melewati jalan-jalan menuju ke rumah Rigel. Setelah perjalanan selama 15 menit akhrinya Luna dan Genta sampai jugs di rumah Rigel. Namu suara-suars teriakan yang mencekam terdengar dari luar. Mereka masuk disambut dengan suara teriakan dari Rigel. Suara teriakan itu semakin jelas terdengar di telinga Luna maupun Genta yang baru saja datang. "MANA LUNA. KALIAN SEMUA BOHONG YA. KATANYA KALO AKU BANGUN NANTI UDAH ADA LUNA. TAPI SEKARANG LUNA BELUM ADA. AKU MAU CARI LUNA" teriak Rigel di kamar. "MINGGIR SEMUA AKU MAU KELUAR MAU NYARI LUNA" teriak Rigel lagi. Rigel di tahan oleh Orion dan Papanya sementara Mamanya membujuk Rigel untuk tenang. Tapi Rigel tak kunjung tentang. Malahan Rigel semakin berang. "Ta, itu Rigel kenapa?" tanya Luna ketika mereka sudah sampai di depan kamar Rigel dan teriakan-teriakan dari Rigel sangat terdengar dengan jelas. "Rigel ngamuk lagi Na, yang ini masih mending karena ga lempar-lempar barang. Yang tadi sambil lempar-lempar barang Na" ujar Genta menjelaskan. "Tadi Rigel juga kayak gini?" tanya Luna yang dijawab anggukan dari Genta. "Na, kita masuk ya. Gua takutnya Rigel semakin ga bisa ke kontrol" ujar Genta. "Iya Ta" jawab Luna. Mereka berdua pun membuka pintu kamar Rigel dan masuk ke dalam. Rigel, Mama, Papa, dan Orion yang melihat itu pun menjadi sedikit lega. Karena, Luna, orang yang sedari tadi di cari oleh Rigel sudah ada di sini. Sampai akhirnya mereka bertiga dapat tenang dan lega ketika melihat Genta membawa Luna masuk ke kamar Rigel. Melihat Luna yang berdiri di dekat pintu kamarnya membuat Rigel mendekatinya. Rigel pun memeluk Luna dengan erat. Sangat erat seakan-akan Luna akan pergi meninggalkan Rigel jika Rigel tidak memeluknya dengan erat. "Luna sayang kamu kemana aja. Kamu jangan tinggalin aku. Handphone kamu kenapa? Apa handphone kamu rusak? Kenapa kamu ga jawab telfon dari aku. Aku khawatir banget sama kamu Na. Kamu jangan ninggalin aku ya Na. Aku sayang banget sama kamu" ujar Rigel sembari memeluk Luna. "Aku ga kemana-mana Gel. Handphone aku mati batreinya habis jadi ga bisa buat di hidupin. Aku juga lupa ga bawa powerbank jadi aku biarin mati. Maaf ya udah bikin kamu khawatir Gel" jawab Luna sembari membalas pelukan Rigel. Aku seneng Gel kamu masih ada rasa khawatir sama aku, walaupun aku yakin kalo yang ngilang itu Bianca, kamu bakalan nyari Bianca bahkan kalo kamu sakit pun kamu akan tetep nyari Bianca. "Rigel kamu sekarang makan ya dari tadi siang kan belum makan" ujar Mama Rigel sembari membawa piring yang berisi makanan. "Rigel ga lapar mah. Rigel cuman mau sama Luna aja" ujar Rigel yang lagi-lagi membuat mereka semua khawatir. "Biar Luna aja mah yang nyuapin dan bujuk Rigel. Mama istirahat aja. Ini udah malam" jawab Luna sembari meminta piring yang dibawa oleh Mama Rigel. "Gel, kamu makan ya. Biar kamu kuat Gel" ujar Luna. "Ga mau nanti kalo aku makan aku ngantuk. Terus kalo aku tidur kamu nanti bakalan pergi ninggalin aku. Iya kan Na? Aku ga mau kehilangan kamu Na" ujar Rigel. "Engga Gel. Aku ga akan ninggalin kamu. Aku janji Gel. Kamu harus makan ya. Kalo kamu ga makan aku bakalan sedih banget" ujar Luna dengan wajah sedihnya. "Na, kamu ga boleh sedih. Aku ga mau buat kamu sedih. Oke aku bakalan makan, tapi kamu janji kan ga akan ninggalin aku?" tanya Rigel lagi. "Iya aku janji Rigel" jawab Luna. Luna pun langsung menyuapi Rigel dengan telaten. Sementara Rigel sudah mulai tenang dengan keberadaan Luna disampingnya. Andai aja tadi Bianca masih sama kamu, apa kamu bakalan nyari-nyari aku kayak tadi Rigel? Apa kamu bakalan ngamuk dan maksa pengen nyari aku kayak tadi Gel? Kenapa aku ga yakin kalo kamu bakalan ngelakuin itu kalo di samping kamu ada Bianca? Batin Luna bertanya-tanya. "Obatnya diminum dulu ya Rigel biar kamu bisa istirahat dengan nyenyak" ujar Luna. "Aku ga mau minum obat" jawab Rigel. "Kenapa?" tanya Luna. "Nanti kamu pergi kalo aku udah tidur. Aku ga mau kamu pergi" ujar Rigel. "Aku disini Rigel" ujar Luna. "Iya Rigel Luna bakalan ada disini" ujar Mama. "Janji?" tanya Rigel. "Janji Gel, kan akun dar tadi udah janji sama kamu. Aku ga akan pergi Rigel" jawab Luna. Kecuali kalo kamu yang minta aku buat pergi Gel, atau malah kamu yang buang aku. Batin Luna. Rigel pun meminum obat yang terdapat obat tidurnya. Tak lama kemudian Rigel pun dapat tertidur dengan nyenyak. Membuat semua keluarganya, Genta, dan Luna menjadi tenang. Setidaknya, Rigel bisa beristirahat. Setelah Rigel tidur, Luna hanya duduk di samping nya sembari melihat wajah damai Rigel saat sedang tertidur. Aku sayang sama kamu Gel, batin Luna. Tak beberapa lama kemudian, terdengar suara pintu di buka, ternyata itu adalah Mama Rigel. "Rigel udah tidur Na?" tanya Mama Rigel. "Udah Ma" jawab Luna. "Luna, apa Mama bisa bicara sebentar sama kamu?" tanya Mama Rigel. "Bisa mah. Mama mau bicara apa?" jawab Luna. "Mama mau minta tolong sama kamu Na. Semoga kamu mau ya nolongin Mama" ujar Mama. "Minta tolong apa mama? Kalo Luna bisa bantu Luna akan bantu semaksimal mungkn, sebisanya Luna" tanya Luna. "Mama minta tolong kamu jangan pernah ninggalin Rigel ya. Mama ga mau Rigel kayak tadi lagi. Mama khawatir liat Rigel kayak gitu. Mama ga bisa liat anak Mama menderita kayak gitu Na" ujar Mama. "Iya mah, Luna ga akan ninggalin Rigel. Tapi kalo Rigel yang minta Luna buat pergi. Luna akan pergi mah" ujar Luna. Tapi maaf ma, mungkin sebentar lagi Rigel bakal minta Luna untuk pergi. Karena Bianca sudah kembali. Batin Luna. "Makasih sayang kamu masih mau bertahan di tengah-tengah kekurangan Rigel" ujar Mama Rigel. "Iya mah" jawab Luna. "Luna kamu tidur disini aja ya malam ini. Mama takut kalo nanti malem Rigel kebangun dan panik nyariin kamu" ujar Mama. "Iya mah" jawab Luna. Lagian Luna udah ga punya tempat untuk pulang. Batin Luna. Malam itu Luna tidur di rumah Rigel. Tepatnya di sebelah kamar Rigel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD